Jam menunjukkan pukul 2 dini hari saat taksi yang membawa kami berhenti di Terminal 3 Ultimate Bandar Udara Soekarno Hatta hari itu.
Apa yang membuat kami ada di bandara sepagi itu? Karena kami akan melakukan perjalanan ke Lampung. Memang sengaja kami menunggu di bandara dibandingkan jalan jam 3 dari rumah karena khawatir perjalanan ada kendala, maklum di jalan tol sedang banyak pembangunan. Untungnya anak-anak juga gak mengeluh, mereka malah senang bisa berlama-lama di bandara.
Sengaja kami booking tiket pesawat paling pagi dari Traveloka supaya bisa langsung menuju ke Way Kambas, di Lampung.
Sekitar 25 menit akhirnya kami pun sudah tiba di Bandar Udara Radin Inten II, Lampung dan bertemu dengan Melly untuk jalan-jalan bareng. Mobil sewaan yang akan membawa kami ke Way Kambas pun sudah tiba di bandara.
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 1,5 jam, akhirnya kami tiba di pintu gerbang Way Kambas jam 9 pagi. Gerbang yang terlihat sepi dan tidak ada satupun petugas yang berjaga di sana. Ternyata tempat wisata tersebut ramainya kalau hari libur saja. Waktu kami masuk dan bertanya harga tiket pun dijawab terserah oleh penjaganya :)
Saya sempat membeli beberapa sisir pisang untuk memberi makan gajah. Harganya cuma 15 ribu saja, wah murah banget ya, kalau di Jakarta gak pernah saya mendapatkan harga pisang segitu dengan jumlah yang banyak. Sebelum pisangnya dimakan oleh gajah, saya pun ikut mencicipi buahnya terlebih dahulu. Dalam perjalanan, kami bertemu dengan monyet-monyet liar di tengah jalan, mereka pun kebagian pisangnya.
Saat tiba di lokasi saya sempat heran kenapa tempat wisatanya sepi sekali ya, tidak terlihat satu ekor gajah pun disana. Wah masa sudah jauh-jauh ke sini malah sia-sia kasihan anak-anak yang sudah semangat.
Akhirnya kami melihat dua ekor gajah yang sedang mandi dan minum di sebuah kolam. Anak-anak senang sekali apalagi bisa memberinya makan secara dekat.
Pascal memberi makan anak gajah berumur 5 tahun yang bernama Yekti. Dulunya Yekti ditemukan di saluran air desa BrajaYekti sedang terikat karena jerat para pemburu. Keadaannya yang mengkhawatirkan akhirnya olen Taman Nasional Way Kambas dipelihara. Namun, ada kendala biaya untuk memberinya makan dan dibukalah donasi untuk pembelian susu.
Berdasarkan pengalaman saya ke Way Kambas, sebaiknya datang di hari libur atau hari besar supaya suasananya lebih ramai dan ada atraksi atau pertunjukkan gajah yang ditampilkan.
Jangan lupa untuk membawa bekal makanan dan minuman apalagi jika ke sananya membawa anak-anak karena tempat jual makanan yang ada belum tentu buka. Mungkin kalau di hari libur banyak yang buka. Rekomendasi dari teman yang tinggal di sana juga menyarankan untuk membawa makan siang sendiri yang dibeli dalam perjalanan.
Apa yang membuat kami ada di bandara sepagi itu? Karena kami akan melakukan perjalanan ke Lampung. Memang sengaja kami menunggu di bandara dibandingkan jalan jam 3 dari rumah karena khawatir perjalanan ada kendala, maklum di jalan tol sedang banyak pembangunan. Untungnya anak-anak juga gak mengeluh, mereka malah senang bisa berlama-lama di bandara.
Sengaja kami booking tiket pesawat paling pagi dari Traveloka supaya bisa langsung menuju ke Way Kambas, di Lampung.
Sekitar 25 menit akhirnya kami pun sudah tiba di Bandar Udara Radin Inten II, Lampung dan bertemu dengan Melly untuk jalan-jalan bareng. Mobil sewaan yang akan membawa kami ke Way Kambas pun sudah tiba di bandara.
