Cek Fakta Untuk Ketahui Kebenaran Informasi Yuk!

Dunia teknologi semakin berkembang pesat dewasa ini, kemudahan pun bisa kita dapatkan dengan mudah. Melalui sebuah gadget yang terhubung dengan koneksi internet sebuah informasi bisa kita dapatkan dalam hitungan detik. Tanpa mencari berita pun kadang saya mendapatkan banyak informasi yang dibagikan melalui grup whatsapp atau sosial media.

Cek Fakta Untuk Ketahui Kebenaran Informa




Di masa pandemi seperti saat ini saya pun kerap menerima informasi kesehatan maupun berita mengenai covid-19. Belum lama ini saya membaca berita yang di-share pada wag yang berisi resep obat yang bisa digunakan tanpa harus ke rumah sakit untuk mereka yang sedang melakukan isolasi mandiri di rumah karena dinyatakan positif dari virus covid-19.

Sederet obat dan dosisnya ada di sana mulai dari antibiotik, antivirus, antibatuk dan obat lainnya. Dalam waktu singkat informasi ini mungkin sudah melalang buana di dunia maya. Tak sedikit juga orang yang percaya dan mengikuti anjuran tersebut.

Setahu saya, antibiotik itu tidak bisa dikonsumsi sembarangan apalagi jika terdapat obat keras dengan logo lingkaran berwarna merah. Obat tersebut bisa dibeli jika ada resep dari dokter. Lagi pula setiap orang tidak bisa mengonsumsi dengan dosis yang sama, tergantung dari usia dan berat badan pasien. 

Pengetahuan seperti itu saya dapatkan pastinya dari sumber yang terpercaya baik dari dokter maupun event pelatihan kesehatan yang pernah saya dapatkan. Apa jadinya mereka yang tidak tahu informasi mengenai bahayanya mengkonsumsi obat sembarangan. Makanya tidak sedikit orang yang membagikan kembali informasi tersebut dengan harapan membantu orang lain yang membutuhkan.

Biasanya berita-berita seperti ini akan berhenti di saya penyebarannya. Ketika tahu berita tersebut tidak benar pun biasanya saya akan diam apalagi jika hal tersebut terjadi di grup isinya orang-orang yang usianya di atas. Maunya sih saya menyanggah berita tersebut dengan berita yang berisi fakta akan kebenaran beritanya.

Hoax atau informasi bohong sudah ada sejak dulu tapi saat ini semakin cepat menyebar karena ada teknologi  informasi (internet).





Menjadi Agen Pembawa Fakta


Saya pikir mengungkap fakta hanya tugas yang berwenang dan ahlinya saja. Ternyata kita pun bisa lho menjadi agen pembawa fakta untuk meluruskan berita yang tidak benar.

Beruntung sekali saya mempunyai kesempatan mengikuti workshop mengenai "Cek Fakta Kesehatan untuk Blogger" yang diadakan oleh Tempo Institute beberapa waktu lalu.

Mbak Siti Aisyah (Facebook's Global Health Fellow) menjelaskan tujuan dari workshop diadakan adalah :
  • Untuk meningkatkan pengetahuan tentang infodemik
  • Memahami permasalahan dan dampak mis/dis informasi kesehatan
  • Memahami kemampuan dasar untuk melakukan cek fakta kesehatan

 

Infodemik merupakan arus informasi yang terlalu banyak di mana di dalamnya termasuk informasi yang salah atau menyesatkan sehingga sulit untuk menemukan sumber dan panduan yang dapat dipercaya.


Sebagai agen pembawa fakta harus lebih kritis saat mendapatkan berita yang belum jelas kebenarannya dengan tidak membagikan rumor yang telah diterimanya. Selain itu kita juga harus bisa melakukan double cek faktanya dan mencari tahu informasi tersebut berasal dari mana.


📌 Mengenal Misinformasi dan Disinformasi


Sebelum saya infokan bagaimana cara mengecek fakta sebuah berita, yuk kita bahas terlebih dahulu mengenai perbedaan Misinformasi dan Disinformasi yang saya peroleh dari Mbak Ika Ningtyas (Pemeriksa Tempo dan Trainer Cek Tempo AJI-Google News Initiative).

Misinformasi adalah seseorang yang tidak sengaja menyebarkan hoax karena tidak mengetahui kebenarannya.
Disinformasi adalah seseorang yang dengan sengaja menyebarkan informasi namun dia tahu informasi tersebut salah bahkan ada yang ikut memproduksi hoax tersebut.

7 macam dis/mis informasi


 

Dari Jenis-jeni Dis/Mis Informasi tersebut, mereka mempunyai tujuan sendiri dalam penyebarannya antara lain: 

  • Jurnalisme lemah dalam mencari fakta tanpa verifikasi terlebih dahulu
  • Untuk lucu-lucuan semata
  • Sengaja untuk membuat provokasi yang membuat heboh 
  • Partisanship
  • Untuk mencari keuntungan (Clickbait-iklan)
  • Gerakan politik
  • Propaganda

📌 Dampak Dari Dis/Mis Informasi di Masyarakat


Informasi yang beredar di masyarakat membuat mereka kebingungan dan panik. Contohnya ketika diberitakan susu beruang dapat mengobati covid-19, banyak orang panik dan berburu susu tersebut untuk di-stok di rumah.

Contoh lain adalah ketika ada seseorang yang menyatakan vaksin berbahaya dan dapat membuat orang yang melakukan vaksinasi akan mengalami sakit. Atau ada yang mengira jika sudah vaksin maka akan terhindar dari virus covid-19.

