Dikala kita berbicara ataupun berkata-kata ada kalanya secara tidak sengaja bisa saja bisa menyinggung orang lain. Baik perkataan didunia nyata maupun didunia maya, lewat komen contohnya.
Diwaktu yang tepat diam itu emas tapi dalam situasi tertentu dengan diam akan menjadi masalah. Aku memang kurang tidak ahli dalam agama tapi aku pernah membaca mengenai hadist yang berbunyi “Barangsiapa yg beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah berkata benar atau diam.” hadits diriwayatkan oleh Bukhari.
Terkadang aku harus diam ketika pascal meminta dibelikan sesuatu karena dia akan menghubungkan satu hal dengan hal lainnya. Aku pernah berkata tidak ada uang untuk membeli barang itu, tapi diwaktu bersamaan aku mengeluarkan uang yang jumlahnya lebih besar untuk membayar SPP contohnya. Pascal akan berkata dengan sedih, mama nanti uangnya habis bayaran itu mahal.
Sejak itu aku harus bisa memilih kata yang harus disampaikan ke anak agar tidak salah. Begitupula dalam hal berkomentar di blog teman-teman sudah saatnya aku lebih berintrospeksi diri mana tau debgan candaan aku tapi membuat orang lain tersakiti.
note : maaf belum bisa BW
Published with Blogger-droid v2.0.4
77 Comments
sama kayak adekku, dulu juga gitu. gara2 mamah bilang kalo beli maenan dede yg mahal2 nanti mamahnya tekor. jadi besok2nya pas mamah beli barang mahal dede selalu bilang 'katanya nanti tekor'. hho
ReplyDeletediam itu emas tapi terlalu diam juga bikin orang lain bingung ........
ReplyDeleteplease remind me also, mba.
ReplyDeletesiapa tau ada kata-kata saya yang pernah menyakiti ...
Saya juga minta Maaf Mbak Lidya jika ada salah komntar disni..
ReplyDeleteMemang harus disituasi yang pas ya diam itu, tapi bener juga tuh ada juga yang diam malah menjadi masalah :)
ReplyDeleteaku juga suka mengedit ulang tulisanku saat berkomentar, takut salah/menyakiti
ReplyDeleteaku juga sering mengalami dilema seperti itu thd anak..soal komen, saya mohon maaf jika ada kata2 yg kurang pas di hati mba..dan teman2 tentunya :)
ReplyDeleteanak-anak selalu menyerap apa yang kita kerjakan, apa yang kita katakan, jika kita tidak hati-hati bukan tidak mungkin ada hal yang tidak kita inginkan muncul di anak. Semoga kita diberikan kemudahan untuk menddidik anak-anak kita menjadi anak yang shalih /shaliha
ReplyDeleteBenar sekali Mbak ...
ReplyDeleteJika kita belum kenal betul saya cenderung untuk memilih kata-kata dengan hati-hati ...
namun jujur saja ...
seiring dengan berjalannya waktu ... karena sudah merasa dekat ... saya jadi suka becanda ...
(dan hal itu berlaku sebaliknya)
(jika saya sudah merasa kenal dekat dengan komentator ... maka apapun komentar bercanda yang dilontarkan oleh ybs ... saya akan sangat senang ...)(lebih akrab rasanya).
Dan salah satu sahabat yang sudah saya anggap akrab adalah Mbak Lidya
So mudah-mudahan becandaan saya masih ok-ok saja ya Mbak ...
(yang jelas becandaan mbak lidya ... sangat ok dimata saya)
salam saya Mbak
diam itu emas,emas itu kuning ,kuning itu tinja,,mama kelvin,jadi gak boleh terlalu diam,heheheh
ReplyDeletesetuju. silent is golden.
ReplyDeletePepatah itu terdengar standar namun penuh makna. sudut pandang orang pun berbeda menilainya. jadi, biarlah "diam" menjadi bagian dari rasa setiap orang. (*uhhuk, aku suka becanda...semoga ga ada candaanku yang menyinggung ya, like a best friend, tegurlah sahabatmu dikala ia salah)
ReplyDeleteaku malah anak'a dari kecil mpe gede kaya sekarang kagak bisa diem mba,tapi anak aktif'a itu jauh lebih berkembang daya pikir'a mba dibanding anak yang pendiam
ReplyDeleteDiam itu emas, mungkin ada benarnya, meskipun tidak selalu benar..
