Harapan Menyusuri dan Menanam Mangrove di Teluk Bintuni Papua

Menyusuri hutan  mangrove dari atas perahu kecil Pandansari di Brebes merupakan pengalaman yang tidak terlupakan bagi saya apalagi bisa merasakannya suasana hutan di siang hari dan malam hari. Meskipun ada sedikit rasa takut, namun saya takjub dengan masyarakat sekitar yang perlu diapresiasi karena  sudah berjuang untuk melestarikan hutan mangrove tersebut sebagai tempat konservasi seperti saat ini.


Bicara soal konservasi hutan mangrove, saya jadi teringat dengan hutan Papua sebagai wilayah konservasi dunia. Seru juga kalau saya bisa menyusuri hutan mangrove di Papua. Kalau selama ini kita mengenal Papua dengan wisata Raja Ampat, yuk kita mengenal sisi lain dari Papua yang tak kalah indah dan menariknya khususnya di bidang ekowisata.


☘ Manfaat Hutan Mangrove ☘ 


Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki hutan mangrove terbesar di dunia lho yang bermanfaat bagi lingkungan sekitar baik secara langsung maupun tidak apalagi bagi penduduk pesisir yang hidup di sekitar hutan mangrove.

Dulu waktu kecil saya tahu rawa-rawa itu dari cerita film di tv seperti swamp thing, pokoknya gambarannya mengerikan deh apalagi di tengah rawa ada monster. Tapi sejak beberapa kali saya menyusuri hutan mangrove yang ada di Pulau Jawa dan Belitung malah ingin tahu lebih dalam lagi manfaatnya.

Hutan mangrove atau hutan bakau ini tumbuhnya di atas rawa berair payau yaitu campuran air tawar dan air laut yang biasanya terletak di garis pantai.

Banyak sekali hutan mangrove di Indonesia yang terancam punah karena buruknya pengelolaan dan pengrusakan oleh tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab. Padahal kehadiran hutan mangrove ini memberikan manfaat yang banyak antara lain :

  • Mencegah erosi dan abrasi pantai yang disebabkan oleh ombak laut. Mangrove ini umumnya mempunyai akar yang bisa melindungi tanah dan melindungi pengikisan tanah karena air laut. Saya pernah melihat mangrove yang sudah mati dibiarkan begitu saja ternyata fungsinya untuk menahan ombak.
  • Sebagai penyaring alami hutan mangrove bisa membantu proses penguraian bahan kimia yang mencemari laut.
  • Sebagai habitat dan sumber makanan. Hutan mangrove juga bermanfaat bagi tempat tinggal habitat hewan yang ada di sekitarnya seperti biawak, burung, ular, kura-kura, monyet dan lainnya. Bahkan hewan laut seperti ikan, udang, kepiting dan siput yang tinggal di sekitarnya akan merasa aman dengan adanya hutan mangrove. 
  • Beberapa mangrove juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan makanan. Saya pernah mencoba urap dari daun mangrove namanya anglur, rasanya enak sekali.
Urap anglur merupakan tumbuhan mangrove yang dapat dimakan dan dijadikan bahan makanan


☘ Mengenal Papua Lewat Econusa ☘ 





Saya sendiri belum pernah menginjakkan kaki di bumi Papua, tapi mendengar teman-teman yang sudah berkunjung ke sana untuk wisata maupun bekerja, saya sangat tertarik dengan cerita-cerita mereka. Kebetulan sekali beberapa waktu lalu saya menghadiri Outlook EcoNusa 2020 jadi bisa mengenal lebih dekat mengenai Papua. Bingung juga awalnya apa sih EcoNusa?

Yayasan EcoNusa atau Ekosistem Nusantara ini diprakarsai oleh Bapak Bustar Maitar yang didirikan pada 21 Juli 2017. Beliau ini seorang penggiat lingkungan yang lahir dan besar di Papua sehingga saat ini ingin menjadikan Indonesia Timur sebagai pusat kegiatannya termasuk Papua, Papua Barat, Maluku, dan Maluku Utara. Yayasan Econusa ini mempunyai visi untuk mengusung kedaulatan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam yang berkeadilan dan berkelanjutan bekerjasama dengan para pemangku kepentingan baik pemerintah maupun non pemerintah.

