Ayo Wisata Ke Dieng Plateu

Hari terakhir di Banjarnegara dalam rangka "Ayo Plesir Maring Banjarnegara" kami mengunjungi beberapa tempat wisata yang ada di Dieng Plateu. Dua bis rombongan berangkat dari D'Qiano Waterpark sekitar jam 10 pagi untuk menuju ke Museum Kailasa.

Museum Kailasa Dieng



Tiba di Museum Kailasa Dieng kami langsung diajak ke Thater  untuk menonton film pendek tentang sejarah Dieng. Museum yang terletak di desa Dieng Kulon sepertinya wajib dikunjungi sebelum kita mengexplore wisata yang ada di Dieng. Melalui film yang diputar kita bisa mengetahui sejarah Dieng, kehidupan masyarakat, dan lain-lain.


Museum yang memiliki luas 560 meter yang a berbagai benda yang berhubungan dengan candi. Beberapa patung, arca disimpan dipamerkan disana. Benda-benda bersejarah ini ditemukan dikawasan sekitar Dieng. Masyarakat Dieng mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap benda-benda bersejarah. Saat mereka menemukan benda bersejarah di tanah milik mereka, dengan sukaela mereka akan menyerahkannya pada pihak museum tanpa meminta imbalan apapun.


Candi Gatot Kaca



Selanjutnya perjalanan kami dilanjutkan ke kawasan Candi Arjuna, salah satu candi peninggalan Hindu di dataran Dieng. Letaknya ada di seberang Museum Kailasa. Candi ini dilindungi oleh UU RI No. 11 tentang Cagar Budaya. Berbentuk bujur sangar kira-kira setinggi 1 meter.


Pernah mendengar fenomena anak-anak rambut Gimbal di Dieng?  Biasanya mereka berumu bberapa bulan sampai 8 tahun.  Biasa juga disebut dengan anak gembel karena seperti anak yang tidak terawat.  Menurut informasi masyarakat Dieng anak-ank ini titipan Kyai Kolo Dete, seorang punggawa masa Mataram Islam. Di lokasi ini biasa dijadikan tempat ritual pemotongan rambut bocah gimbal.



Kawah Sikidang


Sebenarnya ada beberapa kawah yang terdapat di dataran Dieng, tapi kami hanya mengunjungi kawah Sikidang saja. Seperti pada umumnya kawah, Sikidang juga memiliki kandungan belerang yang tinggi yang bisa menyebabkan ganguan kesehatan. Di sarankan sih jika dekat dengan kawah menggunakan masker. Pengunjung bisa melihat dengan jelas letupan yang terjadi pada kawah


Supaya lebih cepat sampai ke dekat kawah, saya dan Pungky sengaja naik flying fox sehingga tidak perlu berjalan hehehe. Tapi tetep ajlan juga sih saat kembali dari kawahnya.


Disekitar objek wisata Kawah Sikidang juga banyak kios-kios yang menjual carica, berupa manisan, krupuk dan lainnya. Untungnya saya bawa tas ransel jadi bisa beli carica lebih banyak lagi buat stok di rumah :)

Post a Comment

12 Comments

  1. ayo mba main kesna, saya juga kepingin tuh main kesana, kayaknya asyik banget deh

    ReplyDelete
  2. Nonton film sejarah dg durasi pendek trnyata asyik juga ya, Bunda. :D

    ReplyDelete
  3. Kemarin aku ke dieng, ternyata dingin banget. Padahal cuaca nya lagii panas.. Bisa ya kayak gitu..

    ReplyDelete
  4. Dieng memang penuh dengan misteri ..tapi keren! SUdah masuk bucket list aku nih mbaa

    ReplyDelete
  5. Kita beriringan ke Dieng Jeng Lia, sayabg jadwal gak pas jumpa ya. Wah berani nyoba flying fox ya. Semoga lain kali datang lagi ya Jeng.

    ReplyDelete
  6. Aku pernah ke dieng, tapi belum eksplore semuanya. soalnya pas dateng udah agak siang, kalau sore turun kabut pekat jadi buru2 pulang deh :(

    ReplyDelete
  7. Kalau naik flying fox harus bayar lagi atau enggak, Lid?

    ReplyDelete
  8. Udah lama nggak pergi ke Candi-candi, terakhir waktu masih SMA :D

    ReplyDelete
  9. jadi tau aja ya mba, sejarah Dieng :)

    ReplyDelete
  10. duh Dieng, wisata Favorit gue tuh. Cobain nyunset atau nyunrise di sikunir dan gunung prau mbak. nagih

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung dan berkomentar. Mohon maaf semua komentar di moderasi ya