Dukungan Untuk Konservasi Penyu dan Alat Operasi Katarak



Melihat gambar penyu di atas yang lucu, saya langsung teringat dengan film Finding Nemo. Tokoh penyu yang bernama Crush digambarkan sebagai penyu hijau (Green Sea Turtle). Penyu hijau ini masuk keluarga Cheloniidae yang hidup di semua laut tropis dan sub tropis.

Tapi sayang sekali ya, penyu-penyu ini banyak diburu manusia dengan diambil pelindung tubuhnya untuk dijadikan hiasan dan dijadikan makanan. Sedih juga kalau melihat hal seperti ini, harus ada yang bergerak untuk melestarikan penyu dari kepunahan.

Kekhawatiran saya dan banyak orang tentang kepunahan penyu ini terjawab ketika menghadiri penyerahan Donasi WWF Indonesia dan Perdami. Salah satu dukungan yang diberikan dari BCA melalui Bakti BCA ini diadakan di Menara BCA , Breakout Area pada hari Senin, 19 Desember 2016.

Presiden Direktur BCA




Dalam sambutannya bapak Jahja Setiaatmadja juga mengajak instuisi lain dalam kegiatan CSR. BCA ingin memberikan kontribusi lain selain membayar pajak kepada negara, yaitu melalui program CSR. Kali ini program CSR ditujukan pada PERDAMI (Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia) dan WWF Indonesia.

Indonesia yang memiliki iklim tropis, tidak sedikit pekerja yang bekerja kena paparan matahari di luar yang kemungkinan bisa mengakibatkan katarak. Dengan pengobatan, peralatan dan tenaga medis yang mempunyai dedikasi yang tinggi pada masyarakat, penyakit ini bisa disembuhkan. Untuk itu Perdami ingin membantu masyarakat agar terhindar dari gangguan kebutaan atau katarak. Kesembuhan bagi mereka sangat berarti.

Kembali lagi pada cerita penyu yang saya tulis diatas. Ternyata Pak Jahja mempunyai cerita tentang perkembangbiakan penyu di Bali. Disana telur penyu sengaja ditetaskan dan dikembangbiakkan lalu penyu kecil disimpan dalam kotak sesuai dengan umurnya. Pengunjung yang datang diberikan kesempatan untuk melepaskan penyu tersebut ke pantai dengan memberikan donasi. Hal ini dilakukan untuk melestarikan penyu.

Benja Mambai, Actio CEO WWF Indonesia





Untuk itu BCA ingin mendukung dua kegiatan ini agar bisa melestarikan penyu dan membantu masyarakat yang terkena katarak agar sembuh kembali. Untuk WWF Indonesia diberikan donasi sebesar 445 juta rupiah melalui bapak Benja Mambai, Acting CEO World Wildlife Fund Indonesia. Dana ini akan digunakan untuk konservasi penyu di Pangumbahan, Ujung Genteng - Sukabumi dan Aroen Meubanja - Aceh.

komitmen BCA mendukung program WWF di Indonesia patut dibanggakan. Kehadiran teman media dan blogger sangat strategis untuk pemberitaan dan diharapkan semakin banyak lembaga lain yang ikut serta dalam CSR. khususnya di luar bank untuk konservasi.

Salah satu jenis satwa yang luar biasa yang dimiliki Indonesia yaitu penyu. Dari 7 jenis spesies penyu yang ada di dunia, Indonesia memiliki 6 jenis penyu dan menjadikan kebanggaan kita. Seperti penyu Belimbing yang memiliki ukuran besar hingga 800 kg, penyu sisi dan lainnya.

Dari hasil penelitian dengan memasang satelite di punggung penyu belimbing di salah satu pantai di Papua. Penyu itu berenang sampai ke kepulauan maluku hingga Filiphina dan Australia, bahkan ada yang sampai ke California. Penyu mengembara tidak perlu memakai Visa menurut bapak Benja. Untuk itu WWF ingin melindungi penyu tersebut.

Exploitasi penyu sangat cukup tinggi. Ketika penyu naik dan bertelur di pantai, predator seperti anjing, biawak akan memangsa dengan menggali lubang. untuk itu harus dijaga dan menjadi tantangan WWF.

Dengan bekerja sama dengan BCA secara untuk memastikan pendaratan penyu ke pantai tidak akan diganggu oleh manusia. Menjaga telur penyu dari gangguan predator dan  memastikan keamanan inkubasi sebelum menjadi anak penyu dan bisa pergi berenang ke laut dengan selamat. dari setiap penyu yang naik ke pantai dan bertelur tidak lebih dari 20% bisa bertahan hidup. ini membuat WWF bekerja sama untuk mempertahankan kekayaan yang dimiliki.