Hadirnya Yayasan EcoNusa di Papua ingin membantu dalam pembangunan daerah Papua dengan memaksimalkan kemampuannya yang ada tanpa merusak yaitu dengan cara mengelola secara bijak untuk pembangunan yang berkelanjutan serta memperkuat potensi ekowisata yang dikelola oleh para orang Papua asli.


EcoNusa mempunyai beberapa nilai-nilai organisasi yang dijalankan saat ini.



Dari website EcoNusa saya bisa belajar dan mengenal lebih dekat mengenai Papua. Menurut informasi yang saya baca pada website EcoNusa bahwa Tanah Papua itu didominasi oleh tutupan hutan dan hingga saat ini selalu ada ancaman yang datang sehingga membuat adanya deforestasi setiap tahunnya.

Deforestasi adalah proses penghilangan hutan alam dengan cara penebangan untuk diambil kayunya dan tanahnya dijadikan lahan non hutan.

Seperti yang kita ketahui Tanah Papua mempunyai stok karbon yang tinggi dan berdasarkan data interpretasi citra satelit sekitar 5,5 giga ton stok karbon ada di sana yang berasal dari hutan-hutan yang ada termasuk hutan mangrove. Manfaat karbon di hutan ini  adalah untuk menjaga keseimbangan iklim global serta memberi peluang ekonomi dalam skema perdagangan karbon.  Alih fungsi hutan yang dijadikan perkebunan sawit membuat biodiversitas atau keanekaragaman hayati bisa menghilang.

Luas tutupan hutan di Tanah Papua mencapai 41,3 juta hektar hingga tahun 2018. Total luas tutupan tersebut merupakan hasil penyusutan deforestasi yang terjadi pada setiap tahunnya sejak tahun 2001 hingga 2018. Dalam rentang waktu 2001 hingga 2018, laju deforestasi rata-rata sebesar 51.527,71 hektar per tahun. Deforestasi tahunan menanjak naik sejak 2001 dari 2,4 persen menjadi 6,55 persen pada 2015. Kemudian perlahan menurun sampai 2018.



Dari data-data yang didapatkan EcoNusa tersebut makanya ingin membantu dalam pembangunan daerah Papua dengan memaksimalkan kemampuannya yang ada tanpa merusak termasuk hutannya. Berbagai kegiatan dilakukan oleh Econusa seperti mengadakan konservasi, pelatihan dan lainnya.

Salah satu kegiatan yang baru saja dilakukan oleh EcoNusa adalah Expedisi Mangrove di pesisir pantai selatan di Papua Barat yang berlangsung dari tanggal 2-7 Desember 2019 lalu. Expedisi Mangrove tersebut menempuh jarak 1000 km dan meneliti total luas area mangrove untuk diteliti sebanyak 419,8 hektar.

Ekspedisi yang dilakukan di 14 kabupaten menggunakan kapal Kurabesi Explorer dengan tujuan mengumpulkan  cerita dari Tanah Papua mengenai manusia dan ekologi serta melihat secara dekat peran hutan mangrove dalam menjaga kawasan hutan. Expedisi terbesar ini menyusuri hutan mangrove mulai dari Kaimana hingga ke Raja Ampat. Dari expedisi tersebut memperoleh ilmu-ilmu baru dari penduduk setempat serta menemukan jenis mangrove baru yang belum diketahui serta dilakukan penelitian.

Dalam ekspedisinya banyak cerita menarik yang didapatkan salah satunya seorang perempuan bernama mama Mariam yang sedang menangkap karaka (kepiting hitam) di perairan mangrove di Kampung Mandoni. Uniknya Mama Mariam ini menggunakan rotan dan jaring nilon untuk menangkap karaka di belakang rumahnya dan ikan segar dijadikan umpannya. Dari aktivitasnya menangkap karaka tersebut Mama Mariam bisa mendapatkan penghasilan yang cukup besar sehingga bisa menyekolahkan anaknya ke perguruan tinggi.

