Mengenal tahu gimbal sejak menikah dengan suamiku, saat pertama kali mencicipi tahu gimbal ini aku langsung jatuh cinta dengan makanan ini. Menurutku makanan ini lengkap, ada karbohodratnya pada lontong, sayurannya pada kol atau tauge, Udang untuk lauk pauknya ditambah dengan tahu sebagai sumber proteinnya ditambah bumbu kacang dengan petis udangnya.
Gimbal itu sendiri adalah udang yang diberi tepung dan digoreng renyah, menyerupai bakwan goreng udang hanya dibuat renyah. Ada juga sih yang membuatnya kurang renyah tergantung penjualnya pada saat menggoreng.
Makanan inilah yang membuat aku kangen dengan Semarang, karena aku belum pernah menemukan penjual tahu gimbal disekitar rumahku. Makanan khas dari Indonesia ini harus dilestarikan loh agar tidak hilang dengan makanan-makanan impor yang masuk ke Indonesia.
Pada tulisan bundang Evi yang berjudul Food for Thought : Menikmati Sepiring Tahu Gimbal aku pilih sebagai artikel yang aku sukai untuk mengikuti First Give Awaynya Bunda Evi Indrawanto. Sebelumnya aku juga sudah pernah menulis tentang Tahu Gimbal ketika mudik ke Semarang.
credit |
Bunda Evi menceritakan kisah dibalik sepiring tahu gimbal ini sebelum sampai kehadapan pembeli dan menikmati makanan ini. Aku tidak pernah loh sebelumnya berfikir jauh seperti Bunda Evi ini yang memikirkan berapa ratusan kilo kalori yang ditempuh dan oleh tahu gimbal ini dan mungkin saja sudah menempuh separuh perjalanan di dunia.
Bunda Evi menuliskan tebtang keramahan ibu bumi, kerja pertanian, asal bahan baku, transportasi dan distribusinya. Dari setiap bahan yang terkandung didalam tahu gimbal ini Bunda Evi membayangkan kebun dan laut.
Kebun kedelainya ada dimana? bibitnya lokal, impor atau Organik? Pemilik kebun itu apakah petani yang besar atau petani kecil. Sampai ke tambah udang Bunda Evi pikirkan. Sudah semestinya kita juga ikut memikirkan asal-usul makanan ini untuk gaya hidup kedepannya. Untuk menumbuhkan kesadaran lingkungan. Mengetahui dari mana asal makanan mungkin bisa melindungi diri kita dan keluarga dari efek pemakaian bahan berbahaya.
Ini membuatku tersadar untuk bisa hidup sehat dan senantiasa bersyukur atas segala apa yang ada khususnya makanan yang berlimpah ruah dimuka bumi ini.
First Give Away : Jurnal Evi Indrawanto
40 Comments
Seluruh bahan makanan kita, saat ini, datang dari pasar Mbak Lid. Jadi memang alangkah bijaksananya jika kita mengetahui semaksimal mungkin asal-usul makanan tersebut. Kalau datang dari produsen yang tak memperdulikan segi kesehatan, resikonya pada kesehatan kita sendiri.
ReplyDeleteMakasih sudah ikutan Mbak Lid :)
aku baru tau mam, klo ada tahu gimbal >.< pengen cobain tapi yg khas semarang hihihi.
ReplyDeletebisa bikin di rumah yah tahu gimbal ini, lapar jadinya
Iya ya.. sering kita lupa makanan di meja ini asalnya dari mana?
ReplyDeleteaku malah belum pernah makan
ReplyDeleteyang gimbal apanya bu, keliatannya kaya tahu biasa gitu..?
Iya mb... bener juga... Supaya kita bisa menghargai makanan. Dan ga cuma makanan, tp yg ada di sekeliling kita.
ReplyDeletetahu gimbal memang enak... rasanya kalau menanyakan asal usul bahan makanan yang mau kita makan susah ya, apalagi kalau belanja di luar. Kalau masak sendiri sih, masih bisa mengkontrolnya ya... terima kasih tipsnya..
ReplyDeletetahu, makanan yang digimanain juga sudah pasti enak
ReplyDeleteBu Evi memang jago mengambil makna dan pembelajaran hidup dari hal-hal kecil yang ada di sekitar kita yang terkadang nggak pernah kita pikirnya sebelumnuya
ReplyDeletebelum pernah makan tahu gimbal...jadi mauuu....postingan buat lomba ya? semoga menang ya ...
ReplyDeletekok persis dengan tahu campur di daerahku ya? apa sebenernya sama aja cuma beda nama. Secara kampungku deket juga dengan semarang.
