Dari hasil seminar Menerapkan Karakter Pada Anak beberapa waktu yang lalu saya baru mengetahui bahwa karakter itu ada 48 macam. Dari sekian karakter yang ada ternyata saya harus dan masih belajar banyak untuk menerapkan pada anak-anak. Saya harus menjaga pikiran, perkataan, perbuatan, dan kebiasaan sehari-hari. Karena apa yang saya perbuat dan lakukan akan di perhatikan, dicopy, bahkan bisa di praktekkan dan di lakukan ulang oleh anak.
Pernah tau kan ada pepatah Like mother like daughter misalnya. Misalnya kebiasaan saya yang picky eater tanpa disadari akan menurun juga pada anak. Untuk itu saya harus bisa mengubahnya agar anak-anak tidak mengikutinya. Saya masih harus belajar untuk menjadi role model yang baik untuk anak dengan membaca atau berdasarkan pengalaman yang kita jalani sehari-hari agar anak bisa mengikuti dan terbiasa.
Di rumah ada aturan pembatasan untuk menonton televisi pada anak-anak. Seringnya mereka bisa nonton pada hari libur saja. Konsekuensinya adalah saya pun tidak menonton televisi saat hari kerja, kecuali malam hari saat anak-anak sudah tidur. Tapi ini akan sulit jika ada tamu atau keluarga datang menginap, misalnya kakek nenek :). Kalau sehari dua hari sih mungkin saya memberikan kelonggaran, kalau menetap lama mungkin harus dibicarakan lagi mengenai aturan yang ada di rumah.
Saat menghadiri seminar kemarin saya melihat ada semacam poster yang ada di dinding yang di beri frame mengenai sikap warga negara yang baik. Apakah kita sudah menjadi warga negara yang baik? Mengajarkan hal ini terlalu detail pada anak tentunya agak sulit, namun bisa diajarkan dengan bahasa yang mudah dipahami mereka. Point-point yang saya lihat pada poster tersebut diantaranya adalah :
- Saya mau menjadi relawan. Untuk anak-anak tentu saja relawan disini bisa dimulai misalnya membantu orang tua atau teman sekitar yang membutuhkan pertolongan.
- Saya membantu tetangga. Hal kecil misalnya ada barang milik tetangga yang jatuh, si anak membantu mengambilnya.
- Saya akan menciptakan lingkungan yang tetap bersih, dengan membuang sampah pada tempatnya.
- Saya mengikuti hukum dan aturan yang ada. .
- Saya ikut mengibarkan bendera kebangsaan pada hari bersejarah contohnya 17 Agustus.
Dari hal-hal kecil di atas karakter sebuah bangsa bisa dibentuk sejak dini. Karakter dapat menentukan nasib seseorang. Seperti yang di kutip Cicero karakter seorang warga negara menentukan kesejahteraan sebuah bangsa.
Mengibarkan bendera saat ini mungkin sudah ada yang tidak peduli lagi. Jika kita tidak menaati aturan dari hal kecil saja, apa tidak mungkin kalau anak-anak juga akan mengikutinya. Ternyata PR sekali ya mengajarkan karakter pada anak, yang utama adalah kira sebagai orang tua terlebih dahulu yang harus belajar.
Tulisan ini bukan bermaksud menggurui ya, ini hasil dari seminar saja untuk pengingat bagi saya ke depannya :).
51 Comments
Betul, Mak. Saya merasa bersalah nih, tiap 17 agustus banyak alpa pasang bendera. Padahal, pgnnya nanti sampai cucu bendera masih berkibar terus. Harus kasih contoh yg bagus buat anak cucu ya, harus, harus :)
ReplyDeleteMendidik anak jaman sekarang memang susah :| apalagi dengan banyaknya tayangan tv yang kurang mendidik? bener kan? Tapi harus tetap semangat!
DeleteBener banget Mbak Lid. Susah banget memang membentuk karakter baik lada anak. Harus dilakukan dengan contoh memang ya Mbak.
ReplyDeleteJustru dari hal-hal kecil nantinya bisa membawa perubahan besar saat mendidik anak ya bun.
ReplyDeleteAku suka nerapin ilmu parenting ke adik aku yang usianya baru 6 tahun, hihi alhamdulillah itung2 latihan buat nanti jadi ibu :)
Ish... aku malah gak pernah nonton TV sama sekali loh Lyd. :( Kalo anak2 masih, tapi terbatas. Mereka lebih seneng main sama temen2nya sekarang. Kadang rumah sudah kayak markas. Banyak temen anak2 ngumpul.