Ternyata saya baru tahu kalau kawasan hutan mangrove itu terbagi menjadi dua yaitu kawasan ekosistem mangrove primer (kawasan yang belum dijamah manusia) dan kawasan ekosistem mangrove sekunder (kawasan yang sudah dijamah manusia).

Seru ya yang ekspedisi mangrove yang dilakukan oleh EcoNusa. Seandainya saya bisa ikut serta juga pasti banyak pengalaman yang didapatkan. Kalau diberikan kesempatan untuk berkunjung ke Tanah Papua pastinya banyak tempat yang ingin saya kunjungi, tapi saya tertarik dengan Hutan Mangrove di Teluk Bintuni.

☘ Surga Mangrove di Teluk Bintuni ☘ 

Sebelum impian terwujud ke Hutan Mangrove Bintuni, gambar diri saya dulu aja yang berfoto ya :)


Alasan saya ingin berkunjung ke Hutan Mangrove Teluk Bintuni karena merupakan salah satu hutan mangrove terbaik di Indonesia setelah Raja Ampat yang memiliki luas 200 hektar.

Pada tahun 1980 WWF atau World Wild Foundation mengusulkan hutan mangrove di Teluk Bintuni ini agar masuk dalam cagar alam yang kemudian ditindaklanjuti oleh Konservasi International. Pemerintah daerah juga mempunyai program untuk meningkatkan pembangunan berbasis konservasi.

Sayangnya hutan mangrove di Teluk Bintuni ini sedang terancam oleh perusahaan pembalakan kayu dan tambang padahal keberadaan hutan mangrove ini bermanfaat bagi kehidupan masyarakat sekitar dan biota lautnya. Untuk itulah pemerintah setempat melibatkan masyarakat untuk ikut serta melestarikan hutan mangrove agar tidak punah dan tetap bisa dimanfaatkan oleh anak cucu ke depannya dengan melakukan aksi penanaman bibit mangrove.

Keberadaan hutan mangrove di Teluk Bintuni ini juga sebagai mata pencaharian masyarakatnya di mana di mangrove tersebut tempat tumbuh dan tinggal biota laut seperti kepiting, udang, ikan, dan kerang yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakatnya.

Selain itu juga tanaman yang ada di hutan mangrove bermanfaat sebagai bahan makanan contohnya Avicennia marina yang bisa dikonsumsi sebagai sayur. Avicenna Gymnorrhiza (sarau) kayunya dapat digunakan sebagai arang dan banyak jenis mangrove lainnya yang juga bermanfaat sebagai obat.

Kalau diberikan kesempatan saya mau banget menyusuri hutan mangrove di Teluk Bintuni ini. Selain melihat keindahan mangrove, melihat kehidupan masyarakat sekitar juga ingin ikut merasakan menanam bibit pohon mangrove di hutan mangrove terbesar ini.



Mudah-mudahan melalui EcoNusa saya bisa berkunjung ke sana untuk membuktikan bahwa Papua itu Indonesia yang mempunyai Ekowisata yang bagus untuk dikunjungi. Bukan cuma untuk berwisata, tapi mengenal lebih dekat kehidupan di sekitar hutan mangrove di Teluk Bintuni dan belajar mengenai mangrove yang ada di sana.

