Berbagi Ilmu dan Peduli Terhadap Pendidikan: Inspirasi dari Muhammad Farid

Hal yang menjadikan orang diangkat derajatnya disisi Allah adalah Taqwa dan Ilmu.
Jadi janganlah kalian merasa puas dengan ilmu yang diperoleh saat ini  - Quote diambil dari laman Facebook SMP Alam BIS (Banyuwangi Islamic School)

Berbagi Ilmu dan Peduli Terhadap Pendidikan



Pentingnya Berbagi Ilmu: Kebaikan dan Pahala dalam Membantu Sesama


Ada istilah jangan suka pelit berbagi ilmu dengan orang lain, apalagi di Islam mengajarkan umatnya untuk menyebarkan ilmu karena bisa menjadi amal baik yang pahalanya tidak terputus.

Saya jadi ingat dengan salah satu hadist yang berbunyi Ballighu anni walau ayah. yang artinya "Sampaikanlah dariku walaupun satu ayat".

Berbagi ilmu merupakan perbuatan yang sangat mulia, bukan cuma ikut menyebarkan ilmu yang kita miliki tapi juga ikut membantu mereka yang kurang beruntung untuk mendapatkan akses pendidikan. Pastinya kita bisa mendapatkan kebahagiaan dari berbagi ilmu seperti ini.

Ketika kita berbagi ilmu, kita memberikan hadiah yang tak ternilai kepada orang lain. Ilmu adalah sumber pengetahuan, dan dengan membagikannya, kita memungkinkan orang lain untuk tumbuh dan berkembang. Di dalam Islam, berbagi ilmu dianggap sebagai amal baik yang mendatangkan berbagai macam kebaikan. Di dalam Al-Qur'an, Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Mujadila (58:11): "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat." Ini menunjukkan bahwa berbagi ilmu adalah jalan untuk mendapatkan pahala yang tinggi di sisi Allah.

Berbagi ilmu juga memiliki efek positif dalam masyarakat. Dengan memberikan akses pendidikan kepada semua orang, kita membantu menciptakan masyarakat yang lebih berpendidikan dan sadar akan pentingnya pengetahuan. Ini pada gilirannya dapat meningkatkan kualitas hidup dan memberikan kesempatan yang lebih adil bagi semua individu.

Salah satu contoh nyata dari pentingnya berbagi ilmu dan mendukung pendidikan bagi masyarakat yang kurang mampu adalah cerita tentang Muhammad Farid, seorang pendidik yang gigih dalam menjalankan misi beliau. Beliau ini adalah Penerima Apresiasi Satu Indonesia Award 2010 dengan judul Sayur Untuk Sekolah.


Inspirasi dari Muhammad Farid


Mengenal Muhammad Farid dari Banyuwangi, Jawa Timur pasti hati kita akan tergerak untuk ikut berbagi ilmu dengan sesama. Sosok pria berusia 34 tahun ini patut diapresiasi loh, di usianya yang masih muda tapi sudah berpikir jauh untuk pendidikan masa depan generasi penerus. Beliau mendirikan SD dan SMP Alam di bawah naungan yayasan Banyuwangi Islamic School.

Sekolah yang berdiri di atas lahan seluas 3000 meter persegi, saat ini memiliki 70 siswa yang belajar di sana dengan semangat. Muhammad Farid sebagai penggagas sekolah alam ini juga menjabat sebagai Kepala Sekolah SMP Alam memiliki bisi pendidikan yang unik.

Muhammad Farid



Seperti yang kita ketahui di sekolah konvensional terdiri dari kelas-kelas dengan jejeran bangku-bangku yang rapi di sekolahan, tapi di Sekolah Alam ini tidak ada kelas-kelas untuk muridnya. Untuk bangunan kelas hanya ada untuk aula, mushola dan sanggar saja. Para siswa bebas belajar di lokasi manapun yang ada di sana jadi tidak ada ketentuan harus duduk di kursi.

Kebebasan juga tidak hanya terdapat pada ruangan kelas saja melainkan untuk seragam sekolah pun hanya digunakan pada hari senin dan selasa saja sedangkan untuk hari lainnya siswa bebas mengenakan pakaian apapun dengan sopan tentunya. 

Siswa yang bersekolah di sini tidak semuanya berasal dari keluarga yang mampu, sehingga mereka ada pula yang bersekolah tanpa menggunakan alas kaki, tidak masalah yang penting mereka masih dapat menuntut ilmu.

Keunikan lainnya dari sekolah ini adalah mayoritas siswanya berasal dari keluarga kurang mampu. Ini berarti mereka memiliki kesempatan untuk membayar biaya sekolah dengan sayur-sayuran atau bahkan sekolah secara gratis jika mereka tidak mampu. Namun, jika kita mempertimbangkan kualitas pendidikan yang mereka terima, mereka seolah-olah mendapatkan lebih dari yang mereka berikan.

Muhammad Farid telah merancang kurikulum yang unik, menggabungkan elemen-elemen modern dengan tradisi pondok pesantren salafiyah. Hasilnya adalah siswa-siswa yang tidak hanya menguasai Bahasa Arab dan menghafal Al-Qur'an, tetapi juga fasih dalam Bahasa Inggris, Jepang, dan Mandarin. Bahasa Inggris menjadi bahasa pengantar di sekolah ini. Setiap minggu, para siswa melakukan kegiatan outbond di halaman sekolah untuk membangun karakter kepemimpinan.

Mendirikan sekolah ini adalah respons atas kebutuhan untuk kurikulum yang lebih kreatif dan efektif. Muhammad Farid merasa bahwa metode-metode tradisional di sekolah-sekolah umum kurang memadai dan kurang menginspirasi siswa. Oleh karena itu, dia berusaha menciptakan lingkungan pendidikan yang merangsang pemikiran kreatif dan pertumbuhan holistik.

Inspirasi dari Muhammad Farid



Kisah Muhammad Farid dan sekolahnya adalah sebuah inspirasi bagi kita semua untuk berbagi ilmu dan peduli terhadap pendidikan. Terlepas dari usia atau latar belakang, kita semua memiliki pengetahuan yang dapat kita bagikan dengan orang lain. Seperti yang dilakukan oleh Muhammad Farid, kita dapat berkontribusi untuk menciptakan masyarakat yang lebih cerdas, berwawasan, dan berdaya saing dengan memberikan akses pendidikan yang bermartabat kepada mereka yang kurang beruntung. Dengan berbagi ilmu, kita dapat membawa perubahan yang positif dalam kehidupan orang lain dan memperkaya diri kita sendiri dalam prosesnya. Semoga kisah Muhammad Farid menjadi inspirasi bagi kita semua untuk menjadikan pendidikan sebagai alat transformasi sosial yang kuat.


source:
Facebook : SMP ALAM BIS(Banyuwangi Islamic School)
E-Book-SIA 2023



Post a Comment

0 Comments