#KEBIntimate Series with Kartika Soeminar : Menghadapi NPD Bertahan atau Berpisah?

Apa yang harus dilakukan saat hidup dengan seseorang yang punya NPD (Narcissistic Personality Disorder), BERTAHAN atau BERPISAH?  Tidak mudah pastinya hidup dengan seseorang yang memiliki gangguan kepribadian dan bisa menjadi sangat menantang. Beberapa orang mungkin bisa bertahan namun lainnya memilih untuk mengakhiri hubungannya. Lalu bagaimana dengan mbak Kartika Soeminar yang sudah hidup dengan pasangan NPD? Yuk cari tahu informasinya mengenai NPD di postingan ini!






#KEBIntimate Series with Kartika Soeminar 


Saya beruntung bisa hadir di acara KEBIntimate Series with Kartika Soeminar tanggal 21 April 2024 lalu di Twin House, M Bloc Jakarta Selatan. Acara Intimate Session dengan tema “Break The Silence: 23 Years of Narcissistic Abuse Survivor” ini sangat istimewa karena bertepatan dengan Hari Kartini, dan saya yakin bahwa dukungan terhadap perempuan Indonesia untuk lebih memahami dan menghadapi Narcissistic Personality Disorder (NPD) adalah langkah yang sangat tepat.

Tentu saja, acara ini menjadi lebih menarik dengan kehadiran Mbak Kartika Soeminar langsung dari Bali. Saya tidak bisa membayangkan betapa menginspirasinya saat beliau berbagi pengalaman hidupnya selama 23 tahun bersama seorang individu dengan NPD. Bagaimana akhirnya beliau berhasil keluar dari situasi tersebut setelah melewati banyak kesulitan dan penderitaan.





Kisah Mbak Kartika mengungkapkan betapa pentingnya pemahaman akan NPD. Selama ini, kurangnya edukasi tentang NPD membuat banyak orang, termasuk mbak Kartika, tidak menyadari bahwa mereka berada dalam hubungan yang tidak sehat. Mbak Kartika bahkan harus belajar tentang ciri-ciri NPD melalui media sosial.

Di Indonesia, perempuan seringkali menjadi korban dalam hubungan dengan individu NPD. Sayangnya, dukungan terhadap korban NPD masih minim, banyak yang takut untuk mengakhiri hubungan karena berbagai alasan seperti anak dan masalah keuangan. Namun, perempuan berhak untuk hidup bahagia dan dihormati. Melalui acara ini, mbak Kartika ingin mengampanyekan kesadaran akan NPD untuk mendukung perempuan Indonesia agar bisa hidup lebih baik.



Kompleksitas NPD: Gangguan Mental yang Sulit Disembuhkan



Untuk memahami lebih dalam tentang Narcissistic Personality Disorder (NPD), Dr. Zulvia Oktanida Syarif, seorang ahli dalam bidang kedokteran spesialis kejiwaan yang dikenal dengan sebutan dokter Vivi hadir pada cara KEB Intimate. Beliau menjelaskan mengenai NPD melalui kacamata seorang ahli.




Dr. Vivi menggambarkan NPD sebagai sebuah kompleksitas gangguan mental yang tidak hanya sulit disembuhkan sepenuhnya, tetapi juga termasuk dalam kategori gangguan kepribadian. Salah satu tantangan utama dalam pengobatan NPD adalah bahwa individu yang terkena gangguan ini sering kali tidak menyadari adanya masalah pada diri mereka sendiri, sehingga proses penyembuhan menjadi jauh lebih sulit. Meskipun ada berbagai pendekatan terapi yang tersedia, jarang sekali individu yang mengidap NPD secara langsung mengunjungi dokter untuk pengobatan, biasanya karena adanya keluhan atau masalah lain yang lebih mendesak.

Tak dapat disangkal bahwa NPD adalah fenomena yang nyata dan relevan dalam kehidupan sehari-hari. Pengetahuan yang kita miliki tentang NPD membantu kita menjadi lebih sadar akan keberagaman kepribadian yang ada di sekitar kita. Dr. Vivi juga menguraikan ciri-ciri umum dari individu yang menderita NPD sebagai #NPDAwareness diantaranya ciri tersebut adalah termasuk kesombongan yang berlebihan, kebutuhan akan pengakuan, kurangnya empati, perilaku eksploitatif, harga diri yang rapuh, ketidakstabilan emosi, masalah dalam hubungan interpersonal, ketidakmampuan menerima kritik, dan perilaku manipulatif serta dominan.





Penyebab dari NPD sendiri melibatkan berbagai faktor, termasuk genetik, lingkungan, trauma emosional dan psikologis, pola peran dalam keluarga, dan kekurangan dalam pengaturan emosi. Menariknya, Dr. Vivi juga mengungkapkan bahwa memberikan pujian secara berlebihan atau mengabaikan anak-anak secara berlebihan juga dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya NPD.