Reference artikel :
- www.econusa.id
- Tirto.id
- wri-indonesia.org

Post a Comment

38 Comments

  1. Sama mbak...aku juga pengen menyusuri Teluk Bintuni ini apalagi sambil menanam mangrove.

    ReplyDelete
  2. Pengen deh ke Papua dan ke Bintuni ini. Semoga 🥰

    ReplyDelete
  3. Aku juga mau kalau ada yang ngajak ke Papua. Hutan Mangrove tuh memang penting banget apalagi yang daerahnya di sekitar pantai. Di Jepara pun begitu

    ReplyDelete
    Replies
    1. beda ya hutan mangrove iin dengan hutan-hutan lain yang gak berair

      Delete
  4. Aku juga mau kalau ada yang ngajak ke Papua. Hutan Mangrove tuh memang penting banget apalagi yang daerahnya di sekitar pantai. Di Jepara pun begitu

    ReplyDelete
    Replies
    1. DiJepara juga ada hutan mangrovenya ya, kapan-kapan ajak aku ke sana ya

      Delete
  5. saya juga pernah dengar kalau Papua memiliki hutan mangrove terbesar tapi belum pernah kesana hahahaa semoga bisa kesana suatu hari nanti :)

    ReplyDelete
  6. Waah, MAngrove terbaik di Raja Ampat ya Teluk BIntuni ini.
    Mau juga explore ke sana, tunggu akuu di sanaa eaaa..

    ReplyDelete
  7. Papua adalah daerah yang masuk ke dalam wishlistku mba. Teringat informasi teman "Indonesia itu, makin ke timur makin bagus".

    Semoga bisa turut serta menghijaukan Indonesia dengan EcoNusa

    ReplyDelete
  8. Bintuni, ahh indahnya. Mimpiku juga nih mbak suatu hari ke Papua. Ke Bintuni.

    ReplyDelete
  9. Wooow. Luas banget ya Mbak hutan Mangrove Papua ini. Mencapai 200ha book.
    Disini juga lagi marak penanaman mangrove, ada tracking mangrove juga. Bahkan ada lho disini rumah makan di antara tanaman2 mangrove, namanya aja RM. Kampung Bakau, hehehh.
    Semoga kesampaian ya Mbak menyusuri hutan Bintuni Papua.

    ReplyDelete
  10. Papua ini punya sumber daya alam yg luarrr biasa.
    Kita kudu bahu-membahu untuk menjaganya sekuat tenaga
    Semoga semua pihak bisa bekerjasama melindungi hutan Papua agar tetap lestari.. Aamiin..

    ReplyDelete
  11. Wah, pengen juga nih mbak mengunjungi Hutan Mangrove di Papua sekalian ngajak anak-anak juga kayaknya seru nih.

    ReplyDelete
  12. Indaaah bangeeet... kalah menyusurinya rame2 pasti seru, jauh dari hiruk pikuk kendaraan. Bisa refreshing otak banget ini mah.

    ReplyDelete
  13. Papua memanbg keren banget ya, suamiku pernah hampir sebulan disana untuk ekspedisi. Katanya memang bagus banget dan Hutan Mangrove itu keren banget. Hanya denger ceritanya aja aku ingin ke sana :(

    ReplyDelete
  14. Saya percaya keanekaragaman mangrove di Papua lebih banyak dan lebih terjaga. Semoga dengan hadirnya Econusa membuat masyarakat Papua semakin menyadari potensi wilayahnya yang luar biasa.

    ReplyDelete
  15. Cantiknya hutan mangrove di Papua pasti luar biasa.. dan manfaatnya untuk lingkungan yaa Lia

    ReplyDelete
  16. Amiin, semoga bisa memgunjungi Papua segera ya Mbak. Saya pun juga ingin ke sana. Dan hutan mangrove selalu indah. Dulu pernah ke hutan Mangrove di daerah Karangsong. Nyampenya subuh. Ya Allah, saat matahaei terbit kemerahan, burung kuntul yang habitatnya di hutan mangrove berterbangan menghiasi langit jingga.

    ReplyDelete
  17. Saya juga belum pernah ke Papua mbak dan memang banyak hal yang bisa ditelusuri apalagi bisa mengenal alam dan budayanya. Hutan Manggrove saya sama sekali belum pernah berkunjung mbak.

