Makin Kreatif Dengan Kebiasaan Menulis Tangan

"Aa nanti nulis jawaban esainya yang rapi ya, tulisannya harus jelas dan terbaca jangan sampai salah"

Itu pesan yang saya sampaikan pada Pascal menjelang USBN kemarin, karena ujian tahun ini ada pertanyaan esai yang harus dijawab oleh peserta ujian selain pilihan ganda.

Kenapa saya memberikan pesan seperti itu? alasannya karena tulisan tangan Pascal agak kurang bagus, jadi khawatir nanti tidak terbaca saat penilaian. Hal ini memang sudah menjadi perhatian saya ketika tahu tulisan anak-anak perlu diperbaiki lagi.





Sebenarnya bukan cuma anak-anak sih yang tulisannya kurang bagus, saya juga merasa demikian. Maklum lah sejak kuliah dulu saya lebih sering mengetik dibandingkan menulis tangan, jadilah tidak terbiasa lagi. Rasanya cepat pegal dan lelah kalau harus menulis tangan. Padahal banyak manfaat yang didapatkan dari menulis tangan.

Bicara soal menulis tangan, saya mendapatkan banyak sekali informasi berharga mengenai manfaat menulis saat menghadiri talkshow bersama SiDU dengan tema "Membangun Generasi Cerdas Indonesia Melalui Kebiasaan Menulis" pada hari Selasa, 8 Mei 2018 lalu di The Icon, Morrisey Hotel, Jakarta.

Beruntung sekali saya bisa bertemu dengan Ibu Melly Kiong (Pendiri Komunitas Menata Keluarga dan Praktisi Mindful Parenting) di acara tersebut. Beliau banyak bercerita mengenai pengalamannya bersama anak-anaknya.


Manfaat Menulis Tangan


Ibu Melly membagikan ilmu tentang kompetensi orang tua yang terlibat dalam menumbuhkan kemampuan menulis anak-anaknya.

Kebiasaan menulis tangan itu ada kaitannya dengan daya ingat anak. Dengan menulis anak akan mencoba mengkonstruksikan apa yang akan dilakukan dengan mencerna tulisannya terlebih dahulu sebelum diucapkan.

Teknologi yang makin berkembang membuat semua bisa dilakukan dengan cepat dan praktis. Anak-anak boleh menggunakan gadget, tapi sebaiknya ada batasan, karena gadget bisa berpengaruh pada sensosrik tangan anak.

Beberapa manfaat dari menulis tangan yang bisa didapatkan antara lain :

  • Kemampuan menulis tangan bisa mempengaruhi skil belajar pada anak.
  • Anak dapat mencerna apa yang didapatkan saat belajar dan menstrukturkannya kembali dalam bentuk tulisan.
  • Mempunyai daya ingat yang baik.
  • Anak akan makin kreatif.


Cara melatih anak agar mau menulis, Ibu Melly biasanya menuliskan pesan-pesan singkat pada memo yang disimpan pada tas anaknya, atau merautkan pensil setiap hari. Dengan demikian anak tahu kalau orang tuanya memperhatikan. Ibu Melly juga punya kendala saat awal menuliskan pesan pada memo, tapi beliau tidak putus asa. Satu waktu beliau menuliskan pesan berupa teka-teki jadilah memo tersebut selalu ditunggu-tunggu oleh anaknya.

Jadi ingat, dulu awal Pascal masuk sekolah dasar, saya selalu membuat rangkuman untuknya belajar, yang saya ketik dan disimpan secara online, maksudnya supaya mudah saat membaca dan belajar di manapun. Tapi, seiring Pascal besar, saya minta untuk menulis rangkuman sendiri sehingga sekarang sudah terbiasa menulis setiap mau ujian. Kebiasaan menulis pelajaran sendiri mau tidak mau anak akan membaca dan mencoba memahami serta mengerti apa sih yang sedang dipalajari. Beda halnya dengan membaca buku.