ReplyDeletesedap nihhh
ReplyDeletesukses mbak buat kontesnyaaa :D
Biasanya langganan tahu gimbalnya di daerah brumbungan ya Mbak :P
ReplyDeletekalo di tempatku namnaya mah kupat tahu ya Mba :D
ReplyDeletelupa-lupa inget ama tahu gimbal
Deletetapi klo kupat tahu mah.. poreper ya Nchie? hihi
Karena tentunya dari sepiring menu yang terhidang di hadapan kita berasal dari beberapa perjalanan yang jauh, Mak Lidya ;)
ReplyDeletetahu gimbal, tar pulang mau coba aahhhhhh
ReplyDeletesemoga menang tetehh ^.^
wah baru dengar mbak, by the way ada benarnya juga kalau kita perlu memikirkan asal mula makanan yg terhidang di hadapan kita, akan menambah rasa bersyukur :)
ReplyDeletesemoga menang ya GA nya mbak :)
ReplyDeletebener juga ya mbak, tapi saya pengen deh nyobain tahu gimbalnya >.<
ReplyDeleteaku suka tahu gimbal, tapi jarang yg jual yah
ReplyDeleteterakhir ke Semarang, bela belain nyari tahu gimbal, enyak bgt.
ReplyDeleteSukses kontesnya ya
Tahu gimbal ini mirip dengan kupat tahu ya Mbak? Terus terang saya belum pernah sih makan tahu gimbal, tapi kalau kupat tahu, sering banget, hehe..
ReplyDeleteApapun makanannya, yang penting sehat ya Mbak. Dan sedapat mungkin kita mengetahui dari mana asal usul bahan makanan tersebut..
Sukses buat GA-nya ya Mbak..
aku suka tahu gimbal mba hehehe...
ReplyDeletewah udah pada ikutan yah, sukses mbaa :D
kalo dilihat dari fotonya..sepertinya tahu gimbal memang mengundag selera makan :-),
ReplyDeleteselamat berlomba ya ..semoga menjadi salah satu yang terbaik ...salam :-)
Histeris kembali ...
ReplyDelete...
melihat Tahu !!!
Salam saya Mbak
keramahan bumi dan makanan, berasa seperti sepasang kekasih ya :D mbaak, mau dong tahu gimbalnyaa ^^
ReplyDeletetahu gimbal enak sepertinya
ReplyDeleteJadi pengen coba tahu gimbalnya mbak. Itu kuahnya kuah kacang ya mbak
ReplyDeleteKayaknya saya belum pernah makan tahu gimbal ini mb, yang jelas kalau makanan yang ada bumbu kacangnya pasti enak buat saya... :)
ReplyDeletemenurutku rasanya kurang lebih sama kayak bumbu ketoprak cuma lebih banyak bawang putihnya begitu :P
ReplyDeleteTadinya saya kira "gimbal" itu seperti rambut gimbal lho mbak. Ooh ada toh namanya tahu gimbal ...
ReplyDeletewow..tahu dan tempe merupakan makanan kesukaan kami, termasuk papi.
ReplyDeleteTapi tahu ini saya belum pernah merasakan.
Terima kasih infonya mbak
Salam dari Surabaya
menggiurkan mba. aku blm pernah makan ini
ReplyDeleteLuar biasa yah mbak, begitu berlikunya jalan yg hrs ditempuh bahan2 makanan supaya bisa sampai ke piring kita... :-)
ReplyDeleteWuah, aku kelewatan GAnya bu Evi nih mbak hihihi..
Sukses GAnya yah mbak.. Btw, aku blm pernah rasain tahu gimbal.. Jd penasaran rasanya.. Hehe..
aku pernah makan. enak juga kok
ReplyDeletetahu gimbal itu bukannya tahu dipotong2 kecil2 terus digoreng pake terigu? kaya tahu goreng gitu?
ReplyDeleteWaktu saya ke Semarang, saya penasaran sama tahu gimbal, tapi malah gak kesampean makan tahu gimbal :(
ReplyDeletetahu gimbalnya enak ...
ReplyDeletembak Lidya apa kabar? wah malam-malam disuguhin tahu gimbal nih
ReplyDeleteterima kasih sudah turut menyemarakkan GA mbak Evi.. sudah tercatat sebagai peserta ya mbak
kayak apa ya rasanya tahu gimbal? :)
ReplyDeleteTerima kasih sudah berkunjung dan berkomentar. Mohon maaf semua komentar di moderasi ya