Ari Djatikusumo, SPBK Perdami



Sedangkan untuk Seksi Penanggulangan Buta Katarak Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (SPBK Perdami) akan diberikan donasi sebesar 500 juta rupiah kepada bapak Ari Djatikusumo, Wakil Ketua SPBK Perdami. Dana ini untuk pembelian dua buah mikroskop sebagai alat operasi katarak gratis di berbagai daerah.

Angka kebutaan di Indonesia masih tergolong tertinggi di ASIA. Banyak faktor yang menyebabkan kebutaan ini salah satunya adalah SDM atau dokter spesialis mata yang jumlahnya kurang di daerah. Sehingga akses untuk masyarakat Indonesia yang membutuhkan pelayanan mata agak kurang terutama bagi mereka yang  tinggal di luar pulau. Fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah di beberapa tempat masih jauh dari harapan. AKSES yang menjadi masalah, sehingga banyak yang mengalami gangguan kebutaan dan tidak menerima pelayanan dengan sesuai,

Angka kebutaan sebesar 2,5% dari total populasi Indonesia. Dari angka kebutaan tersebut 50% penyebabnya adalah katarak. Tetapi katarak ini adalah penyakit kebutaan yang masih bisa direhabulitasi dan bisa sembuh melalui operasi. BCA sejak beberapa tahun ini sangat mensupport pembiayaan operasi untuk pasien tidak mampu dan bantuan instrument. Karena instrument operasi mata yang tidak murah dan membutuhkan peralatan yang memadai dan mahal inilah BCA memberikan donasinya untuk pembelian dua buah mikroskop untuk operasi katarak. Mikroskop ini digunakan untuk pelayanan operasi katarak di daerah. Di berbagai daerah

Donasi diberikan secara simbolik kepada Perdami dan WWF. 




Bersama teman-teman Blogger

Dengan adanya program CSR ini diharapkan anak cucu kita nantinya masih bisa melihat spesies penyu di Indonesia. Juga makin berkurang angka penderita katarak di Indonesia.


Post a Comment

18 Comments

  1. Semoga penyu yang ada di dunia terlindungi ya mbak,kasian banget cuma ada 7 spesies dan semoga buta katarak juga angkanya semakin menurun karena mata itu penting sekali untuk melihat dunia

    ReplyDelete
  2. selalu kasihan melihat penyu, seperti mahluk tak berdaya...

    ReplyDelete
  3. Semoga dengan banyaknya yang peduli, penyu tidak menjadi binatang yang punah.

    Dan untuk katarak, semoga angkanya semakin menurun. 50% gede juga, nih

    ReplyDelete
  4. semoga penyu tetap lestari, dukung banget deh kegiatan seperti ini

    ReplyDelete
  5. ini jumlah yang cukup besar lho.. tapi kenapa bisa kekurangan dokter spesialis mata ya.

    semoga dengan adanya acara ini menjadi pelopor untuk acara lainnya

    ReplyDelete
  6. Semakin sadar bahwa tanggung jawab melestarikan lingkungan dan masyarakat sekitar bukan hanya pihak2 tertentu saja hehehe

    ReplyDelete
  7. Bagus ya mba program csrnya. Penyu Kan lucuuu..Amin moga anak cucu kita bisa lihat penyu Dan penderita katarak berkurang :)

    ReplyDelete
  8. Meskipun banyak yang melestarikan penyu,tapi lebih banyak lagi yang memunahkan. Sedih rasanya

    ReplyDelete
  9. Semoga penyu penyu kembali unyu di lautan biruuu

    ReplyDelete
  10. Suka sama penyu karena mereka lucu kalau kecil, semoga jumlahnya makin banyak dengan konservasi. Soalnya sekarang ini banyak yang jahat memburu mereka

    ReplyDelete
  11. Gerakan peduli lingkungan yg oke banget.. semoga hasilnya maksimal..

    ReplyDelete
  12. Semoga terus lestari buat anak cucu kita nanti

    ReplyDelete
  13. semoga saja penyu di indonesia tdk punah dan bisa dilestarikan

    ReplyDelete
  14. Mamerku ada katarak juga, ini sekarang dikasih vitamin biar bisa cepat dioperasi.

    ReplyDelete
  15. memang penyu semakin punah kelesatariannya... semoga banyak yg peduli terhadap penyu

    ReplyDelete
  16. memang harus ada org2 yg peduli utk menyelamatkan penyu2 dari kepunahan

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung dan berkomentar. Mohon maaf semua komentar di moderasi ya