ReplyDeletehal-hal kecil yang kadang terlupakan ya mbak, seperti membantu tetangga.. hehe
ReplyDeleteapalagi kalau hidup di perumahan yg kurang deket sama tetangga..
Setuju mbak Lid..
ReplyDeleteDr kecil sudah harus diajarkan dan ditanamkan ajaran2 yg baik. Klo ga dr kecil, dr kapan lg :)
Bener banget mbak.. Justru diajarin sejak dini supaya kelak sang anak menjadi hebat dlm segala hal :)
ReplyDeleteMemang susah2 gampang ya membentuk karakter pada anak, harus mulai dari orang tuanya sendiri.
ReplyDeleteJadi role model memang enggak mudah, tapi bukan berarti tidak bisa dilakukan..
ReplyDeleteSemangat Mbak Lidya..!! :)
itulah mengapa pentingnya pendidikan karakter sejak dini,mulai dari yang paling sederhana ya mbak..kalau ada barang jatuh diambil dll...makasih mbak sharingnya^^
ReplyDeleteapa kabar bu ^__^
ReplyDeletesama kita juga gak ngasih anak2 nonton tv kalo hari sekolah dan kita nontonnya ya setelah anak2 tidur :D
ReplyDeleteaturannya bisa dicontoh nih
ReplyDeleteDi rumah saya tv hampir gak pernah hidup. Tapi ya gitu deh mereka asyik di depan komputer :)
ReplyDeleteKalau udah besar2 nggak sempat kok nonton TV, tugasnya banyak. Tapi sayangnya waktu bersosialisasi dg tetangga juga nggak ada.
ReplyDeleteMemang menerapkan pengertian yang baik dan mengajarkan disiplin secara tidak langsung adalah yang terbaik, misalnya ketika kita berjalan bersama, cucu bunda selalu sigap untuk membantu membawakan apa yang harus dibawa, tentu saja tidak yang berat-berat.Cucu bunda toleransinya besar sekali yang bunda dengar dari gurunya di sekolah.. Alhamdulillah. Tapi soal nonton tv hampir gak pernah, karena seringnya ketika di rumah gak ada PR lansung deh main PS atau megang gadget. Bunda selalu mendampingi dan cucu bunda paling suka nonton video yang lucu-lucu, baik DL maupun LN. Postingan yang manfaat, Lidya.
DeleteTapi kalau bicara mengenai karakter bangsa, saya lebih setuju kalau siaran tv kita di benarin dulu mba.. Percuma saja kalau kita bicara tentang karakter, sementara generasi kita mendapatkan tontonan yang seharusnya tidak mereka konsumsi.. dan itu berlangsung setiap hari. Mengenai karakter anak, memang ibu yang paling banyak membentuk, karena secara psikologisnya anak memang lebih dekat ke ibu mereka, dibanding bapak.. Nah itu beratnya juga bagi ibu-ibu juga ikut berkerja.. :)
ReplyDeletePonakan ku nonton tipi kalo kelar ngaji, baru boleh. Kalo gw sendiri bisa 1 bulan ngak nyalain tv di kamar
ReplyDeletesetuju mbak
ReplyDeletemendidik dan membentuk kareakter anak bukan hal yang mudah, karena lingkungan anak bukan hanya di sekolah dan dirumah, lingkungan tempatnya bermain dan pergaulannya juga mempengaruhi. karena itulah orang tua harus tau seperti apa kehidupan anaknya diluaran.
ReplyDeleteAnak memang peniru ulung ya mak.lidya.. ternyata orang tua memang harus banyak belajar, dan memang kita ini role model anak kita,, makasih mak infonya #pengingatDiri
ReplyDeleteiya ya mba..anak2 musti di beri contoh dari kitanya dulu sebagai orangtua... mudah2an kita bisa jadi orangtua yang amanah bisa jadi role model yang baik kelak untuk anak2...
ReplyDeleteAnak-anak memang suka meniru.. Jadi kita harus selalu berusaha menunjukkan sikap baik di depan anak-anak..
ReplyDeleteadik saya juga tiap pulang sekolah pasti langsung stay depan TV
ReplyDeletesependapat mbak jika karekter menentukan nasib seseorang yaa mbak :)
ReplyDeleteWadauw....banyak banget ya mbak, ada 48 macam karakter.....hihihih....
