Tahu gak di masyarakat itu masih banyak masalah kekurangan gizi, bukan karena kurangnya makanan saja tapi juga kurang pengetahuan tentang makanan bergizi. Masalah gizi itu tanggung jawab siapa sih? Jawabannya adalah tanggung jawab bersama, anak paud juga bisa belajar tentang gizi asal metodenya menyenangkan. Tentunya gak bisa anak paud belajar gizi sendiri, tapi butuh bantuan dari gurunya.
Ada alasan kenapa kita terus memperhatikan tentang gizi, salah satunya adalah guna menyiapkan Generasi Emas tahun 2025 nanti, untuk itu perlu menyiapkan generasi muda yang unggul dan berdaya saing. Semuanya itu ada pada anak-anak kita jaman sekarang. Generasi Indonesia Emas bisa terwujud jika memenuhi beberapa syarat yaitu :
- Dapat mengatasi stunting
- Mengatasi asupan gizi baik kelebihan gizi maupun kekurangan gizi
- Memiliki akses kesehatan yang baik
- Menyiapkan pendidikan yang layak
Beban Ganda Masalah Gizi Anak Indonesia
Sewaktu saya mengikuti webinar Edukasi Sejak Usia Dini Melalui Metode yang Menyenangkan yang diselenggarakan oleh oleh YAICI dan bekerjasama dengan IGABA (30/5), ada fakta mengejutkan mengenai masalah gizi ini di Indonesia. Masih ada orangtua yang memberikan kental manis sebagai susu kepada anaknya, padahal ini tidak ada gizinya sama sekali.
Beberapa narasumber yang hadir pada webinar tersebut antara lain ada Arif Hidayat, SE., MM., (Ketua Harian YAICI), DR. Chandrawaty M.Pd., (Pengajar FKIP UHAMKA & Wakil Ketua Majelis Dikdasmen PP Aisyiyah), Dr. Piprim Basarah Yanuarso., S.pA (K)., (Ketum PP IDAI), dan Muhammad Awam Prakoso (Pemerhati Anak & Pendongeng).
Memang sih Indonesia menduduki peringkat yang rendah untuk konsumsi kental manis dibandingkan negara lain, namu tingkat stunting di Indonesia masih tinggi, hal ini disebabkan masih rendahnya literasi gizi di masyarakat.
Jadi saat ini Indonesia itu sedang mengalami beban ganda pada masalah gizi anak Indonesia. Seperti yang saya informasikan di awal tulisan, bukan sepenuhnya karena masyarakat Indonesia kekurangan dan tidak mampu memberikan makanan bernutrisi tapi ada pula karena kurangnya pengetahuan tentang nutrisi tersebut yg diberikan pada anaknya.
Bukan cuma anak yang kurang berat badan yang sedang dihadapi, namun ada pula peningkatan obesitas pada anak-anak karena konsumsi makanan maupun minuman yang tidak layak dan banyak mengandung gula. Salah satu minuman manis yang sering dikonsumsi adalah kental manis, apalagi masih ada orangtua yang menganggapnya itu adalah susu dan memberikan pada anaknya setiap hari 2-4 gelas. Inilah beban ganda yang harus kita hadapi dan tanggulangi bersama.
Kental Manis Bukan Susu
Masih adanya persepsi yang salah di masyarakat mengenai kental manis yang dianggap sebagai susu. Saya sendiri masih ingat betul dengan iklan kental manis yang disebut dengan susu, hingga anak-anak pun hapal dengan jingle iklannya tersebut.
Peran media massa saat itu sangat berpengaruh sekali di masyarakat sehingga mau tidak mau terbawa juga dan mempercayainya. Malah ada di berbagai tempat di mana orang tua memberikan kental manis yang diseduh dengan air pada bayi di bawah 1 tahun. Apa yang akan terjadi jika tidak dihentikan? Maka si anak akan mengalami kegemukan atau obesitas karena kental manis itu kandungan gulanya tinggi sekali hingga 50%, tapi proteinnya rendah dan tidak memenuhi syarat batas dalam sehari.
Kental manis selain bisa menyebabkan obesitas juga dapat merusak gigi dan berdampak pada kesehatan kita.