Cara Menghadapi Orang dengan NPD


Dalam menghadapi individu yang menderita Gangguan Kepribadian Narcissistic (NPD), dokter Vivi memaparkan triknya agar kita tidak terdampak, diantaranya adalah:
  • Tetap tenang dan terkendali
  • Buat batasan dan tetap teguh dan kuat dengan batasan
  • Bicara dengan tenangm jelas, terbuka dan jujur
  • Hindari menyerang, menyalahkan, dan mengkritik
  • Fokus pada fakta dan solusi
  • Jaga keamanan, kesehatan fisik dan mental
  • Pilih pertempuran bijaksana, hindari konfrontasi yang tidak perlu
  • Pahami batasan dan mengingat bahwa kita tidak dapat mengontrol atau menyelamatkan orang dengan NPD



Beliau menekankan perlunya memberikan dukungan positif kepada korban, menegaskan bahwa mereka memiliki tempat yang aman untuk berbicara tanpa takut dihakimi. Meski demikian, dia juga menyarankan untuk menghormati keputusan individu yang memilih untuk tetap bertahan dalam hubungan tersebut, karena hak setiap orang untuk membuat pilihan harus diakui.

Pesan yang disampaikan oleh dokter Vivi ternyata sejalan dengan pengalaman yang dialami oleh Mbak Kartika. Dalam menghadapi individu dengan NPD, Mbak Kartika telah menemukan beberapa strategi yang efektif, seperti tetap tenang dalam situasi yang menegangkan, menetapkan batasan yang jelas, serta mempertahankan sikap teguh dan kuat terhadap batasan tersebut.

Keputusan Mbak Kartika untuk akhirnya memutuskan hubungan dengan pasangan yang menderita NPD tidak terlepas dari dukungan dan konsultasi yang diberikan oleh anaknya. Anaknya ingin melihat ibunya bahagia, dan Mbak Kartika sendiri tidak ingin terus mengorbankan dirinya dalam hubungan yang tidak sehat. Dukungan dari teman-teman juga memberikan kekuatan tambahan bagi Mbak Kartika, membuatnya merasa didukung dan tidak sendirian dalam menghadapi situasi yang sulit apalagi NPD.
Meskipun telah menjalani peran sebagai kepala rumah tangga selama 23 tahun dan berusaha membangun aset serta usaha agar bisa mandiri, hal yang paling mendasar bagi Mbak Kartika adalah rasa pasrah kepada kekuatan yang lebih besar dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Pasrah bukan berarti menyerah begitu saja, tetapi lebih pada sikap menerima bahwa ada hal-hal di luar kendali manusia dan mempercayakan segala hal kepada kebijaksanaan yang lebih tinggi.




Ternyata, di era saat ini, masih banyak sosok yang menginspirasi seperti mbak #KartikaSoeminarStory, yang gigih memperjuangkan hak-hak perempuan. Mbak Kartika sebagai #NPDSurvivor memiliki harapannya agar semakin banyak perempuan yang mendapatkan pendidikan dan pemahaman yang lebih baik mengenai #Narcisstic, sehingga mereka tidak akan mengalami hal yang serupa dengan apa yang dialami oleh Mbak Kartika.

Boleh-boleh saja melihat ciri-ciri dari NPD yang sudah dipaparkan dokter Vivi, tetapi kita tidak boleh melakukan "SELF DIAGNOSE" serahkan pada ahlinya.

Hal yang baik untuk memberikan bantuan dan dukungan kepada teman yang menjadi korban NPD agar bisa mengatasi #BrokenButUnbroken dan #BreakTheSilence. Namun, penting untuk memahami bahwa keputusan untuk melanjutkan atau mengakhiri hubungan haruslah menjadi hak prerogatif mereka. Meskipun demikian, kita sebagai teman harus memastikan bahwa mereka selalu mendapatkan perlindungan dan dukungan yang mereka butuhkan. Dengan demikian, kita bisa membantu mereka menjalani proses yang paling sesuai dengan kebutuhan dan keinginan mereka, sambil tetap memastikan bahwa mereka dalam lingkungan yang aman dan terlindungi.




Post a Comment

19 Comments

  1. Jadi pelajaran banget mengenal ciri2 NPD karena tanpa disadari banyak jg orang terdekat yang menderita NPD.

    ReplyDelete
  2. Jadii bagaimana bisa tahu kalau pasangan / orang lain itu NPD? Apa harus dibawa ke psikolog atau direkam kelakuannya apa gimana?

    Salut banget ama bu Kartika karena akhirnya berani melangkah keluar dari hubungan yg tidak sehat.

    ReplyDelete
  3. Bagus banget KEB Intimate Session kali ini bisa bikin melek sama NPD dan agak alen ya NPD ini, malah korbannya ya yang kasihan, kan kalo gangguan mental lainnya maka si pasien yang menderita

    ReplyDelete
  4. Berpisah aja sih kalau punya pasangan NPD. Tapi, kalau mengalami sendiri, biasanya memang gak mudah melepasnya. Semacam butuh kekuatan lebih untuk bisa berpisah. Syukurlah mbak Kartika akhirnya bisa lepas dari hubungan tersebut. Btw, saya baru tau kalau genetik juga bisa mempengaruhi.