Way Kambas Kami Datang
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 1,5 jam, akhirnya kami tiba di pintu gerbang Way Kambas jam 9 pagi. Gerbang yang terlihat sepi dan tidak ada satupun petugas yang berjaga di sana. Ternyata tempat wisata tersebut ramainya kalau hari libur saja. Waktu kami masuk dan bertanya harga tiket pun dijawab terserah oleh penjaganya :)
Saya sempat membeli beberapa sisir pisang untuk memberi makan gajah. Harganya cuma 15 ribu saja, wah murah banget ya, kalau di Jakarta gak pernah saya mendapatkan harga pisang segitu dengan jumlah yang banyak. Sebelum pisangnya dimakan oleh gajah, saya pun ikut mencicipi buahnya terlebih dahulu. Dalam perjalanan, kami bertemu dengan monyet-monyet liar di tengah jalan, mereka pun kebagian pisangnya.
Saat tiba di lokasi saya sempat heran kenapa tempat wisatanya sepi sekali ya, tidak terlihat satu ekor gajah pun disana. Wah masa sudah jauh-jauh ke sini malah sia-sia kasihan anak-anak yang sudah semangat.
Akhirnya kami melihat dua ekor gajah yang sedang mandi dan minum di sebuah kolam. Anak-anak senang sekali apalagi bisa memberinya makan secara dekat.
Pascal memberi makan anak gajah berumur 5 tahun yang bernama Yekti. Dulunya Yekti ditemukan di saluran air desa BrajaYekti sedang terikat karena jerat para pemburu. Keadaannya yang mengkhawatirkan akhirnya olen Taman Nasional Way Kambas dipelihara. Namun, ada kendala biaya untuk memberinya makan dan dibukalah donasi untuk pembelian susu.
Saya dan Melly sempat dikejar oleh seekor gajah besar, kami pun berlari menuju pohon disekitar situ untuk berlindung. Tapi, oleh penduduk sekitar yang berada di kolam malah diminta menjauh, karena di pohon rindang tersebut banyak ularnya.
Sebenarnya pengunjung bisa naik gajah selama 20 menit dengan tarif 20 ribu atau berjalan-jalan ke hutan menaiki gajah yang ditemani pawang dengan membayar harga tiket 150 ribu rupiah. Tapi kami memutuskan untuk stay di lokasi gajah mandi saja sambil melihat gajah liar lainnya dari kejauhan.
Sebenarnya pengunjung bisa naik gajah selama 20 menit dengan tarif 20 ribu atau berjalan-jalan ke hutan menaiki gajah yang ditemani pawang dengan membayar harga tiket 150 ribu rupiah. Tapi kami memutuskan untuk stay di lokasi gajah mandi saja sambil melihat gajah liar lainnya dari kejauhan.
Karena perut sudah terasa lapar, kami pun keluar dari Way Kambas untuk mencari makan siang dan menunggu suami serta driver untuk sholat Jum'at di Masjid yang kami lewati dalam perjalanan pulang. Sengaja kami mempercepat perjalanan di Way Kambas untuk menyiapkan diri dan beristirahat karena esok harinya akan jalan-jalan ke Pahawang.
Tips Ke Way Kambas
Berdasarkan pengalaman saya ke Way Kambas, sebaiknya datang di hari libur atau hari besar supaya suasananya lebih ramai dan ada atraksi atau pertunjukkan gajah yang ditampilkan.
Jangan lupa untuk membawa bekal makanan dan minuman apalagi jika ke sananya membawa anak-anak karena tempat jual makanan yang ada belum tentu buka. Mungkin kalau di hari libur banyak yang buka. Rekomendasi dari teman yang tinggal di sana juga menyarankan untuk membawa makan siang sendiri yang dibeli dalam perjalanan.
