Ada yang tahu kenapa Bulan Inklusi Keuangan diperingati setiap bulan Oktober? Ternyata setiap 30 Oktober itu diperingati sebagai Hari Keuangan Nasional, di mana di tanggal ini juga pertama kalinya Rupiah diperkenalkan. Bisa dibilang tanggal 30 Oktober 1946 itu adalah lahirnya ORI (Oeang Republik Indonesia). Namun pemerintah menetapkan sepanjang bulan Oktober sebagai Bulan Inklusi Keuangan.
Adanya Gap Antara Inklusi Keuangan VS Literasi Keuangan
Beruntungnya saya bisa mendapatkan pemahaman lebih mengenai inklusi keuangan dan literasi keuangan lewat talkshow yang diadakan oleh Home Credit (27/10) lalu di Hotel Century Park sekaligus merayakan Bulan Inklusi Keuangan.
Mungkin teman-teman ada yang masih bingung apa sih perbedaan inklusi keuangan dan literasi keuangan?
Literasi keuangan adalah pemahaman masyarakat mengenai pengetahuan, skill dan keyakinan dalam mengelola keuangan agar lebih baik. Sedangkan Inklusi Keuangan adalah akses masyarakat terhadap produk dan layanan jasa keuangan seperti transaksi, tabungan, asuransi, pembayaran, kredit dan lainnya.
Sebenarnya Inklusi Keuangan masyarakat Indonesia itu makin meningkat lho, namun sayangnya literasi keuangan yang dimiliki masih kecil. Narasumber pada talkshow tersebut bilang kalau persentase Inklusi Keuangan itu jauh lebih besar dibandingkan dengan Literasi Keuangan.
Penyebab persentase Inklusi Keuangan lebih besar dibandingkan dengan literasi keuangan
Banyaknya masyarakat yang memiliki akses keuangan namun tanpa diimbangi dengan pemahaman dalam penggunaannya. Selain itu banyaknya kebutuhan masyarakat akan keuangan sehingga menuntut mereka mencari pinjaman dana lewat cara yang ilegal karena tidak memiliki akses kredit yang legal dan diawasi oleh OJK. Dari sini jugalah banyak masyarakat yang terlibat penipuan dan sejenisnya.
Pentingnya Literasi Keuangan Sebagai Pondasi Keuangan
Mas Melvin Mumpuni CEO Finansialku.com yang hadir sebagai narasumber mengatakan pondasi keuangan yang kuat itu menjamin keamanan keuangan kita. Sehat atau tidaknya keuangan seseorang itu bisa kita cek melalui financial check up. Supaya pondasi keuangan kuat maja harus memiliki perencanaan keuangan yang baik di mana itu membutuhkan literasi keuangan di dalamnya agar bisa menjalankan inklusi keuangan dengan baik.
Banyak kok cara mempelajari perencanaan keuangan, zaman sudah maju informasi bisa didapatkan dengan mudah termasuk lewat website maupun platform keuangan yang banyak membantu masyarakat. Dalam perencanaan keuangan tersebut, Mas Melvin juga bilang tidak ada larangan kita mempunyai kredit asalkan itu produktif dan dipastikan kita bisa membayarnya. Cicilan maksimal yang harus dikeluarkan sebesar 30 persen dari penghasilan.
Masalahnya tidak semua masyarakat bisa mengakses kredit lewat produk bank, padahal ada lho produk non bank yang bisa membantu. Berbekal dari sini lah Home Credit ingin meningkatkan literasi keuangan masyarakat dengan menghadirkan produk yang selaras dengan efektivitas inklusi keuangan.
Komitmen Home Credit Mendorong Literasi Keuangan dan Inklusi Keuangan
Home Credit Indonesia sebagai perusahaan pembiayaan berbasis teknologi yang berdiri tahun 2013 menyediakan pembiayaan bagi konsumen untuk pembelian barang-barang seperti peralatan elektronik, furniture, gadget, termasuk juga modal usaha mempunyai komitmen meningkatkan inklusi dan literasi keuangan masyarakat lewat produk dan layanan yang mudah diakses. SAlah satu kampanye yang sedang dijalankan saat ini oleh Home Credit adalah #BisaJadiJADIBISA yang diluncurkan oleh Sheldon Chuan (Chief Marketing & Digital Officer Home Credit Indonesia).
Tujuan dari kampanye #BisaJadiJADIBISA ini adalah untuk membantu mewujudkan berbagai rencana hidup masyarakat seperti apa yang mereka inginkan namun juga disertai dengan edukasi dan pemahaman mengenai literasi keuangan.
Kenapa Harus Home Credit?
Menggunakan layanan keuangan di Home Credit Bisa Jadi Semua Rencana Jadi Bisa karena punya 4 keunggulan meliputi :
- Proses cepat
Pengajuan kredit cepat maksimal 3 menit dan ada info limit pembiayaan
- Ada di mana saja
lebih dari 22.000 partner offline dan online tersebar di berbagai kota di seluruh Indonesia. Untuk layanan online customer bisa memanfaatkan aplikasi MyHomeCredit
- Transparan dan Jelas
Kontrak kerja jelas, cooling off period dalam 14 hari berubah pikiran bisa dibatalkan. Wah akhirnya di Indonesia ada sistem seperti ini juga. Selama ini saya hanya mengetahui cooling off period atau periode di mana pembeli dapat membatalkan pembelian dan mengembalikan barang yang sudah dibeli dengan mendapatkan pengembalian dana secara penuh hanya di beberapa negara saja.
- Kebutuhan Terencana
Ada berbagai pilihan tenor pembayaran yang dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan
PESTA Home Credit
Selain luncurkan kampanye #BisaJadiJADIBISA Home Credit juga mengadakan rangkaian PESTA yaitu pameran belanja multiproduk dan edukasi keuangan yang digelari di kota Bandung (23-29 Oktober), Medan (31 Oktober - 6 November), dan Manadi (22-28 November).
Event yang diadakan tidak hanya pameran saja tapi juga mengajak komunitas lokal untuk ikut berpartisipasi menjaga lingkungan lewat fun bike sambil mengumpulkan sampah plastik untuk didaur ulang.
Siapa bilang kita tidak bisa membuat semua rencana #JADIBISA? lewat Home Credit Indonesia semua #BisaJadiJADIBISA
0 Comments
Terima kasih sudah berkunjung dan berkomentar. Mohon maaf semua komentar di moderasi ya