Dukung Jiwa Kepemimpinan Anak Sejak Dini Untuk Hadapi Perang Ekonomi

Dukung Jiwa Kepemimpinan Anak Sejak Dini Untuk Hadapi Perang Ekonomi - Sejak duduk di bangku SMP (Sekolah Menengah Pertama) sulung saya sudah mulai aktif berorganisasi. Kala itu dia menjadi ketua PMR (Palang Merah Remaja) di sekolahnya selama satu periode. Begitu pula ketika masuk di bangku SMA (Sekolah Menengah Pertama) dia mulai mengembangkan jiwa kepemimpinannya. Meskipun begitu banyak tugas sekolah yang harus dikerjakan ditambah persiapan olimpiade tapi dia tetap menjalaninya dengan tenang. Hal tersebut mengingatkan saya pada stoicism dengan 4 pilar stoicism adalah kunci ketenangan dalam hidup.

Dukung Jiwa Kepemimpinan Anak Sejak Dini




Saya sendiri sebagai orangtua tidak menyangka kalau dia bisa memimpin sebuah organisasi. Sejak kecil terlihat pendiam ternyata punya kemampuan memimpin dan dipercaya oleh teman-temannya. Begitu banyak masalah yang datang baik di sekolah maupun di keluarga dia bisa tetap tenang menghadapinya dan merasakan kebahagiaan apapun yang terjadi. Siapapun boleh merasakan kebahagiaan dengan menciptakannay sendiri.


Pentingnya Dukungan Orangtua Dalam Memunculkan Jiwa Kepemimpinan


Kami sebagai orangtua tidak pernah memaksakan kehendak kepada anak terutama di bagian pemilihan sekolah maupun hobinya. Yang kami bisa lakukan adalah mendukungnya secara penuh asalkan itu di jalur yang benar dan baik.

Sejak SD hingga SMP si sulung menyukai belajar desain dan punya keinginan untuk berkuliah di jurusan DKV (Desain Komunikasi Visual). Kami pun memberikan support lewat device pendukung agar dia bisa mempelajari lebih dalam.

Masuk bangku SMA cara berpikirnya makin matang dan sudah bisa menentukan pilihannya sendiri. Dia ingin putar haluan dengan pilihan masa depannya dan mulai menggeluti dunia eksak seperti Matematika dan Fisika. Sudah dua tahun ini berhasil lolos di Olimpiade Sains Nasional (OSN) mewakili sekolahnya hingga tingkat Provinsi, Insya Allah tahun ini bisa lolos lebih jauh lagi. Aamiin. Lagi-lagi kami hanya bisa mendukungnya lewat doa dan tak lupa juga memintanya senantiasa menjalani ibadah dengan taat serta memberikan kebutuhan yang diperlukan seperti membeli buku-buku maupun memberikan waktu ketika sedang sibuk mempelajari hal yang disukainya.

Suatu hari dia pun memberikan formulir kepada saya dan meminta untuk ditandatangani. Ternyata itu adalah formulir pendaftaran menjadi pengurus MPK (Majelis Perwakilan Kelas) yang posisinya mengawasi OSIS, kalau di negara seperti MPR mungkin ya. Saya sebetulnya khawatir nanti pelajarannya akan terganggu apalagi dia juga punya target masuk ke universitas tertentu. Tapi, Bismillah saya berikan izin kepadanya dengan catatan dia harus bisa belajar bertanggung jawab dengan apa yang sudah dimulai dan tidak setengah-setengah dalam menjalaninya. Selain itu dia juga harus belajar disiplin dan bekerja keras secara maksimal agar mendapatkan hasil yang terbaik. Segala sesuatu yang diniatkan dengan baik serta dijalankan dengan sungguh-sungguh Insya Allah membuahkan hasil. Alhamdulillah semua itu bisa dibuktikan olehnya dan berhasil menjalani semua aktivitas baik organisasi maupun sekolah dan lomba-lomba dengan baik.