Berita tersebut membuat bingung bukan? Mana sih berita yang benar. Masyarakat pun menjadi tidak percaya terhadap pemerintah, otoritas kesehatan dan ilmu pengetahuan.

Ada beberapa hal yang perlu diluruskan seperti vaksin adalah sistem proteksi, bukan obat untuk menyembuhkan covid-19. Nah, berita seperti ini yang harus disebarkan pada masyarakat, tentu saja dengan dukungan fakta-fakta yang benar.


Cara Mengecek Fakta Sebuah Informasi


Informasi yang kita dapatkan biasanya dapat berupa link berita, foto, mau video. Dari ketiga informasi ini kita bisa cek fakta untuk mengetahui kebenaran beritanya.

cara cek fakta



✅ Kenali Situs Berita

Di dunia maya banyak situs yang beredar yang belum tentu semua informasi bisa dianggap benar, bahkan banyak juga situs yang menyebarkan hoax. 

Untuk melihat apakah situs tersebut bisa dipercaya atau hanya situs abal-abal saja, ada beberapa cara yang dapat kita lakukan antara lain:
  • Cek alamat situs nya
  • Cek data perusahaan media di Dewan Pers
  • Cek detail visual
  • Waspada bila terlalu banyak iklan
  • Bandingkan ciri-ciri pakem media mainstream
  • Cek About Us
  • Waspada dengan judul judul sensasional
  • Cek ke situs media mainstream
  • Cek google reverse image search pada foto utama

Untuk mengecek alamat situs kita menggunakan who.is dan domainbigdata.com untuk mengetahui apakah situs tersebut abal-abal atau bukan. Sedangkan untuk situs berita dari perusahaan media dapat dicek melalui https://dewanpers.or.id/data/perusahaanpers .


✅ Verifikasi Video


Jangan anggap semua video yang beredar itu benar adanya. Banyak cara untuk mengedit video dengan memotong dan menambahkan video lain serta tulisan ke dalamnya sehingga seolah-oleh berita tersebut benar.

Kita bisa melakukan verifikasi terhadap sebuah video melalui kata kunci di mesin pencarian. Amati video tersebut apakah ada kejanggalan atau tidak dari bangunan yang ada di dalam video, rambu-rambu, nama jalan atau apapun yang ada pada video tersebut. Dari petunjuk tersebut bisa kita gunakan sebagai kata kunci untuk mencari video asli yang sudah pernah beredar sebelumnya.

✅ Verifikasi Foto


Cara kedua untuk memverifikasi video adalah dengan memotongnya menjadi gambar atau lakukan saja screencapture. Selanjutnya dari gambar tersebut kita bisa melakukan verifikasi foto melalui Reverse Image dari Google. Dengan menggunakan tools ini kita bisa mengetahui unggahan foto pertama yang beredar.

Cara lainnya untuk verifikasi foto dengan menggunakan reverse image dari Yandex, Tineye atau pun alternatif tools lainnya seperti Bing.com dan Baidu.


Cara Cek Fakta Kesehatan


Di masa pandemi kita juga banyak menerima informasi mengenai kesehatan. Meskipun informasi yang didapatkan berasal dari keluarga terdekat, sebaiknya kita pun harus memeriksa sumbernya apakah berasal dari sumber yang terpercaya atau bukan. Kita juga perlu mengidentifikasi penulis serta cek tanggal publikasi serta bukti pendukung lainnya.

Cara lain untuk mengecek kebenaran adalah melalui cek organisasi pemeriksa fakta seperti Cek Fakta Tempo atau media nasional lainnya yang memiliki pemeriksa fakta.

Khusus untuk cek fakta kesehatan ada tiga cara pengecekan yang harus kita periksa yaitu:
  1. Merujuk pada referensi yang terpercaya seperti Badan Kesehatan Dunia atau WHO, Kementerian Kesehatan, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) atau jurnal ilmiah.
  2. Studi peer-review dan pre-print yaitu studi penelitian evaluasi yang dilakukan tim pakar.
  3. Studi korelasi dan hubungan sebab akibat.


Mencoba Verifikasi Foto


Seperti yang saya sampaikan di awal tulisan ini yang membahas tentang obat-obatan untuk pasien isoman atau isolasi mandiri di rumah, berikut ini saya memverifikasi berita yang saya dapatkan dari grup whatsapp.

Langkah pertama yang saya lakukan adalah meng-capture berita tersebut lalu meng-upload pada situs reverse image Yandex. Oh ya, jika kalian mempunya gambar dari sebuah website berita pun bisa lakukan verifikasi foto tersebut dengan menyimpannya terlebih dahulu sebelum mengecek pada situs reverse image.


Setelah meng-upload foto tersebut di Yandex, maka akan mendapatkan hasil seperti pada gambar capture di atas. Dari sana saya mendapatkan sebuah situs klarifikasi mengenai resep obat yang dimaksud pada laman Kompas.com.


Dengan kemampuan dasar cek fakta untuk ketahui kebenaran informasi kita bisa ikut meluruskan berita yang tidak benar dan meningkatkan pengetahuan tentang infodemik.

Post a Comment

1 Comments

  1. Kecanggihan teknologi memang bikin cepat menyebarnya berita hoaks ya mba. Intinya sih, kita sebagai user harus tahu mana yang hoaks mana yang fakta. Dan jangan asal nyebar tanpa tahu sumber yang benar.

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung dan berkomentar. Mohon maaf semua komentar di moderasi ya