Menerapkan Prinsip 10-10-10 Pada Anak. Melalui buku 10-10-10 Suzy Welch, seorang penulis artikel bisnis di Bloomberg Business week dan O Magazine. Beliau mengajarkan tentang mengambil keputusan dengan meletakkannya kedalam tiga kerangka waktu yaitu :
- Apa yang kita rasakan 10 menit dari sekarang?
- Bagaimana setelah 10 Bulan dari sekarang?
- Apa yang terjadi setelah 10 tahun dari sekarang?
Tiga kerangka waktu tersebut memberikan cara yang sangat bagus agar kita bisa mempunyai cara pandang yang tepat terhadap keputusan yang akan kita ambil. Kebetulan sekali saya punya dua contoh yang baru saja dialami oleh anak di sekolah.
Contoh Pertama.
Saat Aa diminta melakukan presentasi di depan kelas untuk mata pelajaran IPA. Gurunya meminta untuk menjelaskan tentang metamorfosis. Saya menyarankan untuk menuliskan dulu bahan yang akan dipersentasikan nanti supaya di depan kelas sudah menguasai. Aa yang agak malu untuk berbicara di depan kelas sempat tidak percaya diri melakukan persentasi. Tetapi kami memberikan support dan pengertian bahwa pembelajaran ini baik untuknya kedepannya nanti.
- Setelah 10 menit selesai melakukan persentasi, bagaimana perasaannya? Apakah bangga telah menyelesaikan tugas dan mengatasi rasa malu? Apakah kecewa setelah 10 menit kemudian ada teman lain yang lebih bagus hasil persentasinya? Di sini peran orang tua dengan memberikan suppor sangat penting. Memberikan masukan dan saran untuk melakukan peresntasi sebaik mungkin.
- Setelah 10 Bulan apakah Aa menyesal sudah berbicara melalui persentasi di depan kelas? Ternyata bukan penyesalan yang ada melainkan menambah rasa percaya diri. Dari situ makinberani untuk tampil di depan kelas bahkan di depan teman-teman satu sekolahnya.
- Setelah 10 Tahun dari sekarang Insya Allah skill komunikasi dan berbicara di depan umum itu sangat penting untuk menunjang berbagai pekerjaan yang akan di gelutinya di masa depan. Jadi ke depannya bisa tahu bagaimana cara menyampaikan pikiran melalui ucapan kepada orang lain. Karena pintar saja tidak cukup tanpa memiliki kemampuan komunikasi.
saat melakukan persentasi percobaan saint |
Contoh Kedua
Saya membiasakan anak-anak untuk membaca buku pelajaran sebelum hari sekolah di mulai. Keuntungannya adalah anak-anak bisa tahu lebih dulu dan jika ada yang belum dimengerti bisa mencari tahu jawabannya melalui berbagai sumber. Nah ketika guru bertanya dan Aa bisa menjawab pertanyaan yang diajukan gurunya, salah seorang teman komentar bahwa Aa sombong dan pamer. Katanya mentang-mentang sudah bisa menjawab pertanyaan guru. Agar Aa tidak merasa minder dan menghentikan kebiasaannya untuk membaca pelajaran saya juga menerapkan prinsip 10-10-10 padanya. Saya gak mau dong jadinya kalau Aa malah jadi serba gak tahu karena ini jadi kemunduran buat dia.
- Setelah 10 menit temannya yang mengejek tentu saja sudah lupa. Kalau Aa masih mengingat rugi kan. Jangan karena ucapan temannya tersebut membuatnya down dan jadi pemalas.
- Setelah 10 bulan ejekan tersebut tidak perlu dipikirkan lagi karena sudah tidak relevan lagi. Malah bagus mendapatkan ilmu terlebih dahulu, jangan cuma tergantung pada guru di sekolah. Apalagi saat ini menggunakan kurikulum 2013 yang menuntut anak supaya aktif dalam belajar.
- Setelah 10 tahun anak akan terbiasa mencari dan menambah pengetahuan sendiri.