ReplyDeleteSemoga saja kita bisa menempatkan diri dan memelihara lidah/perkataan agar mampu senantiasa berkata baik/benar atau lebih baik diam.
Menurut saya jika kita berkomentar di blog teman-teman, ga usah dijadikan beban Mb. Karena sesama blogger itu saling memahami dan harusnya juga tidak mudah tersinggung.... :)
ReplyDeleteSaya mohon maaf apabila kata-kata saya dalam dunia maya ini ada yang menyinggun para sahabat
ReplyDeleteterlebih di warung yang penuh canda
kadang emang silence is golden. kita sering ngomongin andrew: if you don't have anything nice to say, just don't say anything.
ReplyDeleteKalau aku sih sering bicara "tidak punya uang" pada anak-anak. Pernah Riku berkata, "Mama tidak punya uang tapi di dompet mama ada 8 lembar!". Lalu aku bilang, "Ya bisa saja mama pakai uangnya semua, tapi selama seminggu kita cuma makan nasi tanpa lauk. Mau?"
ReplyDeleteSekarang dia sudah bisa menabung dan menahan hati untuk membeli barang.Well, hidup di Jepang memang susah, dan semua ibu akan berkata, "Tak ada uang!". Berbahagialah yang hidup di Indonesia :D
Soal komentar, selama kita tidak punya itikad buruk atau melanggar privacy orang, semestinya tidak menjadi masalah. Karenanya kalau bercanda aku pasti pakai tanda smily atau hehehe... menunjukkan bahwa aku bercanda dan jangan dianggap serius. Yang penting sih komunikasikan saja bila ada yang ganjal di hati. Blogger kan menulis dengan hati (mestinya)
sepakat mbak. kalo dengan anak salah berucap sedikit akibatnya luar dugaan ya mbak. kalo dg sahabat blogger becanda dikit gpp mbak, biar akrab.
ReplyDeleteingatkan aku juga ya mbak Lidya, klo aku salah2 kata... :-D
ReplyDeleteBetul. Kadang perkataan yang menurut seseorang itu biasa n wajar dalam bercanda, bisa jadi sangat menyakitkan bagi orang lain.
ReplyDeleteyup, lebih baik diam daripada bicara tidak benar :D
ReplyDeleteUndangan belajar kelompok khusus blogger wanita info lebih lanjut klik disini
ReplyDeleteberkatalah yg baik selebihnya diam, saya sih belum punya anak jd gak tau :d
ReplyDeletecandaan mbak Lidya santun kok...
ReplyDeleteemang anak2 sekarang kritis ya, apa2 yg kita ucapkan bisa dibalikin...
tapi asal penjelasan logis, mereka bisa cepat ngeti kok
karena belum punya anak jadi gag bisa coment tapi apa yang teteh tulis dijadikan referensi jika nanti punya anak ^^
ReplyDeletesoal berkomentar,kalo aku sih sewajarnya aja,coment sesuai isi dari tulisan..kalo ada becandaan pasti orang itu aku dah kenal baiik :D
happy wiken teeh
diam itu emas...saya juga lebih memilih untuk diam mbak saat anak saya merengek minta sesuatu yang nggak jelas...karena kalo saya diam anak saya pasti langsung tau kalo saya nggak ngijinin...tapi lain halnya kalo saya ngomong banyak...eh..rengekan anak saya malah makin menjadi tuh mbak...
ReplyDeletemengingatkan saya pada nasehat bapak mertua saya mbak :)
ReplyDeleteselalu terharu dengan cerita Mbak ttg Pascal yang pengertian
ReplyDeleteiyahh Mbak, kadang emang diam tu emas, daripada salah ngomong jadi menyakitkan hati ya Mbak :)
bicara sama anak memang musti hati-hati ya mbak ...
ReplyDeletejadi diam itu emas atau bukan, bu? :P
ReplyDeleteBener Mbak Lid.. dalam berkomentar aku juga harus hati-hati, walaupun isi postingannya bertolak belakang dengan pemikiranku, tapi bagaimanapun aku gak mau menyakiti dengan menulis komentar yang menyakitkan..
