Suara Merdu Mama Di Handphone

Ratih, seorang anak perempuan smart,pintar dan periang berumur 10 tahun yang mendapatkan beasiswa  di Sekolah Unggulan, berteman baik dengan Eka seorang anak yang baik dan kaya raya. Sudah lama sekali Ratih memperhatikan kalau Eka selalu membawa iPod Nano keluaran terbaru kemanapun Ia berada. Tidak hanya lagu yang Eka dengarkan melalui iPod itu tapi juga murajaah hafalan-hafalan Al Qur'an yang harus Ia hafalkan dari sekolahnya. Disekolah mereka memang ada pelajaran dimana murid-murid mulai kelas 1 harus menghafalkan beberapa surat-surat pendek AlQur'an.

Siang itu Ratih termenung sedih dikamarnya sepulang dari sekolah. Ratih yang periang berubah menjadi anak yang pendiam dan murung hari ini. Sang Mama melihat perubahan ini dalam diri Ratih puteri tunggalnya.

Lalu mama bertanya pada Ratih. "ratih sayang, makan dulu yuk, sejak pulang sekolah tadi kamu hanya termenung sendiri dikamar. apakah kamu sakit?"  


Ratih menjawab dengan menggelengkan kepalanya sambil  berkaca-kaca. Mamapun bingung melihat Ratih seperti ini. "Sayang, ada apa kok kamu menangis? cerita yuk sama mama, supaya mama tahu kesulitan kamu apa".

Dengan ragu Ratih mengutarakan keinginannya kepada mama. "Hmmm, Ma...mama punya uang tidak untuk beli iPod? aku kepingin sekali memiliki itu seperti Eka"  

Lalu mama bertanya kepada Ratih , "Untuk apa sayang? bukankah kamu bisa mendengarkan musik dan lagu dari walkman pemberian Almarhum papamu?"

"Itu sudah kuno ma, aku mau iPod untuk belajar Murajaah kok supaya aku cepat hafal bacaan Al Qur'annya" Jawab Ratih.

Mama tersenyum mendengar jawaban Ratih sambil berkata "Ratih sayang, mama tahu kamu pingin sekali barang itu, tapi kamu harus mengerti keadaan kita sayang. Sejak papa tidak ada kita harus bisa hidup lebih bijaksana, apalagi sebentar lagi kamu akan masuk ke SMP dan butuh biaya yang banyak".

Ratih terdiam sambil menunduk, ia merasa menyesal telah meminta barang yang tidak mungkin diberikan oleh mama pada saat ini.

"Kalau kamu mau, kamu bisa menggunakan handphone mama kok,untuk merekam suara ataupun mendengarkan surat-surat Al Qur'an yang akan kamu hafalkan" Seru mama. 

"betul ma?" tanya ratih tidak percaya karena handphone ini masih baru hasil hadiah doorprize dari kantor mama bulan lalu. "tapi aku tidak tahu caranya bagaimana agar aku bisa mendengarkan ayat demi ayat di handphone itu" kata Ratih.

"mudah kok sayang, Mama bisa download dari internet surat yang kamu mau, lalu ditransfer ke handphone mama ini" Terang mama pada Ratih.
Lalu mama teringat suatu hal dan berkata "Oh ya, kalau tidak salah mama masih punya file surat-surat Al Qur'an milik papamu dulu deh, nanti mama cari di USB Flash milik papamu ya"

*****
Malam itu selesai makan bersama, Mama mengajarkan Ratih cara menggunakan handphone yang telah berisikan surat yang akan di hafalkan oleh Ratih. Untung saja mama tidak gaptek sehingga semua bisa dikerjakan oleh mama sendiri.

"Mama, terima kasih ya untuk handphonenya, aku senang sekali bisa murajaah tiap hari menggunakan ini" Ucap Ratih

"sama-sama sayang, semoga kamu makin rajin menghafalnya ya" kata mama senang.

"Maafkan aku ya ma, kalau sudah buat mama susah. Aku senang sekali di handphone ini bisa mendengarkan ayat-ayat suci Al Qur'an. Dan yang paling aku senang sekali karena disini ada suara merdu mama, ternyata mama pintar mengaji juga ya"  Kata Ratih sambil memeluk mama.

Malam itu Ratih mendengarkan suara mama mengaji di handphone sebelum tidur, Ratih sangat senang sekali bisa mendapatkan barang yang jauh lebih berharga. Ratih pun tertidur diiringi dengan lantunan ayat suci yang sudah mama copy kedalam handphone.

*****

Pagi harinya Ratih bangun dengan lebih semangat dan ceria melebihi hari sebelumnya. Matanya yang besar berbinar diiringi dengan senyumnya yang makin manis. Saat itu memang Ratih tidak membawa handphone mamanya kesekolah,tapi ia cukup senang dengan apa yang ia dapatkan dari mamanya.Ratih makin mensyukuri arti hidup ini. Ratih memang seorang anak yatim karena ditinggal Papanya tapi ia mempunyai mama yang sangat sayang padanya melebihi apapun. Ia akan selalu berdoa kepada Tuhan agar mamanya bisa hidup lebih lama dan menyayanginya lebih lama lagi.