Pentingnya Guru Menuliskan Rencana Pembelajaran 


Pada talkshow tersebut juga hadir Mbak  Nurman Siagian (Education Team Leader dari departemen Edukasi di Wahana Visi Indonesia dan  pakar di bidang pertumbuhan dan perkembangan Anak Usia Dini dan Pendidikan Dasar) menyampaikan bahwa menurut penelitian ada sekitar 70% kemampuan anak SMA dan Kuliah untuk menulis kalimat dengan tepat dan benar masih mempunyai kesulitan yang sangat tinggi, sehingga capaian prestasi murid menjadi rendah. Hal tersebut disebabkan oleh pemahaman pelajaran yang mereka dapatkan juga rendah dan kurang bisa mengapresiasikan ide, di mana ini tergantung dari kompetensi guru di sekolah.

Dari pengalaman Wahan Visi Indonesia guru-guru di Indonesia juga masih kesulitan menulis rencana pembelajaran, hanya sekitar 56% saja yang mampu menulis dan mengajarkannya di kelas. Kemampuan menulis rencana pembelajaran ini juga perlu ditingkatkan agar kemampuan siswa menjadi berkembang lagi.

Pantas saja saya pernah melihat keluarga yang berprofesi sebagai guru sedang menuliskan materi yang akan diajarkannya, ternyata itu toh manfaatnya. Kalau menurut pendapat saya, saat seorang guru menuliskan rencana kerjanya otomatis sudah menguasai materi dan bisa dengan mudah disampaikan pada murid-muridnya sehingga tidak kesulitan lagi saat di depan kelas.

Semoga ke depannya semua guru bisa menerapkan sistem menulis tangan terhadap rencana pemeblajarannya supaya anak-anak bisa memahami dan meningkatkan kemampuannya. Aamiin.



Si Kecil Yang Besar Bakatnya

Pada talkshow tersebut juga hadir Fayanna Ailisha Davianny seorang penulis cilik  komunitas Kecil-kecil Punya Karya (KKPK).  Di umurnya yang masih 13 tahun tapi sudah melahirkan 42 buku ini adalah prestasi yang patur diacungi jempol. Terbukti kebiasaannya menulis sejak kecil bisa dilihat saat ini, selain bisa menuangkan ide dan kreativitasnya dalam sebuah buku, Fayyana juga bisa berbicara di muka umum.


Gerakan Ayo Menulis Bersama SiDU


Nah, untuk membiasakan anak-anak menulis tangan Sidu (Sinar Dunia) meluncurkan gerakan "Ayo Menulis Bersama SiDU". Tujuan diadakan gerakan ini adalah karena SiDU peduli akan pentingnya meningkatkan kompetensi anak. Bapak Martin Jimi (Domestic Business Head - BU Consumer APP Sinar Mas) berharap kegiatan ini bisa menumbuhkan kebiasaan menulis pada anak dan dapat berpengaruh positif terhadap koempetensi anak Indonesia.

Kagiatan yang dirintis oleh SiDU ini dilaksanakan di 100 sekolah dasar di Jabodetabek dan sudah melibatkan 20.000 siswa hingga Mei 2018 ini. Aktivitas yang diberikan adalah dengan memberikan sebuah  buku latihan menulis untuk anak dan perlu pendampingan orangtua serta guru selama 21 hari.

Kebiasaan baru bisa dibentuk secara rutin selama minimal 21 hari.

Allhamdulillah saya juga kebagian bukunya, apalagi buku tersebut ditulis bekerja sama dengan Mbak Renny Yaniar seorang penulis cerita anak  yang sudah melahirkan lebih dari 130 buku. Saya pun penasaran apa sih ibu bukunya, ternyata dari kegiatan menulis yang ada di buku tersebut anak bisa mengenal diri sendiri dengan menjawab pertanyaan yang ada. Tidak hanya itu, anak-anak akan belajar mengenal event besar yang akan diadakan di Indonesia Agustus mendatang yaitu Asian Games 2018. Dari buku ini, orangtua bisa berperan aktif dan mendampingi anak-anak agar gemar menulis tangan.




Sebagai orangtua tidak ada salahnya juga untuk mulai membiasakan diri lagi menulis tangan, jangan mau kalah kreatif dengan anak.  Yuk membiasakan diri menulis di kertas supaya makin kreatif.






Post a Comment

1 Comments

  1. kalo anak-anak sekolah sih masih sering menulis tangan ya, emaknya ini yang jarang. Kalo nulis tangan jadi jelek hahaha. Anak-anak buku tulisnya juga biasa pakai SiDU.

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung dan berkomentar. Mohon maaf semua komentar di moderasi ya