Ini juga bisa dijadikan pembelajaran buat saya saat akan menuliskan sesuatu, misalnya komen di sosial media atau di group chat. Saya harus memikirkan dalam prinsip 10-10-10 tadi. Kadang saat menuliskan sebuah kalimat sebelum di send saya pikirkan ulang. Seringnya saya hapus kembali tulisan tersebut khawatir akan menyinggung seseorang.
17 Comments
Sebentar, ini aku masih kurang paham. Jadi setelah 10 bulan kita melakukan evaluasi ulang terhadap anak? Bagaimana kalau ternyata responsnya negatif? Apa yang harus kita lakukan?
ReplyDeleteini bukan tentang evaluasi dan tidak perlu menunggu 10 bulan/tahun ke depan. Karena penerapannya sekarang dgn cara memberikan perspektif apa yg akan terjadi 10 menit, 10 bulan & 10 tahun kedepan jika keputusannya ini diambil sekarang
Deletesaya belum pernah menerapkan 10-10-10, sih. Tapi memang sering memikirkan apa yang kita lakukan sekarang dampaknya apa ke depan.
ReplyDeleteKalau yang tentang belajar, saya pernah pengen seperti itu. Tapi anak-anak selalu menolak. Katanya nanti gak seru lagi belajar di sekolah. Lagian mereka gak mau belajar di rumah, kecuali memang dibutuhkan hehehe. Tiap anak memang beda-beda, ya. Yang penting bisa ngikutin :D
Aku idem dengan keke naima... di rumah anak2 aku bebasin..gak belajar gak apa2 yg penting PR dikerjai. Biar gaak bosan belajar di sekolahnya soalnya. Tapi ide 10-10-10 ini keren sih utk dipikirin
ReplyDeletepertanyaanku sama dg ceu Langit, kudu evaluasi berkala dong ya.
ReplyDeleteUdah dijawab di atas ya :)
Delete10-10-10 ini bisa diterapkan juga untuk think before acting or do something ya. Supaya kedepannya gak ada penyesalan berlebih
ReplyDeleteBelum pernah coba. Malah baru tahu sekarang
ReplyDeletewah, keren pertanyaannya mba Lidya. jadi mulai ebrpikir jangka panjang ya, mba. dalam waktu 10 tahun hal2 baik atau buruk akan segera berganti dengan hal lainnya.
ReplyDeleteWah, biasanya aku gak 10-10-10 tepat, sih, cuma mikirnya, "nanti gimana?", "5 tahun lagi ini bakal berimbas apa, ya?" dll. Tapi boleh juga tuh 10-10-10 :)
ReplyDelete"Kadang saat menuliskan sebuah kalimat sebelum di send saya pikirkan ulang"
ReplyDeleteaiiiih, segitunya :)
eh emang bener sih mbak, saya juga kalo misalnya chat di fb or wa, hati2
takutnya ada yang tersinggung gitu, makanya saya sering kasih emoticon buat jaga2...
Ini yg namanya think beyond ya Lia...bbrp step ke depan
ReplyDeletebaru denger metode 10.10.10 ini...kayanya bagus juga buat orang dewasa ibu lidya :)
ReplyDeleteHmmm... pelajaran baru nih
ReplyDeleteDan saya dari kecil memang suka baca buku duluan sebelum dibahas di sekolah jadi di sekolah ga bengong.
Cuman saya gak tahu Salfa bisa apa nggak nanti... belum lagi Ayahnya mau homeschooling
Hmm...
Rajin banget. Tahu lebih awal krn belajar dulu ya, Aa.
ReplyDeleteSepakat juga dgn Bang Lius. Metode 10-10-10 ini penting juga deh buat org tua. Jd berpikir panjang sblm bertindak. Kalau buat anak2 udah pasti ya, penting juga. Bahkan urusan main pun kan utk masa depan mereka juga. Tp kitanya nih yg suka lost in control, misal2 ngomel2 berlebihan. Kan efeknya panjang buat mereka.
ReplyDeletewaaah..ini metode baru niiih ..tapi bagus untuk diterapkan yaaa :)
ReplyDeleteTerima kasih sudah berkunjung dan berkomentar. Mohon maaf semua komentar di moderasi ya