Semalam di komplek perumahan yang saya tinggali baru saja mengadakan pesta demokrasi tinggat RT alias Rukun Tetangga. Kalau biasanya pemilihan RT dipilih melalui pemungutan suara melalui rapat yang diselengarakan, tetapi sudah dua periode ini di lingkungan saya diadakan dengan cara berbeda. Kenapa diadakan dengan cara berbeda? Jika warga diundang untuk menghadiri rapat pemilihan RT baru maka sudah dipastikan warga yang datang akan sedikit karena kebanyakan tidak mau ditunjuk sebagai RT.
Enam tahun lalu saat suami saya di tunjuk sebagai salah satu pengurus RT diadakan melalui acara halal bihalal Idul Fitri. Pastilah banyak warga yang datang untuk saling bersilaturahmi. Ternyata di acara tersebut diadakan pemilihan pengurus RT yang baru. Mau tidak mau harus menjalankan kewajiban sebagai pengurus yang baru bukan. Tugas sosial untuk membantu terlaksananya kepengurusan pemerintahan dari tingkat bawah.
Dua periode sudah pengurus RT yang lama sudah bertugas. Setiap periode berlangsung selama 3 tahun. Berarti sudah 6 tahun pengurus RT yang lama bertugas, sudah saatnya diadakan pemilihan pengurus yang baru. Harus di cari cara pemilihan yang lain agar warga ikut andil. Cara tersebut adalah pemilihan door to door dari rumah ke rumah oleh panitia yang sudah terbentuk. Masing-masing warga sudah diberikan kertas suara yang berisi 6 orang calon kandidat. Masing-masing kepala keluarga harus memilih satu calon. Menurut Pak RW ternyata warga kami adalah warga yang paling sedikit di RT tersebut. Hanya memiliki 55 kepala keluarga yang berada di 45 rumah, jadi dalam satu rumah ada yang memiliki lebih dari satu kepala keluarga.
Akhirnya terpilihlah ketua RT terbaru yang akan menjalankan tugas kedepannya. Dalam acara silaturahmi semalam diadakan penghitungan suara yang sudah masuk. Allhamdulillah semua berjalan lancar dan calon yang sudah terpilih mau menerima keputusan bersama, walaupun ada satu calon yang mengundurkan diri karena alasan umur.
Acara yang di adakan di jalanan depan rumah warga ini berlangsung meriah dan sukses. Setelah acara pemilihan pengurus RT baru tentu saja acara dilanjutkan dengan santap malam dan hiburan malam. Allhamdulillah sudah selesai juga tugas saya membantu suami sebagai sekretaris dalam membuat surat menyurat RT :).
20 Comments
Seru banget Mbak Lid kalo baca ceritanya. Rame ya Mbak.
ReplyDeletejadi inget waktu ayah saya jadi ketua rw, tiap hari pasti ada aja tamu yg dateng ke rumah :))
ReplyDeletealhamdulillah udah selesai ya mba :)
Aku gak pernah ikutan kalau ada pemilihat RT/RW golput ajah :D
ReplyDeleteBhuahahaha....
ReplyDeletePemilihan RT memang harus ditodong yah mbak :)
Abah juga selalu gak mau dateng kalo di undangan rapatnya dikasih tau bakal ada pemilihan RT, cemen gitu lah...
*akupun tak mau jadi bu RT sih*
Keren juga door to door
ReplyDeletepanitianya dari anggota karang taruna?
kalau ditempatku beberapa tahun lalu malah ada yang rebutan jabatan RT, hahaa
Dari cerita yang di tulis dan dilengkapi foto-foto di atas membuat ingat kembali dengan masa liburan (Surabaya) di tahun 2009. Waktu itu acara 17 Agustus, warga kompleks menggelar tikar di halaman rumah pak RT dan ramai-ramai lesehan seperti ini juga.
ReplyDeletewah pasti seru nih acaranya
ReplyDeleteseru ya acara pemilihan RT, jadi mempererat silaturahmi warga juga ya
ReplyDeleteuwaa,jadi inget,terakhir ngehadirin acara pemilihan pak rete pas di Batam,seru bangett
ReplyDeletekok pemilihan RT di tempatku gak kaya gini yah mbak Lid ?
ReplyDeletePalaing enak nih acara pesta demokrasi tingkat RT apalagi kalau warganyanya hanya sedikit KK nya, kelihatan guyup dan enak ngumpul bareng.
ReplyDeletesama kayak RTku mba, tujuh tahun menjabat hihihi...ni ketua RT baru semoga makin kompak warganya...Alhamdulillah dah selesai yaa...
ReplyDeleteIde brilian jemput suara door to door, tadinya mau usul Jeng Lidya, kalau selama ini membantu suami di pengurus RT, periode ini Jeng Lidya di pengurus gantian. Salam
ReplyDeleteBagus juga metode pilkart nya mak
ReplyDeleteHihihi...persiiiss di tempat saya,Mak ... Main tunjuk2an kalau pemilihan. Akhirnya 2 periode ( 10 th) suami saya jadi RT. Bukan mbantu , saya malah cerewet kpengen suami cepet-cepet berhenti. Payah yaa.. :)
ReplyDeletehahahaha.. mbaaakkk.. jadi inget wkt bapakku jadi ketua RT. wkt acara 17 an atau silahturahmi abis lebaran, sempat ada acara di rmh, ruame! skrg udh gak ada lagi.. kebanyakkan warga pengennya papaku trus yg jadi ketua RT, tidak lah yaw.. udh 2 periode xixixi..
ReplyDeleteskrg RT pake pemilihan ya mba, bulan maret kemaren jg ada pemilihan rt rw pake pemungutan suara disini :D
ReplyDeletehahaha nggak mau datang karena nggak mau ditunjuk jadi RT ya. Tapi tanggung jawab jadi RT memang berat juga. Selamat buat kepengurusan RT yang baru
ReplyDeletejadi mantan bu erte ya mbak sekarang...hihi
ReplyDeletesemoga pengurus baru lebih meluk anggotanya
Hahaaa keren bisa ditiru nih krn kompleksku mau bikin RT sendiri, misah dg kampung. Palingan mak Lid semua nih yg bikin surat2 pengantar ntar hahaaa
ReplyDeleteTerima kasih sudah berkunjung dan berkomentar. Mohon maaf semua komentar di moderasi ya