Suka minum jamu atau obat herbal? Buat orang Indonesia yang kaya akan rempah-rempah dan tanaman herbal yang banyak manfaatnya dan satu sama lain saling melengkapi, jamu-jamuan dan obat herbal bukanlah hal yang asing karena masyarakat sudah terbiasa mengonsumsinya. Saya sendiri mengenal dan mencoba minum jamu sudah sejak kecil karena biasa melihat bapak di rumah minum jamu. Selain minum jamu atau obat herbal, saya yakin teman-teman terbiasa memakai kosmetik atau skincare dalam kesehariannya baik itu perempuan maupun laki-laki. Yakin sudah pakai kosmetik aman dan konsumsi jamu aman?
Ternyata, di balik manfaat dari jamu dan kosmetik yang kita gunakan tersebut belum tentu semuanya aman, kenapa bisa begitu?
Program BPOM - Goes to School & Campus
Untuk mengedukasi masyarakat dalam penggunaan jamu dan kosmetik aman BPOM RI pada hari Selasa, 15 Maret 2022 lalu mengadakan webinar tentang "Jamu dan Kosmetik Aman Nasional".
Program yang diadakan oleh BPOM ini merupakan sebagai salah satu upaya mengedukasi masyarakat agar bisa cerdas dalam memilih dan memilah produk yang akan digunakan dan dikonsumsi dengan aman.
Selain melalui webinar, BPOM juga rutin memberikan informasi di berbagai platform seperti website, sosial media, podcast dan lainnya. Alasan penyebaran informasi banyak dilakukan melalui dunia maya karena usia produktif saat ini lebih menguasai teknologi dan digital di dalam segala aspek kehidupannya.
Dalam kesempatan webinar yang diadakan secara hybrid yaitu online melalui Zoom dan offline tersebut sekaligus mengukuhkan program Badan POM Mengenai Kick Off dan Training of Trainer (Tot) Pembentukan Duta Jamu Aman dan Duta Kosmetik Aman. Upaya BPOM ini diwujudkan dalam bentuk program BPPM Goes To School & Campus untuk pembentukan Duta Jamu aman dan Kosmetik Aman.
Sebagai pilot project BPOM kali ini sudah terpilih 58 duta kosmetik aman dan 11 ribu jamu aman yang akan mengedukasi dan memanfaatkan teknologi. Para Duta Kosmetik Aman dan Jamu Aman ini memang sengaja dipilih dari kampus dan sekolah karena mereka ini banyak memberikan high impact bagi masyarakat seumurnya.
Bugar Dengan Obat Herbal Tanpa Bahan Kimia Obat
Pasti diantara kita pernah konsumsi obat herbal atau jamu untuk membantu mengatasi masalah kesehatan misalnya pegal-pegal, ngilu atau keluhan lainnya. Penggunaan obat tradisional memang sudah turun temurun digunakan oleh masyarakat kita apalagi ramuannya dibuat dari bahan alam dan turunannya sehingga membuat masyarakat yakin mengkonsumsinya.
Obat tradisional ini terbagi menjadi 3 jenis yaitu:
- Jamu (Keamanan dan khasiatnya dibuktikan secara empiris)
- Obat Herbal Terstandar (Keamanan dan khasiatnya dibuktikan secara ilmiah melalui uji praklinik sehingga bahan bakunya sudah terstandarisasi)
- Fitofarmaka (Keamanan dan khasiatnya dibuktikan secara ilmiah melalui uji praklinik dan uji klinik dan bahan baku serta produknya sudah terstandarisasi)
Meskipun obat tradisional aman digunakan, namun masyarakat perlu cermat karena mash ada obat tradisional yang menambahkan BKO (Bahan Kimia Obat) yang bisa membahayakan kesehatan. Kalau pun terdapat izin edar BPOM biasanya fiktif. BKO itu sendiri jika digunakan bersamaan dengan bahan herbal akan mengakibatkan efek samping.
Sebagai salah satu contoh obat tradisional yang mengandung BKO misalnya ada penambahan parasetamol pada jamu anti pegal. Setelah seseorang meminumnya akan mengalami manfaat yang instan. Meskipun parasetamol termasuk obat bebas yang bisa dibeli tanpa resep dokter, tapi tidak bisa dicampur penggunaannya dengan obat herbal karena bisa menimbulkan sirosis.
Perlu kita ketahui bahwa herbal tidak bekerja dengan instan karena bahan herbal tidak bekerja secara cepat tetapi mencapai keseluruhan sistem di tubuh secara bertahap dan memperbaiki gangguan yang ada di tubuh untuk menjadi kesimbangan di dalam tubuh.
Ciri-ciri obat tradisional yang mengandung BKO antara lain efek cepat, menyatakan sebagai obat sapu jagat untuk segala penyakit, pada Kemasan mengandung gambar aneh dan ada Izin BPOM namun fiktif.
Cerah Alami Tanpa Merkuri
Selain harus waspada terhadap obat tradisional, kita juga harus bisa memilih kosmetik yang aman. Kosmetik di sini termasuk di dalamnya adalah skincare yang biasa kita gunakan.
Banyak masyarakat Indonesia yang berpendapat kalau cantik itu mereka yang memiliki kulit putih. Padahal pendapat tersebut tidaklah benar karena jenis kulit itu terdiri dari 6 tipe di mana masing-masing punya keuntungannya. Perbedaan warna kulit ini ditentukan oleh pigmen dan melanin yang ada pada kulit serta dipengaruhi oleh genetik dan lokasi tempat tinggal. Kita sebagai orang Indonesia yang tinggal di iklim tropis di mana matahari bersinar lumayan terik punya keuntungan sendiri pada jenis kulit yang dimiliki karena melaninnya lebih banyak yang berguna untuk melindungi paparan sinar matahari sehingga bisa melindungi risiko kanker kulit.
Karena keinginan memiliki kulit yang putih, maka hadir pula produk kecantikan yang menggunakan merkuri sebagai bahan yang dicampurkan ke dalam skincare. Merkuri memang bisa membuat kulit putih secara cepat tapi efek samping yang dialami juga sangat berbahaya yaitu menghambat produksi melanin kulit. Penggunaan merkuri bukan hanya berpengaruh pada kulit saja tapi juga akan mempengaruhi organ yang ada di tubuh kita seperti rusaknya ginjal, insomnia, gangguan otak dan lainnya.
Jadi, please stop kosmetik bermerkuri hanya menggunakan kosmetik yang aman karena banyak kok produk kosmetik dan skincare yang membuat kulit cerah alami tanpa merkuri
Untuk itu kita sebagai konsumen harus tetap waspada dengan CEK KLIK yaitu
- Cek Kemasan
- Cek Label
- Cek Izin Edar
- Cek Kadaluarsa
Setalah tahu cara membedakan kosmetik aman dan jamu aman, gak ada lagi yang salah memilih ya. Semua demi keamanan dan kesehatan kita semua.
0 Comments
Terima kasih sudah berkunjung dan berkomentar. Mohon maaf semua komentar di moderasi ya