“You can’t have everything you want, but you can have the things that really matter to you.” — Marissa Mayer
Semua keinginan yang kita mau, belum tentu itu adalah hal yang paling dibutuhkan. Tapi, setelah membaca quote di atas, ada benarnya juga kalau kita bisa lho memiliki hal yang sangat berarti kalau sudah punya niat, rumah misalnya.
Mungkin setiap orang mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda. Bagi saya, rumah adalah hal yang paling dibutuhkan sejak awal menikah hampir 14 tahun lalu. Di mana rumah sebagai tempat berkumpul bersama keluarga dan memulai kehidupan baru.
Survei Terhadap Generasi Milenial
Allhamdulillah kami sudah punya rumah sejak menikah, walaupun agak iri juga sih melihat anak-anak milenial sekarang yang sudah punya rumah sendiri jauh hari sebelum mereka menikah. Eh tapi gak boleh iri ya, harus tetap bersyukur, karena kami diberikan kemudahan dalam memiliki rumah.
Generasi milenial atau disebut juga Generasi Y adalah mereka yang lahir tahun 90-an sampai awal 2000-an. Di mana generasi ini sudah sangat dekat dengan teknologi dan internet sehingga memungkinkan mereka bisa mencari tau apapun dengan cepat termasuk hunian untuk dimiliki.
Berdasarkan survei, ternyata generasi milenial saat ini lebih tertarik untuk membeli rumah daripada menyewa dengan persentase sebanyak 85%. Pernyataan tersebut diperkuat oleh komentarnya Mart Polman, Managing Director Lamudi Indonesia. Menurut beliau milenial sekarang sudah mengerti bahwa menyewa rumah artinya harus mengeluarkan uang lebih banyak dibandingkan dengan membeli rumah.
Harga sewa rumah saat ini memang bisa dikategorikan mahal, mereka beranggapan uang untuk sewa rumah bisa ditabung untuk membayar down payment rumah yang diinginkan.
Dimana Generasi Milenial Mencari Informasi Tentang Rumah?
Karena adanya minat membeli rumah yang besar dari generasi milenial, mereka pun pastinya membutuhkan informasi untuk mendapatkan rumah yang cocok. Nah, generasi Y ini bisa dengan mudah mencari informasi mengenai rumah idamannya melalui gadgetnya. Mileneal mana coba yang hari gini gak punya smartphone? dari perangkat itulah pencarian bisa mencapai 50%.
Salah satu situs yang mereka kunjungi adalah portal properti Lamudi. Sebanyak 41,32 persen kelompok umur 24 sampai 34 tahun mengunjungi web tersebut. Jangan kalah sama milenial, generasi lainnya juga bisa memanfaatkan situs tersebut untuk mencari properti sebagai investasi, atau mencari rumah baru misalnya.
Tingginya tren penggunaan metode pencarian rumah melalui portal preperti ini, juga berdasarkan penelitian dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2017 lalu, yang mencapi 143 juta orang, artinya sama seperti lebih dari separuh penduduk dalam negeri yang berjumlan 262 juta jiwa menggunakan internet. Tidak bisa dipungkiri kalau mayoritas dari mereka menggunakan internet tidak hanya sebagai alat komunikasi saja, tetapi juga membeli barang, memesan transportasi online, bahkan transaksi perbankan.
Lokasi Rumah Yang Paling Banyak Dicari
Mencari rumah dengan budget yang sesuai memang tidak mudah, apalagi kalau maunya di tengah kota Jakarta yang harganya sudah selangit. Gak perlu memaksakan diri, kita masih bisa memiliki rumah dengan harga terjangkau di daerah setelit Jakarta seperti Bekasi, Bogor, Depok, atau Tanggerang.
Di daerah ini harganya masih cenderung terjangkau oleh para milenial, dan mereka bisa memanfaatkan sistem KPR untuk pembayarannya. Dari gaji mereka tiap bulannya bisa disisihkan untuk membayar cicilan kreditnya. Lagi pula makin muda usianya, makin lama pula tenor yang bisa diambil sehingga cicilannya makin murah.
Tipe rumah yang diambil oleh mereka juga kebayakan tipe kecil seperti tipe 27 atau 31 agar pembayarannya terjangkau. Rumah dengan tipe seperti itu biasanya cocok untuk mereka yang masih single atau keluarga muda yang baru saja menikah. Memang sih, kita tidak bisa mendapatkan semua ruangan yang diinginkan, tapi kedepannya bisa direncanakan renovasi rumah sehingga sesuai dengan keinginan.
Rumah Baru Atau Rumah Second?
Kebanyakan sih mereka menginginkan rumah baru dibandingkan dengan rumah second, karena rumah baru memiliki desain yang memang sudah cocok dengan pembelinya, sedangkan rumah lama masih memerlukan renovasi jika ada kerusakan.
Kelebihan dari rumah baru juga berada di lingkungan cluster, sehingga mempunyai tingkat keamanan yang terjamin selama 24 jam. Bukan cuma itu, alasan lain memiliki rumah baru karena adanya promo atau diskon khusus yang diberikan oleh pengembang atau developer seperti cash back, peralatan rumah tangga dan lain-lain.
Pada intinya dalam mencari rumah baik membeli atau menyewa, rumah baru atau rumah second harus disesuaikan dengan kebutuhan dan budget masing-masing ya.
28 Comments
wah kita baru punya rumah setelah beberapa tahun menikah nih, tetap ya harus banyak bersyukur..