Allhamdulillah anak-anak senang dan puas bisa melihat langsung gajah liar di Way Kambas. Liburan mendatang mereka ingin berkunjung ke Bromo dan Jatim Park katanya. Insya Allah menunggu libur sekolah dulu ya baru bisa berlibur lagi. Jadwal liburan yang paling dekat sih nanti akhir tahun saat Libur Natal dan Tahun Baru mendatang.
Meskipun waktunya masih 2 bulan lagi, tapi harus sudah mulai berburu tiket mulai sekarang, maklum itu hari libur favorit bagi banyak orang baik mereka yang bersekolah maupun para pekerja yang mengambil cuti.
36 Comments
hah harga tiket dimintai "terserah" gitu ya? wah gak matok harga ya, jadi bener-bener karena memang mau melindungi juga ya tempat wisatanya ,
ReplyDeletegajahnya bisa di deketin gitu ah keren banget ,
Aku pernah ke Way Kambas duluuu banget, masih TK kayaknya. Haha. Udh segede ini belum balik lagi. Kangen jugaa sana gajah2
ReplyDeleteWhat? Dikejar gajah dan berlindung di pohon besar yang banyak ularnya?? OMG! Bagaikan makan buah simalakama aja pengalamannya mbak, heheh..
ReplyDeleteKalau ajak anak anak untuk lihat kehidupan gajah gini kayanya seru ya mba. Belajar tapi nggak kerasa belajar. Makasih tipsnya
ReplyDeleteAsik bgt Lidya dan anak anak main main sama Gajah ...
ReplyDeleteWaah senangnya sudah melihat gajah dari daerah asalnya. Pasti anak-anak mengingat memori itu baik-baik, trus kalau mengerjakan soal ujian, terkenang selalu pernah diajak Mamanya ke Way Kambas, eh ada tante Melly juga yang imut.
ReplyDeleteItu gimana ceritanya bisa dikejar gajah hehehe. Trus kok horor banget sih ada pohon yang banyak ularnay gitu. Untung ada yang kasih tau. Setelah menjauh dari pohon itu, balik dikejar gajah lagi, gak? :D
ReplyDeleteHureee jalan-jalan ke Kebun Binatang, jauh pula untuk menengok gajah. Perjalanan yang menyenangkan bersama kesayangan.
ReplyDeleteBeberapa kali aku ke Lampung tapi belum terwujud nih main ke Way Kambas. Tapi kayaknya liburan ini mau ngajak anak ah biar bisa lihat lebih dekat kehidupan gajahnya :)
ReplyDeleteWaktu dinas ke Lampung aku ga kemana2 selain foto ditengah2 patung gajah mba wkwkkw pengen ke waykambas cuman kata rekan kerja disana jauh dari kantor
ReplyDeletewaaah Lia...aku jadi kangeeen saa Lampung dan juga Way Kambas! Terakhir ke sini tahun berapa ya? Udah lama bangeeet hehehehe. For sure aku musti ke sini lagi sama Bo et Obi
ReplyDeleteJadi pengen nabung dan bawa anak" jalan ke way kambas mba ditunggu cerita pahawangnya
ReplyDeleteAnakku yang pertama pernah ke waykambas dan naik gajah, ibunya cuma lihat di foto doang, kayaknya seru ya, kalau ada rezeki pengen ke sana juga sama anak-anak
ReplyDeleteaww ke way kambas, asyiknya. belum pernah sih aku kesana. tapi untungnya pernah naik gajah waktu kecil dulu
ReplyDeleteWaww, mau juga dong ke sana. Pasti anak-anakku seneng berinteraksi langsung dengan gajah kayak gtu.
ReplyDeleteWah seru pasti nih bisa ngasih makan gajah2. Kalo di Ragunan koq ngeri yaa wkwk
ReplyDeleteJauh-jauh nyebrang laut untuk lihat gajah, terbayar ya mba bisa lihat gajah yang besar dan lucu hehe. Kalau saya takut lihat gajah, gede banget soalnya
ReplyDeleteGak kebayang rasanya itu dikejar gajah gimana, tapi lebih ngeri lagi waktu mba berlindung gmdi bawah pohon yang banyak ular ya, hiii ngeri.. Tapi keren yah tempat wisata ya mba
ReplyDeleteAaaaahh senangnyaaa ketemu Melly! Lho, malah salfok aku. Wkwkkkkwkw. Jadi, kemarin pas ke Lampung itu ke Way Kambas juga to? Asyiknyaaa...
