Jelajah Gizi Bali - Menggali Potensi Gizi di Bali Pulina, Desa Wisata Penglipuran, dan Paon Bali

Jelajah Gizi Bali ini adalah kegiatan edukasi gizi ketiga yang sudah diselenggarakan oleh Sarihusada. Diharapkan peserta bisa melihat secara langsung dan mengenal sumber gizi yang terkandung dari sumber pangan lokal yang akan kami nikmati. Dan bisa menyebarkan kepada masyarakat demi terwujudnya kecukupan gizi masyarakat Indonesia.

Alhamdulillah saya bisa mengikuti perjalanan Jelajah Gizi Bali bersama wartawan dan Blogger pemenang Jelajah Gizi 3 : Makanan Daerah Yang Mendunia. Kegiatan ini tidak hanya jalan-jalan biasa saja tetapi sambil mengksplorasi kuliner dan keunikan khas daerah Bali dengan kandungan gizi yang terkandung di dalamnya.


Jum'at siang tanggal 30 Oktober 2015 kami tiba di bandara Ngurah Rai dibagi dalam dua rombongan pesawat dari Jakarta. Selain blogger, wartawan, tim dari Sarihusada, Tim IMA, Inmark Digital, juga ikut serta Chef Muto "Kungfu Chef', Prof Ahmad Sulaeman, Guru Besar Ilmu Gizi IPB dan Bapak Arif Mujahidin, Head of Corporate Affairs Sarihusada.

Kedatangan kami di bandara sudah ditunggu oleh tour guide dengan berpakaian ala hawaii. Ada yang lucu saat kami datang karena pesawat yang saya tumpangi datang lebih dahulu dari rombongan pertama padahal jadwal penerbangan kami yang kedua dari Soekarno hatta. Sepanjang pernjalanan ini menjadi joke diantara kami.



Karena saat tiba di Bali sudah masuk waktunya sholat Jum'at kami langsung diajak ke Masjid terdekat. Sementara pria menunaikan kewajiban sholat Jum'at, peserta wanita menikmati makan siang Ayam Betutu khas Gilimanuk - Ayam Kampung Asli. Memang sengaja makan siang kami saat itu disajikan dalam lunch box karena setelah sholat kami harus melanjutkan perjalanan ke Ubud.

Sepanjang perjalanan kami dipandu oleh tour guide yang sangat interaktif. Beliau menyampaikan hal-hal penting dan umum untuk kami ketahui. Kami melewati jalan tol pertama yang ada di pulau Bali yang dibangun di atas hutan bakau. Pengerjaan jalan tol ini cukup singkat, hanya memakan waktu selama 10 bulan. Sepanjang jalan tol Nusa Dua - Pelabuhan benoa ada yang unik karena adanya jalur khusus untuk motor.


Bali Pulina - Kopi Luwak


Kami tiba di Bali Pulina yaitu perkebunan kopi dan tempat proses pembuatan kopi luwak yang terkenal hingga ke mancanegara. Menurut penjelasan tim dari Bali Pulina, Pulina artinya Kuno. Jadi Bali Pulina itu sendiri bisa diartikan Bali Kuno.

Kami disuguhkan 8 minuman pada cangkir kecil. Berikut adalah jenis minuman yang ada di Bali Pulina yaitu :
  • Lemon Tea
  • Ginger Tea
  • Ginger Coffee
  • Ginseng Coffee
  • Chocolate Coffee
  • Pure Coca
  • Vanilla Coffee
  • Pure Bali Coffee

8 cangkir minuman di Bali Pulina

8 varian rasa
Menurut Prof Eman kopi itu bisa di bilang baik dan tidak tergantung dari tiap orang yang meminumnya karena akan memberikan efek berbeda. Kopi bagus untuk orang-orang tertentu mencegah kepikunan dan penyakit jantung. Namun untuk orang tertentu justru dilarang mengkonsumsi kopi karena bisa membuat jantung berdebar. Dulu IOC pernah melarang atlet yang akan bertanding minum kopi, tetapi saat ini dikenal sebagai alat bantu meningkatkan metabolisme energi. Yang perlu diperhatikan saat minum kopi adalah jangan minum kopi sebelum mengkonsumsi makanan lain.

Yang paling saya sukai adalah Vanilla Coffee dan Chocolate Coffee. Kami dijelaskan tentang proses pembuatan kopi luwak. Untuk 1 kilo biji kopi disanggrai selama 45 menit. Kopi yag enak dan harum ditentukan dari cara pembuatannya. Kopi luwak memiliki rasa berbeda dan aman di lambung karena luwak bisa merendahkan kafein saat melakukan fermentasi. Karena itulah kopi luwak harganya lebih mahal dibandingkan dengan kopi jenis lainnya. Satu cangkir kopi luwak di Bali Pulina dijual dengan harga 50 ribu rupiah. Dan yang biasa disajikan adalah black kopi.