Lalu tugas kami selanjutnya memastikan anak kami tetap tercukupi kebutuhan hidupnya seperti makan dan mempunyai waktu istirahat cukup serta bisa refreshing dengan tenang. Dari hal-hal kecil yang sudah diterapkan secara tidak langsung memunculkan jiwa kepemimpinan pada dia yang tidak hanya dapat diterapkan di sekolah saja melainkan juga di rumah. Tak jarang dia bertanggung jawab terhadap kondisi rumah dan adiknya ketika saya pergi. Mudah-mudahan jiwa kepemimpinannya bisa senantiasa diterapkan dengan baik di kehidupan setelah dewasa nanti.


Miliki Pilar Stoicism Dalam Kepemimpinan


Sebagai orangtua selalu ada kekhawatiran tapi ketika melihat anaknya tenang kok jadi malu sendiri ya. Alih-alih khawatir sebaiknya saya pun belajar tenang dalam menghadapi apapun seperti salah satu pilar stoicism yaitu Practical wisdom di mana seseorang dapat belajar tentang ketenangan ketika menghadapi permasalahan yang kompleks. Bukan perasaan atau hati yang bermain, tapi di sini dibutuhkan logika supaya bisa berpikir dengan tenang dan dapat menentukan keputusan yang tepat pada akhirnya.

4 pilar stoicism



Ketenangan yang ada pada si sulung memang sangat terlihat sekali bisa menguasai semua situasi. Ketika 
di rumah sedang ramai situasinya tapi dia bisa dengan tenangnya melihat tayangan pembelajaran Fisika di Youtube Channel misalnya. Atau mengerjakan soal-soal eksak lainnya sambil mengobrol

Pilar lain yang sudah terlihat dari stoicism adalah Courage yaitu berani menghadapi sesuatu dengan jujur. Ketika masa pandemi dan diharuskan belajar di rumah saat masa ujian melakukan ujian secara online tapi melakukan dengan jujur walaupun. Kita tidak dapat mengatur dan mengontrol hal-hal di luar keinginan kita, tetaplah melakukan kebaikan agar bisa menghadapi kehidupan ini. Selain Practical Wisdom dan Courage 4 pilar lain dari Stoicism adalah Temperance serta Justice.


Menjadi Pemimpin Yang Baik Untuk Hadapi Perang Ekonomi


Nah, si sulung ini dari kecil memiliki cita-cita punya perusahaan sendiri, katanya tidak mau bekerja di perusahaan lain. Saya Aamiinkan saja cita-citanya semasa SD dulu sambil melihat berjalannya waktu.

Pada dasarnya ketika seseorang sudah mempunyai jiwa kepemimpinan yang baik bisa bertarung atau berperang dalam dunia usaha. Mempunyai usaha sendiri artinya bisa membuka lapangan pekerjaan bagi orang banyak dan membantu mengatasi pengangguran serta kemiskinan.

Syarat untuk bisa melawan perang ekonomi selain menjadi pemimpin yang baik juga harus dapat mengelola keuangan yang baik pula. Untuk itulah diperlukan mengenal literasi keuangan dengan baik sejak dini supaya di masa depan dapat mengatur strategis bisnis yang lebih komplek. Syukurlah sejak sekolah si sulung sudah mulai meminta uang saku bulanan. Saya sih senang-senang saja karena bisa melatihnya mengatur keuangan sedari kecil. Uang yang ada harus bisa cukup untuk kebutuhan sehari-harinya dan menyimpannya untuk tabungan juga.

Apapun bisnis yang digelutinya nanti saya hanya bisa berdoa anak-anak dapat menjadi pemimpin yang baik dan selalu jujur serta taat pada aturan negara dan pastinya agama. Ciptakan kebahagiaan dari diri sendiri jangan pernah bergantung dengan orang lain dan lingkungan sekitar.

Post a Comment

0 Comments