Edukasi Mengenai Gizi dan Menekankan Tentang Kental Manis Bukanlah Susu
Untuk menyiapkan anak generasi emas, orangtua, terutama ibu harus menyiapkan diri sedini mungkin sebelum hamil, dalam masa kehamilan, hingga 1000 Hari Pertama Kelahiran karena di masa ini anak membutuhkan nutrisi dan stimulasi yang baik.
Setelah anak lahir, sebaiknya diberikan ASI sebagai minuman paling baik untuk bayi, kalau pun karena suatu hal tidak bisa memberikan ASI, maka diganti susu formula dengan rekomendasi dokter. Bukan memberikan susu kental manis.
Diperlukan edukasi dalam merubah perilaku dan kebiasaan masyarakat akan kental manis dengan sosialisasi dari pemerintah, organisasi, media massa, tokoh masyarakat atau siapapun yang berkompeten. Perlu juga ditekankan pada masyarakat bahwa KENTAL MANIS MERUPAKAN SIRUP BERAROMA SUSU.
Edukasi Lewat Paud Dengan Materi yang Menyenangkan
Banyak cara untuk kita memberikan edukasi mengenai nutrisi termasuk tentang kental manis, salah satunya adalah lewat bantuan paud.
Ada Ibu Chandra Wati yang menuturkan konsep tumbuh kembang anak yang mutlak harus dilali tahap-tahapnya. Dalam hal faktor yang mempengaruhi perkembangan ada dua hal yang mempengaruhi yaitu secara nature atau generik, dan Nurture yang dibentuk melalui pola asuh dan nutrisi.
Anak stunting adalah kondisi di mana anak gagal tumbuh cirinya punya tumbuh pendek dari anak normal seusianya. Stunting bisa menyebabkan terganggunya tumbuh kembang pada otaknya juga sehingga bisa mengalami keterlambatan dalam berpikir. Perlu dicatat tidak semua anak pendek itu stunting, karena ada yang pendek karena faktor genetik.
Ibu Chandra Wati dari PP Aisyiyah juga menyampaikan kalau di tempatnya yaitu paud melibatkan semua guru paud dan TK untuk menyampaikan literasi gizi khususnya tentang kental manis pada murid-murid tentunya dengan cara yang menyenangkan yaitu bermain karena dunia anak adalah bermain.
Supaya anak bisa menangkap informasi lebih cepat, guru-guru paud ini harus melakukan pendekatan yang sesuai dengan anak lewat tiga pembelajaran anak usia dini yang meliputi :
- Learning by doing. Lewat praktik langsung seperti membuang sampah pada tempatnya, makan makanan bernutrisi dan lainnya.
- Learning by Stimulating lewat cara bernyanyi, menari atau tebak-tebakan
- Learning by modeling. Anak itu sukanya mencontoh, maka dari itu orang dewasa harus memberikan contoh yang baik terlebih dahulu. Kalau mau anaknya makan makanan bergizi, maka kitanya pun harus melakukan hal tersebut.
Di PP Aisyiyah juga selalu menanamkan kebiasaan makan dan minum yang baik antara lain dengan menerapkan pola makan teratur, mengonsumsi jenis makanan yang bervariasi, ada adab makan yang baik, melibatkan anak dalam menyusun menu keluarga serta menekankan bahwa kita makan untuk hidup bukan hidup untuk makan.
Oh ya, kalau dulu kita mengenal 4 Sehat 5 Sempurna ditambah susu ya, ingat lho pola ini sudah digantikan dengan Makanan Gizi Seimbang yang menerapkan bahwa susu bukan pengganti makanan tapi sebaiknya makan dengan aneka jenis bahan pangan yang punya nilai gizi yang baik.
Supaya anak-anak mau makan berbagai aneka jenis makanan, pastinya orangtua harus kreatif dalam memberikan menu makanan supaya anak tertarik dan mau mencobanya. Untuk mengatasi kurang gizi itu mudah sebenarnya kata dokter Primpim yaitu dengan menambah asupan protein hewani, ini juga sebagai penyebab stunting jika kurang mengonsumsinya. Protein hewani ini mudah didapatkan dan murah contohnya telur dan ikan.