ReplyDeleteBetuul mba Lia, aku dulu beli rumah second hand krn mmg budgetnya cuma cukup segitu. Hehe
ReplyDeleteJaman skrg org jg mulai berfikir lbh baik sewa, pengeluaran bulanan utk sewa lbh murah dibanding cicil rumah, sisa uangnya vuat investasi. Terutama yg tinggal di kota besar kayak Jakarta ya. Klo aku si tetep, tim beli rumah
ReplyDeleteIya sih harga sewa rumah sekarang lumayan mahal per tahunnya, jika dikumpulkan cukuplan untuk dp rumah hehehe..punya rumah sendiri khan lebih aman nggak takut sewaktu-waktu diusir hehehe
ReplyDeleteBetul banget mba generasi milenial sekarang lebih melek ya akan investasi,makanya lebih memilih membeli daripada skedar menyewa saja, dan saya termasuk terlambat buat investasi rumah 😂:')
ReplyDeleteSetuju dgn pendapat bahwa memiliki rumah lebih utama, ukuran bisa menyesuaikan dgn budget. Syukur sekarang makin mudah mencari info tentang hunian ya..bisa cari yg benar2 sesuai baik keinginan maupun kondisi kantong
ReplyDeleteNah setuju banget sama penutupnya.
ReplyDeleteKudu beli sesuai kebutuhan bukan keinginan.
Di Jogja nih harga properti mahal2, mau beli nggak nekad nggak akan bisa kebeli, kudu pasang ikat pinggang sekencang-kencangnya biar wktu cicilan juga ga terlalu panjang
ReplyDeletekalo di suruh milih, sewa atau beli, kayaknya saya juga bakalan milih beli deh, soalnya kalo beli kan jadi milik sendiri sedangkan sewa, kita harus bayar tiap bulan (atau tahun) tapi rumahnya gak bisa dimiliki
ReplyDeleteLidya, memang benar kalau punya rumah sendiri di cluster itu yang paling aman. Tapi ya harus dilihat juga lingkungan sekitarnya apakah masih ada akses dari kampung sekitar untuk masuk melalui komplek. Beli tanah, bangun sendiri dengan selera sendiri itu yang paling afdhol, budget ada, ide ada. So apa lagi?
ReplyDeleteYa menurutku sebaiknya meang kalau ada anggaran, lebih baik beli rumah. Kalaupun harus sewa mungkin di tahun tahun awal ya. Setelah itu ya beli walaupun second tapi skarang bagus :)
ReplyDeleteSaya juga lebih suka membeli rumah daripada sewa. Alhamdulillah selama belum bisa punya rumah sendiri, masih bisa tinggal di rumah orang tua dengan nyaman
ReplyDeletekalau di kota besar seperti jakarta rasanya banyak milenial yang lebih memilih apartemen ya mba soalnya kan harga tanah mahal
ReplyDeleteHihihih, saya gak masuk milenial dong ini, lahirnya hampir akhir 80an heheh.
ReplyDeleteTp klo urusan rumah, tak serahin ke PakSuami aja yg mikirin, saya maunya siap huni aja hihihih.
Aku pun yang saat ini berusia 20 ++ lebih memilih untuk membeli rumah. Tapi aku harus kerja keras plus rajin nabung juga nih biar impian membeli rumah bisa segera terwujudkan.
ReplyDeleteMemang yang lebih bermanfaat tuh kalau sejak awal sudah komitmen untuk beli rumah ya Lia.. jadi uang tidak hilang percuma
ReplyDeleteSaya juga pilih beli rumah dibanding sewa. Lebih nyaman aja dan ga kepikiran hahaha
ReplyDeleteHal yang aku sesali dulu adalah saat muda, penghasilan lumayan, tapi nggak kepikir punya rumah. Giliran sekarang udah berkeluarga, baru gedabrukan ngumpulin dana.
ReplyDeleteKalau ada rezeki sih, saya jg pilih beli rmh second. Karena biasanya sdh siap ditinggali. Tidak banyak tambahan ini itu lagi
ReplyDeleteTahun-tahun pertama pernikahan, saya lebih memilih ngontrak rumah, karena masalah budget. Tetapi kemudian kami memutuskan untuk beli rumah, karena memang kalau ngontrak , biaya pengeluarannya jadi lebih besar.
ReplyDeleteAku juga kepikiran daripada sewa ya enak beli. Dikit2 uang sewa bisa jadi cicilan rumah. Tapi beda kasus sih kalau masih nomadem
ReplyDeleteAku juga pilih beli rumah lah, udah tenang ga usah pindah2 rumah dan bayar sewa tiap bulan.
ReplyDeleteYap, sesuai kebutuhan dan keinginan. Kalau kami beli rumah second yang masih bagus, bs langsung huni. Kalau rumah baru di sini belum ada dapur, harus renov bikin dapur dulu. Hehe
ReplyDeleteRumah baru atau second kadang suka bingung ya...tapi menrutku sesuai budget aja sih
ReplyDeleteKarena idealisme suami, jadi kami lebih memilih memiliki tanah dulu daripada beli rumah jadi.
ReplyDeleteKarena lokasi yang kami cari...kalau beli langsung rumah, kebayang harganya...
Aku juga berpikir sama mba, lebih baik beli daripada sewa, kalau misal beli pake nyicil lbh menguntungkan karena nantinya jg akan dimiliki ketimbang disewa aja
ReplyDeleteini nih PR nih, nabung ngumpulin duit pengen beli rumah di perumahan ini cita-cita banget :D
ReplyDeleteSaya malah kepikiran untuk investasi rumah aja. Sementara ini .asih numpang di rumah mertua. Tapi kalau anak anak udah keluarga semua palingan juga rumah jadi sepi. Lebih baik muter aja nginep sebentar ke rumah anak, selebihnya traveling hehe itu sih yang kebayang saya . Jadi pengen beli mobil caravan aja buat jalan kemana mana berdua paksuami.
ReplyDeleteTerima kasih sudah berkunjung dan berkomentar. Mohon maaf semua komentar di moderasi ya