    ReplyDelete
  18. Di sana banyak mangrove juga ya, mbak. Seneng bgt melihat papua selalu hijau, semoga alamnya terus lestari dan damai.. sampai nanti aku berkesempatan ke sana aamiin

    ReplyDelete
  19. Sebetulnya banyak hasil alam dari hutan Mangrove yang bisa dimanfaatkan menjadi produk jadi seperti bahan sirup, teh, kopi. Tapi sayang belum maksimal karena terhalang di pemasaran dan mungkin masih sedikit UMKM disana yang mengeksplornya menjadi beragam produk bernilai jual yang harusnya bisa membantu pemasukan penduduk lokal.

    ReplyDelete
  20. Saya juga belum pernah ke Papua Mbak. Rasanya ingin suatu saat nanti ke sana, ingin lihat keindahan Raja Ampat

    ReplyDelete
  21. Papua ini emang luar biasa indah mba. Sayangnya aku kesana udah lama dan belum sempat jelajahi lebih lama. Smoga terkabul ya ke papua

    ReplyDelete
  22. Kapan ya aku bisa ke Papua? Hutan mangrovenya luas banget kayanya ya mba. Semoga tetap terjaga. :)

    ReplyDelete
  23. Dulu waktu masih aktif bekerja kantoran
    Saya pernah ditawari untuk wisata mangrove ... di Pulau Bintan kalau tidak salah ... (saya lupa persis lokasinya)
    Tapi tidak jadi.
    Kenapa? karena peminatnya sedikit ... jadi tur mangrove dibatalkan. Banyak yang milih acara tur ke obyek yang lain

    Salam saya Mbak Lid

    ReplyDelete
  24. Semoga kesampaian ya bisa ke Papua dan menyaksikan hutan mangrove di Teluk Bintuni. Jadi ingat jaman masih kuliah dulu rajin ikutan penanaman mangrove di sepanjang pantai utara Jawa. Puanaaass... terbakar matahari. Tapi lega melihat bertahun-tahun kemudian tanaman ini menjadi pelindung bumi dari abrasi air laut.

    ReplyDelete
  25. Sekarang memang lagi gencar-gencarnya Ekowisata ya.
    Semoga industri Ekowisata ini makin berkembang dan bisa memajukan perekonomian indonesia, terutama di Papua.

    ReplyDelete
  26. Wah sama mba awalnya saya hanya tau Raja Ampat kalau bicara Papua tetapi baca2 blog teman2 jd banyak tau nih ttg daerah2 indah di Papua ..

    ReplyDelete
  27. Ih pengen juga deh bias lihat Hutan Mangrove Teluk Bintuni ini. Gak cuma itu saja, kepengen juga bias jelajah Papua. Lihat foto-foto suamiku waktu kerja di sana bikin mupeng. Indah banget ya alam Papua ini.

    ReplyDelete
  28. Wah hutan mangrove di sana terjaga banget kyknya ya mbak? Bikin Papua makin hijau, selai karena banyaknya pegunungan yang banyak hutan juga. Semoga kita semua bisa menginjak tanah Papua ya mbak

    ReplyDelete
  29. Aku pernah mengunjungi salah satu Hutan Mangrove di Surabaya. Bener, kak Lia...jadi ingat film. Tapi bedanya, yang aky inget film Ananconda.
    Heuu~
    Papua masih luas sekali hutannya yang harus dijaga demi ksehatan paru-paru bumi.

    ReplyDelete
  30. Aku pernah mengunjungi salah satu Hutan Mangrove di Surabaya. Bener, kak Lia...jadi ingat film. Tapi bedanya, yang aky inget film Ananconda.
    Heuu~
    Papua masih luas sekali hutannya yang harus dijaga demi ksehatan paru-paru bumi.

    ReplyDelete
  31. Vegetasi mangrove ini sangat penting bagi kelestarian pesisir dan habitat yang ada di dalamnya. Semoga pesisir-pesisir Papua tetap terjaga.

    ReplyDelete
  32. Jadi diingatkan tentang kelestarian hutan mangrove ya mba, seneng ya bisa menyusur hutan mangrove bisa jadi obwis juga.

    ReplyDelete
  33. Papua, keindahannya harus dilindungi ya..

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung dan berkomentar. Mohon maaf semua komentar di moderasi ya