Proses pembersihan biji kopi dari luwak adalah dengan cara dicuci dan dikeringkan. Biji kopi akan mengelupas dengan sendirinya setelah dikeringkan lalu dipilih yang paling bersih. Luwak yang bisa memproses kopi yang baik adalah luwak yang berumur 1-10 tahun. Di Bali Pulina ada tiga jenis luwak yaitu ketan, injin, dan pandan. Luwak pandan adalah yang mengeluarkan aroma harum dan menghasilkan kopi yang harum pula.

Alamat Bali Pulina
Banjar Pujung Kelod,
Tegallalang, Kec. Gianyar,
Bali 80561, Indonesia


Desa Wisata Penglipuran - Cem cem Loloh



Tujuan kami selanjutnya adalah Desa Wisata Penglipuran yaitu salah satu desa adat. Desa ini sudah ada sejak 700-an tahun yang lalu berada di Kabupaten Bangli dan penduduknya berasal dari daerah Bayung Gede di Kintamani. Nama penglipuran berasal dari kata Pengeling Pura yaitu tempat suci untuk mengingat leluhur.

Rumah-rumah yang ada di Desa Wisata Penglipuran mempunyai bentuk yang sama. Masing-masing rumah juga mempunyai Pura untuk mereka bersembahyang. Mereka boleh berjualan namun bentuk rumah harus tetap dipertahankan agar desa tetap terpelihara. Kami berkunjung ke rumah nomor 21, oh ya memang sebelumnya sudah ditentukan rumah mana yang bisa dikunjungi oleh pengunjung.


Seru ya lihat jalanan lurus dan rumah-rumah di sisi jalan apalagi hawanya yang sejuk bikin betah tinggal di desa ini. Di sediakan pula home stay untuk pengunjung yang mau menginap di Desa Penglipuran. Di desa ini kami disuguhi minuman cem-cem lolohan yang terbuat dari daun cem-cem. Rasanya segar dan agak asam sekilas mirip rasanya dengan daun kedondong. Lebih nikmat diminum dalam keadaan dingin. Karena tanpa bahan pengawet maka penyimpanan loloh harus dalam lemari es.


Daun cem-cem mempunyai khasiat sebagai anti oksidan dan menambah rasa kebugaran. Bisa juga dipergunakan menghilangkan bau amis saat memasak ikan.

Paon Bali - Es Kuwud, Sate Lilit dan Lawar



Akhirnya kami tiba di Paon Bali, karena tiba sudah malam maka tidak bisa menikmati keindahan ubud. Kami disambut oleh pemilik Paon Bali yaitu Ibu Puspa dan Pak wayan, serta Chef Muto. Sudah kenal dong Chef Muto sang Kungfu Chef yang terkanal itu. Biasanya saya hanya bisa melihat dari layar tv tapi kali ini bisa melihat secara langsung bahkan bercanda dan ngobrol langsung. Orangnya suka joke dan ramah.

Chef Muto mengajarkan kami membuat tiga menu masakan melalui cooking demo.  Tiga menu tersebut adalah es kuwud, lawar dan sate lilit. Setelah diajarkan kami pun praktek langsung membuat lawar dan sate lilit. Ibu Puspa dan Pak Wayan juga turut serta saat mengajarkan bumbu yang akan digunakan untuk memasak.

Es Kuwut

Es yang terdiri dari sirup, melon, selasih, jeruk nipis, dan kelapa muda plus airnya. Saya jadi tahu cara menyajikan es kuwut dalam sebuah gelas agar terlihat estetikanya. Sirup disimpan dibagian paling bawah gelas kemudian baru dimasukkan es batu. Bahan lain bisa disimpan di atas es batu.



Lawar

Makanan yang biasa dijasikan sesajen saat upacara adat ini mempunyai nilai gizi yang tinggi karena terdiri dari paduan sayuran dan daging. Bahan bakunya terdiri dari lawar ayam (ayam cincang), kacang panjang yang diiris kecil-kecil, nangka muda, kelapa parut dan bumbu rempah. Cara membuatnya juga mudah tinggal dicampurkan semua bisa menggunakan tangan atau sarung tangan saat mengaduk.


Sate Lilit

Sate lilit sebagai salah satu ikon kuliner tradisional Indonesia bisa dibuat dari bahan dasar ayam atau ikan sesuai selera. Kami diajarkan membuat sate lilit dari ayam cincang lalu diberi parutan kelapa, santan dan bumbu genap (bumbu khas Bali yang terdiri dari banyak bahan dan rempah bisa digunakan untuk bumbu membuat lawar).





Tum (Pepes)

Saya juga menikmati Tum yang disajikan oleh Ibu Pupsa. Pepes ini terbuat dari jantung pisang yang direbus, dan diberi daging dimasak menggunakan santas serta diberikan parutan kelapa muda atau biasa disebut GOH. 


