Sejak kecil aku sholat terbiasa mengenakan mukena satu set atas dan bawahan. Tidak pernah terlintas belajar menggunakan sarung untuk sholat. Pada saat bertamu aku meminjam mukena untuk sholat, ternyata bawahan mukenanya berupa sarung. Waduh aku langsung panik tiba-tiba karena tidak terbiasa dan tidak tahu bagaimana mengenakan sarung dengan benar.

Dilain hari, sewaktu SMA  pada saat Sholat Ashar aku meminjam mukena pada teman karena pada saat itu aku malas mengambil mukena kekelas.Karena mukena temanku bawahannya berupa sarung juga terpaksa aku pinjam deh daripada tidak sholat. Pada rakaat terakhir yaitu rakaat keempat setelah ruku sarung yang aku pakai melorot. Malunya bukan main, malu karena melorot dan harus mengulang sholat lagi. Pada saat itu aku mengenakan sarung dengan cara mengikat ujung sarungnya.

Dari kejadian itu aku coba belajar memakai sarung dengan melihat bapakku memakai sarung dirumah. Tapi tetap tidak berhasil memakai cara beliau. Aku lebih nyaman memakai sarung dengan mengikat. Setelah mempunyai anak aku sempat membuat sarung kecil untuk Pascal. Karena kesusahan memakaikannya pada Pascal, aku membeli sarung Instan,tanpa harus belajar mengenakan sarung aku bisa memakaikannya kepada Pascal dan dijamin Insya Allah tidak melorot di Mesjid. Karena sarung ini sudah dijahit dan menggunakan karet pada pinggangnya,setelah dipakai akan berbentuk seperti sarung biasanya.



tulisan ini disertakan pada giveaway Berbagi Cerita Tentang Sarung yang diadakan oleh Kaka Akin”.