Gambar Babysitter di atas adalah sebagai pengganti peranan induk orang utan dengan memberikan kasih sayang, merawat hingga mengajarkan anak orangutan supaya bisa hidup mandiri. Orang utan yang hidup di Kalimantan ini jenis Pongo pygmaeus memiliki rambut kemerahan ini memilki wajah cute ya. Tapi sayang sekali populasi Orangutan di Borneo hampir punah menurut data The World Conservation Union) untuk itulah perlu dilestarikan melalui konservasi dengan dukungan dari berbagai pihak yang ada.
Melalui Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF) yang didirikan pada tahun 1991 melakukan Rencana Aksi dengan partisipasi publik yang didasarkan pada kesadaran, kepedulian dan cinta terhadap alam ikut menjaga populasi Orangutan di Kalimantan. Saat ini BOSF telah merawat hampir 750 orangutan di Kalimantan.
Dalam hal konservasi ini BOSF didukung oleh PT. Bank Central Asia Tbk (TBK) yang mewujudkan kepedulian pelestarian habitat satwa yang dilindungi untuk kegiatan pelepasliaran orangutan di Hutan Kehje Sewen, Kalimantan Timur. Ini merupakan salah satu bentuk CSR yang diberikan oleh BCA melalui Bakti BCA yaitu Solusi Sinergi.
Dukungan BCA terhadap pelestarian sejak tahun 2012 tidak hanya orangutan saja tapi juga melakukan pelestarian kawasan penyu yang dilakukkan bersama organisasi lingkungan World Wide Funds for Nature (WWF) di Pangumbahan, Jawa Barat.
Penyerahan donasi senilai Rp200 juta untuk pelepasliaran orangutan di hutan Kehje Sewen ini diserahkan langsung oleh Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja kepada CEO BOS Foundation pada tanggal 24 Juni 2016 lalu di Menara BCA, Jakarta.
Mengurus orangutan agar anak-anak nantinya tahu bahwa ada orangutan. BOSF merupakan perusahaan non profit atau NGO bukan pemerintah dan bukan bisnis. NGO meminta dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Tujuannya tidak untuk diri sendiri tapi indonesia dan seluruh dunia. Apabila orangutan di Kalimantan tidak adalagi tapi maka yang bersalah adalah orang Indonesia dan yang akan mengalami kerugian adalah seluruh dunia, karena anak-anak di masa yang akan datang tidak akan lagi megenal orangutan. Bantuan yang diberikan oleh BCA menjadi contoh yang baik bagi bangsa Indonesia . menunjukkan bahwa bisnis di Indonesia juga care.
Diharapkan dengan adanya kerjasama antara BCA dan BOSF bisa mendorong tumbuhnya kerjasama lainnya dan bisa menggerakan kesadaran seluruh lapisan masyarakat dalam berpartisipasi menciptakan habitat yang lestari bagi satwa-satwa yang dilindungi. Kontribusi BCA secara tidak langsung akan menjaga kekayaan ekosistem hutan dan keberlangsungan hidup anak cucu kita di masa depan menurut bapak Jahja.
20 Comments
miris banget melihat populasi orang hutan yang semakin sedikit, semoga anak cucu kita masih bisa melihat wujud asli mereka di masa yang akan datang, amin..
ReplyDeleteEh itu Pak Bugaran Saragih bukan ya ?
ReplyDeleteBeliau dosen saya waktu di Bogor dulu
salam saya
Iya Om itu Pak Bungaran Saragih
DeleteSekarang populasi Orang Utan semakin memyusut drasyis ya mbLid. Org kalimantan aja skrg susah bisa liat Ponggo pigmeus. Dulu waktu kecil aq pernah sempat bercita2 jadi ahli primata, makanya masuk IPA eh malah nyangkut di pertanian UGM.
ReplyDeleteAssalaamu'alaikum wr.wb, mbak Lidya.... Kalau di Malaysia, orang hutan bisa dilihat di Sarawak dan Sabah. Memang benar mbak, generasi orang utan semakin pupus dan perlu dipelihara untuk kesinambungan generasinya. Mudahan kita selalu menjaga khazanah hutan liar yang dikurniakan Allah untuk kita di dunia ini. Salam manis dari sarikei, Sarawak.
ReplyDeleteSaya follow IG khusus Save orang utan, di situ bahkan dilihatkan juga bagaimana para orang utan yang harus survive ketika ada bencana kebakaran hutan. Miris banget, rasanya kok manusia kejam banget ya, saya jadi sedih :(
ReplyDeleteTapi, semoga tim BCA meneruskan campaign ini seterusnya, karena para relawan juga membutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk membantu menjaga habitat orang utan.
Waktu visit ke Kalimantan ikut sedih sih lihat betapa ekosistem aslinya sudah berkurang. Ikut bahagia baca keterlibatan grup usaha besar seperti BCA ini...
ReplyDeletejadi inget pas musim asap,kasihan orangutan di Kalimantan :(
ReplyDeleteHabitat orang utan semakin kecil ya Mba.. Sayang banget kalo hewan asli Indonesia ini kalo sampe punah..
ReplyDeletesedih emang ya, semoga banyak yang support perlindungan orang utan dan hewan2 lainnya di Indonesia
ReplyDeleteOrang utan itu seperti manusia. Zaman bahula dulu seperti kita juga orang hutan dan semakin kesini berevolusi. Sudah sewajibnya kita jaga
ReplyDeletebanyak orang nggak bertanggung jawab dan gx punya hati sekarang
ReplyDeletesemoga dengan gerakan ini bisa menyelamatkan populasi orang utan yang mulai berkurang
Iya mbak memang seharusnya di dukung sejak dulu supaya nanti cucu cucu kita bisa melihat orang utan asli tidak hanya jewan atau omogan.
ReplyDeletesemoga orangutan akan terus ada dan tidak akan punah ...
ReplyDeleteCute banget monyetnya :D
ReplyDeleteKeren.
saya pernah tuh pergi ke markas BOSF pas ke palangkaraya, melihat tempat penampungan orang utan. :)
ReplyDeletemiris dan kasihan melihat orang utan yang kian kehilangan habitat aslinya. :(
Iya ya, mereka sebaiknya dikembalikan ke habitatnya.
ReplyDeleteaku jadi pengen liat orang utan langsung...kita memang butuh melestarikan mereka segera
ReplyDeleteWah, sama2 kita dateng waktu acara itu mbak..hehe, keren reportasenya, silahkan mampir www.ryokusumo.com, salam
ReplyDeletelangkah BCA patut diacungi jempol, mencintai satwa :)
ReplyDeleteTerima kasih sudah berkunjung dan berkomentar. Mohon maaf semua komentar di moderasi ya