Saat berkunjung ke Semarang kemarin untuk menghadiri pernikahan adik ipar, kami menyempatkan melakukan perjalanan Wisata ke Goa Kreo dan Waduk Jatibarang. Tempat wisata yang terdapat di kelurahan Sadeng dan kecamatang Gunung Pati, Semarang bisa di tempuh kurang lebih 30 menit menggunakan kendaraan pribadi. Mohon maaf sekali belum bisa memberikan rute untuk kendaraan umum saya tidak sempat bertanya kemarin.
Karena wisata kali ini bukan di hari libur jadi tidak terlalu ramai pengunjungnya paling ada rombongan anak-anak sekolah yang sedang berwisata kesana. Wisata murah meriah yang sarat sejarah dan legenda ini bisa dijadikan salah satu tempat tujuan jika kita berkunjung ke kota Semarang. Untuk masuk ke lokasi ini dikenakan biaya Rp. 3.500 untuk dewasa dan Rp. 3.500 untuk kendaraan roda 4.
Untuk menuju ke Goa Kreo pengunjung harus melalui tangga yang cukup banyak, saya sempat menghitung kalau tidak salah ada 104 anak tangga. Menuju ke Goa melalui anak tangga yang menurun ini sih tidak berasa, tapi saat pulang harus melalui anak tangga naik ini cukup melelahkan. Kalau bawa anak-anak jangan lupa bawa topi, air minum dan gunakan sepatu yang nyaman seperti sepatu kets.
Setelah menuruni anak tangga kita akan melewati gazebo, di sini kita bisa beristirahat terlebih dahulu untuk melepas lelah sambil meneguk air minum. Oh ya jangan kaget ya di sekitar lokasi wisata ini banyak monyet yang berkeliaran tapi tidak galak kok asal tidak di ganggu. Lucunya monyet-monyet itu tertarik dengan makanan dan minuman berwarna yang dibawa oleh pengunjung, bahkan ada yang diambil dari tempat sampah. Di atas gazebo terdapat 4 lukisan yang menggambarkan legenda Goa Kreo dan Sunan Kalijaga.
Sedikit cerita legenda dari Goa Kreo yang saya baca di lokasi wisata disana adalah goa tempat semedi Sunan Kalijaga saat membawa kayu jati untuk pembangunan Masjid Demak. Saat sedang beristirahat dengan pengikutnya Sunan Kalijaga didatangi oleh 4 ekor kera berwarna merah, kuning, putih dan hitam yang akan membantu Sunan Kalijaga. Setelah selesai menolong, ke-4 kera ingin ikut dengan Sunan Kalijaga tetapi tidak diperbolehkan, akhirnya empat kera tersebut diberi wewenang untuk ngreho , yang akhirnya sungai dan goa tersebut diberi nama Goa Kreo.
Di sini juga sudah dibangun Wadung Jatibarang sejak tahun 2008 dan diresmikan pada tahun 2014. Waduk ini berfungsi sebagai PLTA dengan luas kira-kira 198 hektar. Air waduk ini berasal dari sungai Krambang yang berada dekat dengan lokasi waduk
Sejauh yang saya lihat lokasinya cukup bersih , ada sih satu dua sampah, tapi itu yang membawanya kera-kera yang ada disana dari dalam tempat sampah. Tapi sayang sekali batu-batu sekitar goa banyak tulisan nama-nama pasangan jadi merusak pemandangan.
21 Comments
Di daerah saya banyak goa yang begini, tapi belum dimanfaatkan dengan baik seperti ini. Padahal para wisatawan sering menjelajah tempat seperti ini.
ReplyDeleteHaha Kalo turun tangga sih gpp ya lid. Balik nya naik tangga jd gempor ya :p
ReplyDeleteAha tempat wisata menarik dekat dengan tempat tinggal yang malah saya ketahui dari jalan-jalannya Jeng Lia. Satu kesatuan tempat wisata ya Jeng. Jembatan menuju gazebonya cantik. Salam
ReplyDeleteJadi kangen jembatan kayak gini di Maros...
ReplyDeleteWah seneng deh kalau lihat tempat wisata tanpa sampah. Semoga makin banyak wisatawan yang sadar pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
ReplyDeleteMakasih Mbak Lid. Jadi ada informasi alternatif tempat wisata di sana. Seru kayaknya ya tempatnya Mbak..
ReplyDeleteAduh..vandalisme yang sepertinya sudah jadi budaya... dipikir jabal Rahma kali pake nulis-nulis nama couple segala *padahal di jabal Rahma juga gak boleh nulis-nulis*
ReplyDeletepaling sebel sama orang yang corat coret nama di tembok atau batu dan sejenisnya di tempat wisata
ReplyDeletewah sekaligus, silaturahm dapet, jalan-jalan juga asiknyaaa :)
ReplyDeleteJadi di Goa Kreo banyak kera ya? Oke lupakan... aku gak akan kesana... takut ama kera soalnya.
ReplyDeleteIni sih akibat trauma waktu ke Bali dulu.. kan ada tuh tempat wisata yang banyak keranya (aku lupa namanya) dan disana aku serem banget waktu tiba2 ada kera nemplok di pundakku... iiiihhhh sereemmm
Aku klo ke smarang jarang wisata, smoga kpn2 bs
ReplyDeletewah seru juga ya jalan-jalan nya, semoga kapan2 bisa kesana dan ikut ngitung 104 tangga nya, hehee....
ReplyDeletedi indramayu ada kota namanya Jatibarang. Sama :D artinya apa ya jatibarang...
ReplyDeleteHarus siap tenaga nih buat jalan-jalan seperti ini ya, apalagi kalo umur sudah tuwir seperti aku, jalan dikit sudah capekk :D
ReplyDeleteAku pernah tuh ke goa kreo. Apesnya, disana malah dikeroyok monyet-monyet binal
ReplyDeletewaaah, keren nih kalau bisa jalan-jalan sama istri, berdua-duaan
ReplyDeleteSemarang itu ternyata punya macam2 obyek wisata ya, taunya cuma yg didalam kota aja sih
ReplyDeleteWah saya belum pernah ke situ. Kayaknya oke.
ReplyDeleteWah monyetnya ngapain tuh, heheheh lagi minum mizone kyaknya ya...
ReplyDeleteAku suka geli kalau lihat kera. Takuk juga. :D
ReplyDeleteDi waduk ada perahunya ngga Mbak Lia? Untuk wisata, gitu. :)
welehhhh aku juga mau nulis ini entah kapan tapi, agustus aku kesitu mbak
ReplyDeleteTerima kasih sudah berkunjung dan berkomentar. Mohon maaf semua komentar di moderasi ya