ReplyDeleteAhhh seru banget ya bisa lebih dekat main sama gajah, waktu ke Lampung tadinya mau kesini tapi ga jadi huhuhu.
ReplyDeleteAakkk jd pgn ngajakin si ken kesini. Gajah2 kecilnya menul2 lucu gemes. Makasih tipsnya ya mbk. Aku catet ah
ReplyDeleteAyo Mbak kita ke museum yang di Surabaya juga bulan depan. Pasti dirimu senang. Sediakanlah sehari aja gitu di Surabaya
ReplyDeleteWoow seru banget bertualang sama gajah, apalagi way kambas memang tempatnya gajah. Moga2 bisa ajak anak2ku kesini juga ah :)
ReplyDeleteIh nyesel kemarin ga bisa ikutan ke Lampung. Mudah2-an tahun depan aku pas selo ya jadi bisa ikutan kopdar dan mampir ke Way Kambas. Way Kambas ino semacam impian masa SDku soalnya sering banget muncul soal di RPUL ttg " apa nama penangkaran gajah di Lampung?" hahahahaha sampe qpal banget aku sama soal ini. Impianku selain Way Kambas ini juga Taman Nasional Afrika Selatan yang ada gajah Afrikanya itu.
ReplyDeleteJustru harus hari libur ya ke Way Kambas biar dapet atraksi gajahnya. Oke deh, kapan2 ke sana lagi anterin aku dan Faris ya Lia ;)
ReplyDeleteWaaahh mau ke Way Kambas liat gajah. Anak2 selama ini liatnya di Ragunan. Pengen jg liat gajah di habitat alamnya :D
ReplyDeleteAssik...
ReplyDeleteLiburan ke Way Kambass.
Akutu inget banget kalau gajah ini hewan yang panjang memorinya.
Jadi ga berani berinteraksi.
Enak.pake pesawat ya ke Lampung, daripada jalan naik feri. Degdegan dan lama heuheu siaplah nanti mo.nyoba cari tiket pake Traveloka buat jalan jalan makasih mbak
ReplyDeleteaku penasaran pingin menunggangi gajah deh... hahaha.. karena punggungnya tebal gitu. penasaran aja, apa kita masih bisa ngerasain bulu hangatnya kayak kalo kaki kita nyentuh badan kuda yang ditunggangi gitu?
ReplyDeleteWaktu ke Lampung dulu belum mampir ke sini, karena jadwalnya sangat padat.
ReplyDeleteBaidewei keren ya anak-anak mba, mau berinteraksi dengan gajah.
Tentang tiket pesawat saat libur nasional memang kudu siapkan dari jauh-jauh hari ya, biar masih bisa dapat tiket promo.
Waaah senangnya itu anak-anak bisa langsung megang gajah, aku belum pernah ke Way Kambas sama sekali ih...ajakin dong Lid :)
ReplyDeleteWhaaa aku pengin ngajak anakku ke sini juga
ReplyDeletemakasih sharing nya mba
Wow kosong banget. Jadi kayak private tour. Hehe. Itu gajahnya yang lagi mandi lucu amat
ReplyDeleteGajah kalau jinak memang lucu tapi kalo lagi marah mengerikan apalagi kalau gajahnya rombongan. Nice sharing mbak.
ReplyDeleteGajahnya cuma dua mba?
ReplyDeleteSerunya bisa melihat gajah lebih dekat. Kalau aku cuma pernah lihat gajah secara langsung di taman margasatwa Semarang.
ReplyDeleteTerima kasih sudah berkunjung dan berkomentar. Mohon maaf semua komentar di moderasi ya