Jika guru paud memberikan edukasi lewat pembelajaran anak usia dini, kalau Kak Amam memberikan edukasi lewat dongeng. Bisa juga edukasi mengenalkan gizi yang baik serta edukasi mengenai kental manis bukan susu lewat dongeng. Tapi kak Amam juga memberikan tips, untuk mendongeng sebaiknya harus menggali cerita terlebih dahulu dupaya tokohnya tidak biasa serta membuat cerita lebih modern sesuai jamannya dan menyenangkan anak supaya mereka tidak bosan. Selain itu, dalam mendongeng juga diperlukan media peraga dan suara yang menarik perhatian anak-anak.
Kalau guru sadar gizi murid pun bisa sehat, lewat edukasi yang menyenangkan anak paud juga bisa belajar tentang gizi.
25 Comments
Salah kaprah yaa mak sejak kecil saya kira susu kental manis itu susu dan saya konsumsi sejak saya SD. Paling suka yang coklat memang yaa maniss bangett.
ReplyDeleteSejak kecil memang bagus dikenalin gizi seimbang suoaya menjadi kebiasaan yang baik
Sejak usia dini, anak memang sebaiknya udah dikenalkan dan dibiasakan seputar pola makan dan habit yg baik ya mba
ReplyDeleteinsyaAllah bermanfaat bgt utk tumbuh kembang yg optimal.
Memprihatinkan sekali ya Mbak, tingkat stunting di Indonesia masih tinggi. Itu bukan hanya karena masalah makanan tapi juga pengetahuan tentang makanan bernutrisi. Nah dengan diberi pengetahuan mengenai gizi sejak dini, seperti di Paud ini, mudah2an generasi emas di tahun 2025 ini cita-cita Indonesia terlaksana. Generasi mudah kita berdaya saing karena mereka sehat secara fisik dan mental
ReplyDeletenyokap guru PAUD, pengenalan gizi dilakukan seminggu sekali sesederhana membawa buah ataupun membuat acara makan bersama
ReplyDeleteKental manis tuh manisnya emang maniiis banget, hanya cocok buat cocolan aja dan itu pun harus dibatasi konsumsinya yaaah
ReplyDeleteIya nih, kalo edukasi ke anak PAUD memang harus kreatif biar lebih mudah diterima yah, selain dongeng bisa sambil nyanyi juga tuh
Kalau ngasih tahu anak soal gizi, jujur kumasih bingung karena emang gak bakat menerangkan. Jadi ya pakai tindakan. Dilihatin tuh kita makan sayur, ikan, buah. Soal kental manis, sama Keponakan batita, aku gak pernah kasih. Dia masih ASI. Kadang doang kubelikan uht
ReplyDeleteSeruju, anak PAUD juga bisa belajar tentang gizii, di antaranya edukasi mengenai kental manis bukan susu. Seperti yang dilakukan guru PAUD dengan memberikan edukasi lewat pembelajaran anak usia dini, dan Kak Amam yang memberikan edukasi lewat dongeng ini
ReplyDeleteAku jadi ingat lagi anak-anak masih usia 3-5 tahun, saat memberikan mereka makan duh kudu kreatif banget mendongeng. Supaya makanan segera habis. Dan ini terbukti mereka jadi mau makan + memang jadi mom kita harus kreatif kreasi menu agar mereka tidak bosen ya
ReplyDeleteSusah juga mengenalkan Makanan Gizi Seimbang buat anak picky eater. Tapi emang harus dibiasakan mengenal beragam jenis makanan. Apalagi saat ini masih banyak yang mengira susu kental manis termasuk susu. Harus banyak memberi edukasi juga.
ReplyDeleteIya mbak Lidya, soal pemberian kental manis sebagai susu oleh orang tua kepada anaknya, memang masih banyak terjadi, terutama di lingkungan pedesaan yang orang-orangnya masih minim mendapatkan informasi dan edukasi mengenai mana makanan/minuman yang tidak ada gizinya sama sekali.