ReplyDeletedan karena belum bisa BW, makanya mbak Lid milih untuk diam.. begitu bukan?? hehe :D
ReplyDeleteSaya juga pernsh punya pengalaman anaku minta belikan mainan, trus saya bilangin uangnya nanti habis kan katanya mo minta di belikan sepatu boot buat fashion show...hehe selalu ada alasan setiap sy menolak membelikannya......:)
ReplyDeleteTrimakasih teh Lidya tuk sharing kehati2an dalam bicara. Ganti perwajahan blog ya. Selamat berakhir pekan, salam.
ReplyDeletehhhhhh... orang tua emang harus pandai pandai memilih kata yg akan di gunakan buat si kecil... moga sii pascal bisa makin sayang dee apapun keputusan ibunya
ReplyDeleteWaduh... Jadi panik, jangan2 diriku pernah komen yg gak berkenan di sini... Mohon maaf kalau ternyata iya ya sista.. :)
ReplyDeleteAku kurang sependapat kalau diam itu adalah emas Mb Lid. Tapi diam dalam saat yg tepat pada situasi yg tepat baru emas :)
ReplyDeleteAduh jadi ga enak juga nih,jangan2 komenku membuat Mba Lidya ga berkenan juga..Maaf2 ya..
ReplyDeleteadakala kita harus diam dan adakala tidak, semua tergantung sikon.
ReplyDeleteHmm begitu ta mbak, terimakasih ya sudah mengingatkan...
ReplyDeletetidak selamanya diam itu emas... tapi kejujuran itu emas, walau kadang kita mendapatkan emasnya dilain kesempatan....
ReplyDeleteJadi tak selamanya diam itu emas kang....
ReplyDeleteIya, setiap orang emang berbeda-beda, makanya musti hati2 kalo mau melempar comment. Apalagi kalo belm terlalu kenal. :)
ReplyDeleteAku belum pernah tersakiti oleh kata-katamu kok, Jeng :D
ReplyDeleteJikalau ada waktu, tolong kerjakan PR berantai ini ya, Jeng :D
http://chocovanilla.wordpress.com/2012/01/29/dua-belas/
Hwaha.. baru kerasa beberapa waktu belakangan ini kalo ngomong sama anak kecil itu harus tegass (efek berinteraksi dengan Cea ^^).
ReplyDeleteGak boleh ada kata yg bermakna banyak, apalagi maknanya gak jelas. Soalnya ternyata anak kecil itu bener-bener kritis yaa.. salah ngomong dikit aja langsung di koreksi. hihi..
Aku diam kalo gak yakin yg aku omongin benar Mbak. Kalo yakin benar sih, ngomong aja.. mungkin sama kayak pepatah, "berani karena benar, takut karena salah" :D
diam itu emas maksudnya juga asal diam yang tepat pada situasi kondisinya kan ya bu.. :D
ReplyDeletesaya juga mohon maaf, bila selama berkomentar, ada tutur sapa yang kurang berkenan :D
Asal jangan terlalu berlebihan aja ya mbak :)
ReplyDeleteIya Lidya, kapan harus diam, dan kapan harus menyatakan pendapat memang harus dilakukan dengan tepat. Saya juga minta maaf kalau ada komen saya selama ini yang nggak pas ya...bukan disengaja lo :)
ReplyDeleteWah... saya jadi nyadar...
ReplyDeleteSeringkali tak pandai dalam memilih kata2...
Hmm, mesti lebih berhati2 nih...
setuju sangat dengan hadits nya.
ReplyDeletediam yang emas itu adalah diam yang disesuaikan pada sikonnya yah mba.
ReplyDeletekita sebagai manusia terutama sebagai ibu memang mesti pintar memilih kata dan alasan yang jelas utamanya pada anak, karena mereka terlalu cepat berkembang, terlalu pintar untuk menelaah setiap kalimat yang kita berikan.
:)
Saleum,
ReplyDeletepengalaman ini bisa saya praktekkan dirumah, terkadang anak2 sering rewel y gak jelas
hehehe kadang kalo sama anak kita suka kurang pas memposisikan kapan harus diam n kapan harus bicara ya...^^
ReplyDeleteibu2 emang banyak ngomong ya...palagi pas ngadepin anak2
ReplyDeletewah iya nih saya jug kadang suka becanda.. maapkeun ya mba lidya klo ada yg tidak berkenan...
ReplyDeleteYang jelas emang kita harus tahu sikon, kapan harus bicara, kapan harus diam ya mam. Kalau cuma menyakiti lebih baik diam. Atau kalau mau menyampaikan suseatu yang berseberangan, bicara dengan halus dan sopan. :-)
ReplyDeletebnr bgt apa yg di tulisnya...