Setelah selesai demo masak kami pun menikmati hidangan yang sudah disediakan oleh Paon Bali. Walaupun jalan masuk menuju kesana agak jauh dan harus menggunakan kendaraan kecil tapi banyak turis asing yang makan disana.

Alamat Paon Bali
Laplapan Village
Ubud Gianyar
Bali
80571
Indonesia
Mobile Phone Number:  +62 81 337 939095
http://www.paon-bali.com


Istirahat di Hotel Grand Sunti

Akhirnya kegiatan kami hari itu selesai semua, kami siap beristirahat dan menyiapkan kondisi agar fit dikegiatan esok hari. Kami menginap di Hotel Grand Sunti Jalan Raya Pengosekan, Ubud Gianyar.


Berikut rangkuman kandungan gizi dari makanan lokal Bali yang sudah saya santap 



Post a Comment

27 Comments

  1. Asyik ya, Mbak... Jalan-jalan sambil nikmatin kuliner...
    Oiya, sate lilitnya itu enak ya,Mbak? Jadi laper...

    ReplyDelete
  2. enaknyaaaaa.... trus aku jadi pengen makan pepes, dong mbaa..

    sukses kompetisinya ya mba lid :D

    ReplyDelete
  3. Aku langsung melek liat kopi. Bali Pulina recomended nih buat dikunjungi nanti pas ke Bali lagi *catet di notebook*

    ReplyDelete
  4. wuih..asik dan enaknya acara dan makanan yang kau nikmati, Mak....pengen akoohh...jadi pengen ke Bali euy...

    ReplyDelete
  5. selamat sudah menang ya mbak Lid...

    * es kuwut terkenal juga lho di Semarang dan sate lilitnya itu bikin laperrr... :)

    ReplyDelete
  6. Cem-cem an itu kayak cincau gak mbak?
    atau kayak dodol ager :D

    ReplyDelete
  7. Seru banget Mbak Lia. Ke Bali rame-rame dengan berbagai kuliner unik plus kopi luwak gitu lho...:)

    ReplyDelete
  8. Kayaknya sering deh dengar nama faun cem2an..tapi bukan buat diminum sih...lupa buat apa

    ReplyDelete
  9. Kapan kita jalan2 lagi ya? Heheee

    ReplyDelete
  10. Pulau dewata memang tiada duanya hingga saat ini, bahkan terkadang orang luar lebih tahu Bali ketimbang Indonesia sendiri.

    ReplyDelete
  11. saya jarang banget makan masakan Bali. Jadi lapeeerr :D

    ReplyDelete
  12. Ah.. seruuu.. bener-bener jelajah gizi ya Mbak.. Kalau daun cem-cem rasanya mirip daun kedondong berarti rasanya seger dong? ^^

    ReplyDelete
  13. Aku naksir es kuwutnya itu, segeerrrr :D

    ReplyDelete
  14. kopi luaknya yang amat menggoda mbak..aku pengen merasakan kopi luwak...

    ReplyDelete
  15. Glek, lagi gerah gini liat es kuwut, pingiiin

    ReplyDelete
  16. wah kopi!
    tapi lambungku ga kuat sama kopi yang aneh-aneh :))

    ReplyDelete
  17. Belum pernah nyoba ginger tea, kayak apa ya rasanya?

    ReplyDelete
  18. Aaaah ya ampuun makanannya bikin gnileeer. Itu cem-cem kaya kapa ya buahnya? Daun kedondong aja aku ga pernah liat kayak apa bentuknya, giman amau bayangin rasanya cem-cem? :D :D :D

    ReplyDelete
  19. Banyak ya makanan khas Bali. Yang pernah aku cicip cuma sate lilit. Itu pun yang abal2 di Bandung. Yang asli mah belom pernah nyoba. :D

    ReplyDelete
  20. wah asik ya mak, jelazah gizi, jelajah wisata juga...sukses lombanya...

    ReplyDelete
  21. suka banget ama desa penglipuran, tertata rapi dan teduh

    ReplyDelete
  22. wkt ke Bali, blm semua aku cicip2i.....

    ReplyDelete
  23. itu makanaaaaan....tidaaak...bikin gelegekan asli hehehehe

    ReplyDelete
  24. Es kuwud sering aku bikin sendiri di rumah, gegara dulu pas di Denpasar setiap hari jajan ini di pasar Sukowati. Padahal nginap cuma lima hari, hahahaaa

    ReplyDelete
  25. waah ikut jelajah gizinya sari husada. selamat ya mbak... pokonya kalo ke bali pingin coba yang cem-cem sama sate lilitnya...

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung dan berkomentar. Mohon maaf semua komentar di moderasi ya