    ReplyDelete
  5. Punya teman yang NPD saja rasanya sudah kesal ya, gimana kalau ini ada dipasangan itu yang jadi tatangan juga ya mak. Kalau masih dalam circle pertemanan bisa dikasih tau secara perlahan sih.

    ReplyDelete
  6. Salah satu keluarga juga punya ciri2 yang sama dengan NPD ini kak cuma sepertinya dia gak 'ngeh' deh kalau dia NPD. Sebaiknya cara membantunya gimana ya?

    ReplyDelete
  7. Membayangkan betapa berat kehidupn merwka yg harus menghadapi orang2 NPD ini. Dukungan orang2 terdekat amat sangat dibutuhkan. Hebat mbak kartika bis survive dan move on

    ReplyDelete
  8. Saya sendiri baru tahu ada npd ini Minggu Minggu ini dari sebuah novel yg mengisahkan sang mertua yg menderita npd
    Kasihan banget menantunya itu
    Sedih banget deh
    Tak bis membayangkan pengalaman Mbak Kartika sebagai survivor NPD selama puluhan tahun...

    ReplyDelete
  9. NPD ini bisa menjalar ke siapa saja termasuk ke orang terdekat kita. Gejalanya juga seolah olah itu hal biasa, kadang awalnya tak disadari. Semoga makin banyak yg peduli terhadap orang-orang dg gangguan NPD.

    ReplyDelete
  10. Hmm jadi begitu ya bersikap kalau ada NPD
    Sepertinya memang sudah banyak di sekitar saya
    Jadi bisa tetap bertahan kalau berada di dekat mereka dengan tips ini

    ReplyDelete
  11. Ternyata ada caranya juga ya agar kita tak terdampak ya mba. Menarik juga ini untuk mempelajari NPD karena dengan situasi seperti ini memang resiko juga terpapar atau terdampak NPD

    ReplyDelete
  12. Ternyata self love berlebihan ini bisa jatuhnya jadi NPD, gitukah.. ka Lia?
    Rasanya case per-case bisa menjadi pelajaran dalam kehidupan mengenai makna bahagia dalam sebuah hubungan.

    ReplyDelete
  13. Wah wah dari judulnya aja udah memberikan pertanyaan yang sulit. Kalau Mbak Kartika akhirnya memilih berpisah ya, walau 23 tahun tuh gak sebentar lho mendampingi org NPD.
    Sayangnya gak semua org bisa punya keberanian yang sama kyk mbak Kartika untuk lepas dari iktan toxic dengan org2 NPD. Memang no 1 kudu ambil batasan tegas, kalau eprlu ya cari pertolongan buat memutuskan langkah selanjutnya ya.

    ReplyDelete
  14. Dukungan ini yang sekarang sulit didapat.orang sibuk sendiri, maunya ada yayasan or jasa online untuk mengobati nya

    ReplyDelete
  15. Menarik sekali bahasan tentang NPD ini mbak.
    Dan walau sudah melihat ada beberapa ciri NPD pada diri seseorang, yang bisa langsung kita bilang dia nih pribadi NPD ya, mesti ada diagnostik dari yang memang ahli dibidangnya

    ReplyDelete
  16. Biasanya, pengidap NPD ini memiliki rasa percaya diri yang tinggi dan haus akan pujian. Ia juga memanfaatkan dan tak peduli dengan kebutuhan orang lain.

    Parahnya, pengidap NPD seringkali senditif terhdap kritik lantaran punya harga diri yang tinggi. Inilah yang membuat pengidap NPD menyebalkan.

    ReplyDelete
  17. Waktu nonton IG live di KEB, aku belom keinget apa-apa tentang NPD ini. Tapi begitu baca-baca tulisan temen-temen yang ikut acara offline, aku jadi keinget adikku sendiri. Huhu beliau juga kayaknya masuk ke dalam kasus ini. Dalam jeratan pasangannya yang NPD. Susah banget untuk bisa keluar dari kehidupan seperti itu. Saluuut untuk mbak Tika yang bisa keluar dan akhirnya bisa mandiri dan seproduktif sekarang. Semoga adikku juga nanti bisa begitu. Aamiin. :'(

    ReplyDelete
  18. Kebayang sulitnya masa2 yg harus dihadapi oleh Mbak Kartika saat itu dengan pasangan yg NPD. Sudah sulit diubah soalnya yaaa karakter yang udah terbentuk sejak kecil. Ada sesuatu yang jadi pemicunya tuh tentunya.

    ReplyDelete
  19. Pertanyaaan yang sulit, apalagi kalo dah sampe berumah tangga dan punya anak dengan suami yang NPD yaaa.. kayanya kalo bukan atas kesadaran sendiri, seorang NPD ga akan berubah ya.. huhu

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung dan berkomentar. Mohon maaf semua komentar di moderasi ya