Ratih berjalan menuju kelasnya, dilihatnya Eka sudah duduk dikursi seperti biasanya. Eka adalah teman sebangku dan juga sahabatnya Ratih disekolah. Ratih sudah tidak sabar lagi ingin menceritakan kepada Eka tentang handphone mamanya yang berisi suara mamanya yang merdu.

Ratih menyapa Eka, "Hi Eka, kamu tahu tidak aku merasa senang sekali hari ini, karena mamaku memberikan handphone barunya padaku,yang bisa aku pakai untuk merojaah"

"Oh ya? pantas saja wajahmu terlihat gembira begitu Ratih" kata Eka. "Mana handphonenya? aku mau lihat dong"

"Aku tidak diijinkan membawa handphone ke sekolah Eka, kata mamau aku masih terlalu kecil lagi dan takut hilang atau terjatuh itu akan bahaya" jawab Ratih. "Eka, nanti siang kamu mau main kerumahku? nanti aku tunjukkan handphonenya, kamu juga bisa ikut mendengarkan suara mamaku yang merdu sedang mengaji loh" tutur Ratih.

Eka terdiam dan berkata "Mamamu sayang sekali ya Ratih padamu, aku iri sekali mendengarnya. Beliau begitu perhatian padamu. Seandainya Mamaku tidak sibuk dengan pekerjaannya dan bisa juga merekamkan suaranya untukku, aku akan senang sekali".

Ratih makin bersyukur dan sayang kepada mamanya, ternyata dibalik kekurangan keluarganya tapi masih ada cinta dan kasih sayang mamanya untuk dirinya. Untuk menghibur Eka sahabatnya, ratih merangkul Eka dan berkata "Eka kita kan sahabat, aku akan memperhatikan dan menyanyangimu juga kok, aku tahu mamamu sibuk tapi pastinya beliau tetap sayang sama kamu. Kamu jangan sedih lagi ya. Kamu bawa handphone kan? yuk kita telp mamamu sekarang dan bilang kalau kamu sayang pada mamamu. Mudah-mudahan mamamu akan meluangkan waktu untukmu di hari libur nanti"
Merekapun saling berpelukan dan Ekapun menelpon mamanya.


Artikel ini diikutkan pada Lomba Post Event Workshop Perempuan Menulis dan Blogging Kampung Fiksi, Powered by Indosat


Post a Comment

12 Comments

  1. Huaaa ibunya baik banget ngerekam suaranya sendiri hihi~
    Nanti adikku tak gituin juga apa ya... tak isi HPnya dengan rekaman suara nyanyiku hahaha~

    ReplyDelete
  2. kecanggihan teknologi yang tepat guna ya mbak... terharu... seharusnya seorang Mama tdk mengabaikan begitu saja anaknya dgn hanya diberikan fasilitas yg canggih2...

    waks, aku baru sadar mbak hari ini hari terakhir utk penulisan cerpen ini... hihihi... aku blm buat.. wkwkwkwk *lupa*

    semoga menang ya mbak Lid... a very touching story... :-)

    ReplyDelete
  3. Teehhh, moga2 menang yah. Bagus ko ceritanya. Masih ajah neh konsisten jadi banci kuiz hehhehe

    ReplyDelete
  4. Mbak Lidya jago juga ya nulis fiksi. Hebat... Semoga menang deh.
    Penyelenggaranya kampung fiksi? Wuih.. keren deh. Banyak penulis hebat disana.

    ReplyDelete
  5. Waahhh.. mendapat perhatian dr ibu rmang lebih membahagiakan ya mbak :)

    ReplyDelete
  6. susah memang kalo anak kecil sudah dikenalkan dengan gadget
    kalo sampai dibawa sekolah pasti ada saja yang iri dan minta ke ortunya tanpa tahu fungsi sebenarnya
    beruntunglah kalo anak bisa dikasih pengertian seperti diatas...

    ReplyDelete
  7. Ngakak baca komen Una :D
    Wah... Ada lomba nulis ya...
    Cek tekape ah... :D
    Gudlak ya, Mbak

    ReplyDelete
  8. di sati sisi Ratih pengen punya ipod kayak punyanya Eka, di sisi lain Eka ingin punya mama yang perhatian kayak mamanya Ratih...terharu, bagus mbak. Semoga beruntung dengan kontesnya

    ReplyDelete
  9. wah mbak, cakep nih fiksinya...gudlak ya mbak...

    ReplyDelete
  10. wuuuah..Mbak Lidya makin hebat aja nih jadi penulisnyaa

    ReplyDelete
  11. wah cerita yg indah ttg persahabatan dan kasih mama.

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung dan berkomentar. Mohon maaf semua komentar di moderasi ya