ReplyDeleteKalau belum menikah, mungkin sebelum mengenal karakter anak, belajar dulu mengenali karakter teman2 kantor, temen2 kuliah atau tetangga dulu kali, ye hihihi
jadi kalu ingin anak kita nantinya tubuh menjadi pribadi yg baik, terlebih dahulu kita harus menjadi baik dulu ya. :D
ReplyDeleteSetujuuu maklid.. Dan ini penting dibentuk sejak kecil.. Apalagi kami yang seringkali jauh dari tanah air ;)
ReplyDeleteMb lidya emang kyk ibu peri sih hihihi
ReplyDeleteaku orang tua yang bisa ngedidik anak ga ya --"
ReplyDeletemantep mbak :)
ReplyDeleteaturan yang mbak terapin itu ntar saya jadiin referensi kalo udah punya anak...
sippp mbak, setuju semua, terutama bagian yang menciptakan lingkungan bersih, itu wajib diajarkan kepada anak-anak soalnya lingkungan sekarang mengkhawatirkan
ReplyDeleteLingkungan yang ikut membentuk karakter manusia adalah :
ReplyDelete1. Lingkungan rumah tangga
2. Linngkungan masyarakat
3. Lingkungan pekerjaan
4. Lingkungan sekolah
Sangat ideal jika semua penghuni lingkungan bisa menjadi contoh telada bagi sesama. Tapi itu tidak mugkin karena sifatnya heterogen, campur aduk antara yang baik, sedang, dan tidak baik.
Minimal, orangtua harus bisa menjadi contoh yang baik bagi putra-putrinya.
Salam sayang dari Jombang
jadi kalu ingin anak kita nantinya tubuh menjadi pribadi yg baik, terlebih dahulu kita harus menjadi baik dulu salam kenal
ReplyDeleteJustru dari anak-anak kita belajar banyak sebagai orang tua :)
ReplyDeleteJadi pencerahan nih :)
ReplyDeleteterimakasih mba
Kalo gak nonton tv sih gampang mbak, karena aku juga kurang suka sih. Tapi kalo membiasakan anak-anak main game cuma hari sabtu dan minggu itu, harus tegas emang. Alhamdulillah anak-anak nurut.
ReplyDeletenice sharing mba lid....susah2 gampang membentuk karakter baik pada anak, karena ya itu tadi like mother like daughter, emaknya harus berubah yang lebih baik dulu dan itu agak susah karena sudah begini ...tp harus usaha ya
ReplyDeleteSebenarnya dari kumpulan hal2 kecil kita membentuk karakter ya, Mbak.
ReplyDeletePostingan menarik. TFS
Keluarga menjadi role mode utama sang buah hati ya Jeng, bahagianya Cal-Vin mendapat bimbingan Ortu berkarakter Jeng Lia
ReplyDeleteaku setuju banget mbak, soalnya karakter anak biasanya gimana orang tua nya, kalo orang tua ngedidik anak dengan baik pasti anak nya juga nurut.
ReplyDeleteSejak usia dini karakter yang berkualitas perlu dibentuk dan dibina
ReplyDeleteYang paling penting memang ngasih contoh ya Mbak. Dan itu yang paling susah. Ihikss.... semoga bisa jadi orang tua yang bisa diteladani anak-anak....
ReplyDeleteMembentuk karakter anak sejak dini itu pe-er memang. Kalau saya, memberinya jatah nonton TV sekitar jam lima sore selama 1 jam, untuk dia nonton Upin Ipin. Setelah itu kalau saya pulang cepat, kita akan bersama-sama membaca cerita sebelum tidur... ah tak mudah memang.
ReplyDeleteSemoga apa yang dirintis sejak dini bisa berbuah baik di kemudian hari.
Biasanya mereka lihat tiru dari yg mereka alami sehari-hari yah mba
ReplyDeleteJarang nonton tivi jadinya ya, Mbak. . .
ReplyDeleteThank u for the sharing Mak Lydia. Reminder buatku agar konsisten menerapkan peraturan keluarga. Emang bener, kalau lagi ada yang berkunjung jadi susah :P Hehehe
ReplyDeletecatet catet saya lagi suka belajar parenting :D emang bener sih like mother like son secara enggak saya sadari iyas jg suka ngikutin saya
ReplyDeleteSaya tidak mengibarkan bendera tahun ini. Karena rumah lagi berantakan bendera tidak ditemukan dan tidak beli yang baru. Semoga tetap menjadi warga negara yang baik. Kalau masalah karakter anak, memang anak adalah bentukkan keluarga, lingkungan, sekolah. Kalau anak bermasalah suka nyeri hati yang ditunjuk terlebih dahulu adalah ibunya.
ReplyDeleteiya mba... pelajaran terbaik memang dr contoh yah...
ReplyDeleteTerima kasih sudah berkunjung dan berkomentar. Mohon maaf semua komentar di moderasi ya