ReplyDeleteEdukasi gizi tentu sanget penting dan harus disosialisasikan lebih luas lagi kepada masyarakat. IYa, dulu kental manis itu dianggap susu ioleh sebagian besar orang. Namun kita tidak lagi karena sudah paham. Makanan gizi seimbang sebisa mungkin diterapkan sehari2 ya. Dengan metode yang menyenangkan pasti kita bisa dan turut meminimalisasi gizi buruk pada anak2 Indonesia :)
ReplyDeleteJadi inget aku dlu punya temen yg tiap hari dikasih kental manis sama ibunya dikira susu kan maksudnya biar sehat yg ada malah gulanya tinggi. Bagus juga ni ya paham soal gizi sejak dini. Jd anak2 tau mana makanan yg bagus gizinya mana yg harus dihindari
ReplyDeleteBener banget anak paud juga perlu diedukasi tentang gizi. Terutama supaya mereka ga picky eater. Dulu pas anak sulungku masih TK ada kegiatan dan lagu gemari gemar makan ikan. Mayan tuh anak2 jadi mau mkan ikan
ReplyDeleteSejak tahu kalau susu kental manis bukan susu, saya jadi was was kalau anak minta dibelikan susu kental manis. Mendingan susu bubuk yang jelas kandungan gizinya.
ReplyDeleteMenyenangkan sekali..
ReplyDeleteBelajar dengan anak PAUD memang kudu memahami konsepnya adalah 3 cara belajar menyenangkan tersebut. Pemberian melalui contoh dan teladan agar anak-anak bisa memilih apa yang akan dimakan dan diminum, sehingga tetap terjaga kesehatannya.
Edukasi lewat PAUD2 via gurunya emang kadang salah satu yang bisa berhasil, apalagi utk mengedukasi ortu bahwa SKM bukan susu ya mbak.
ReplyDeleteAnak2 PAUD juga suka tu biasanya kyk makan bersama, trus lewat dongeng atau nyanyian gtu ya. Anak2 biasanya akan mudah mengingatknya dan secara gak lansgung kadang jg malah jd ngajarin ortunya hehe
Ya Allah semoga aku bisa menjadi orang tua yang bisa memberikan kebutuhan gizi untuk anak-anak ku nanti aamiin dan bisa berbagi juga tentunyaaaa. Maakaih mba Lid reminder nya
ReplyDeleteBagus nih mengajarkan tentang gizi sejak masih PAUD. Asalkan cara menyampaikannya sesuai dengan usia anak, pasti anak bakalan lebih mudah memahami. Melalui cara mendongeng bagus tuh.
ReplyDeleteCakep nih anak-anak Paud audha dikenalkan makanan gizi seimbang. Usahakan hindari kental manis sebagai asupan pengganti susu ya. Bahaya kandungan gulanya terlalu banyak.
ReplyDeleteIya terkadang bukan karena masalah ekonomi tapi soal kurangnya pengetahuan soal gizi ya Mbak jadi terjadi stunting, padahalakan makanan bergizi tak perlu mahal ya yang penting seimbang gizinya dari nasi, sayur, dan lauknya
ReplyDeleteAku juga mulai edukasi ke anak-anak dan suami, kalau susu kental manis bukan susu loh. So far alhamdulillah anak-anak ngerti, tapi bapake masih denial hihihii.
ReplyDeleteMengetahui tentang gizi itu sangat penting ya mbak
ReplyDeleteBisa diajarkan sejak dini
Bahkan kepada anak paud sekalipun, asalkan caranya menyenangkan
Seru banget kalau melibatkan anak dalam menyusun menu ya, Bun. Jadi enggak ada alasan lagi mereka menolak menunya karena bisa jadi menu yang dibuat saat itu pilihan anak. Xixixixi
ReplyDeletejaman dulu pada bangga ..bilng sarapan pake susu yang sebenarnya skm dan itu gula cair. Nah sekarang masih banyak ibu2 yang ngasih batita pake skm. mau bilang takut mereka tersingggung.. karena mereka cuma bisa beli itu... mau bantuin kita juga belum bisa....
ReplyDeleteNah kita yg generasi lama klo ga diedukasi terus juga ingatnya 4sehat 5sempurna ya mbak padahal skr udh beda lagi. Tiap hati menunya harus seimbang dan bergizi
ReplyDeleteTerima kasih sudah berkunjung dan berkomentar. Mohon maaf semua komentar di moderasi ya