ReplyDeletesalam kenal n sukses selalu :)
Yups..
ReplyDeleteIni adalah salah satu hadist yang beberapa orang sering salah mengartikan, sehingga menyebut bahwa kita harus selalu DIAM (pasif)...
Sebenarnya, inti dari hadist tersebut sebenarnya lebih menekankan kita untuk berbicara, bertutur kata, bersaksi BENAR (aktif)...
Jika tidak mampu bicara BENAR maka untuk menghindari dosa maka lebih baik kita DIAM...
Itulah sebabnya mengapa berbicara BENAR disebutkan lebih dahulu dalam hadist tersebut...
diam adalah emas... seringkali kalimat ini memang kita butuhkan untuk terapkan mba... tapi tentunya dengan melihat situasi dan kondisi... karena adakalanya diam justru membuat masalah tidak selesai.... :-)
ReplyDeletetrims sharingnya mba Lydia... bener banget tuh, dalam berkata atau memberi komen, memang kita harus benar2 memiliki filter yang baik... terkadang hal yang kita maksudkan bercanda, malah melukai hati orang lain... (sambil mikir, sering ga ya bikin begini? maaf ya sobats jika hal ini terjadi olehku... )
Mba Lyd... dirimu kemana aja? kangen lho!
nurut sampean saya kebablasen engga mbak Lid kalau bercanda?
ReplyDeleteLisan memang harus selalu dijaga ya Teh, terlebih di depan anak kecil cerdas kyk Pascal..
ReplyDeletembak lidya....pemilihan kata yg saya gunakan kalau ada permintaan aneh2 dari anak saya adalah belum ada alokasi uang untuk dibelikan barang tersebut saat ini. ...hehehehe
ReplyDeletengomong sama anak kadang kudu ati-ati karena anak perasaannya lebih sensitif..
ReplyDeleteyaa sama kayak negblog, kadang ninggalin komen dikit tapi nylekit bisa jadi musuh sepanjang usia...
anak adlah emas :)
ReplyDeletedalam buku mujahadatun nafs :
ketika ingin sangat diam maka berkatalah, ketika sangat ingin berakta-kata maka diamlah, sepertinya hati kita yg bisa menilai apakah kata2 yg akan dikeluarkan bermanfaat ato tdk/
Memang kita harus bijak memilah kapan harus diam dan kapan harus berpendapat ya mbak..
ReplyDeleteHaha, meraba2 nih bacannya #openonhandphone, tema buat ponselnya di ganti dong. Blank mw baca jugaTT. Salam kenal
ReplyDeletekomen ... apa diem yah?
ReplyDeletehihihihi bercanda mbak.
iya, setuju sekali. memang kalau gak bisa pandai2 memilih kata untuk subuah jawaban/pernyataan lebihbaik diam untuk menghindari kesalahan. tapi menurutku dia juga baiknya diimbangi dengan belajar, supaya suatu hari kalau suara kita keluar, kita bs lebih pandai memberikan jawaban/membuat pernyataan :) have a nice day!
ReplyDeletesy pendiam orgnya lho, mbak.
ReplyDeletetapi ada juga yang "diam-diam menghanyutkan" mbak :D
ReplyDeleteyup diam itu emas
ReplyDeletelha blog ini kemaren diam seribu bahasa sampai ga bisa dibuka hehehe
yup, hrs pintar2 pilih situasi dan kata2 ya mbak kalo di depan anak2 :)
ReplyDeleteDiam itu emas jika ketika kita bicara akan lebih banyak mudaratnya daripada manfaatnya.. tapi diam hanya sekedar kuning biasa jika ketika bicara lebih banyak manfaatnya daripada hanya diam..
ReplyDeletesaya seringkali mengatakan pada diri sendiri, jika berpikir atau berbicara, berpikir dan bicaralah yang baik saja.. :)
kalau diam itu emas, maka kata-kata mulia adalah permata :D
ReplyDeletengasih pengertrian ke anak gampang-gampang susah ya mbak. mendingan diem drpd salah jawab hehe...
ReplyDeleteDiam itu emas ketika hati Anda marah atau pahit
ReplyDeleteTerima kasih sudah berkunjung dan berkomentar. Mohon maaf semua komentar di moderasi ya