Pesan Moral dari Fim Bulan Terbelah di Langit Amerika. Awalnya sih tidak niat mau nonton film ini, kebetulan saja sedang mampir di Gramedia. Lalu baca-baca sinopsis novelnya. Oh ternyata ini kelanjutan dari 99 Cahaya di Langit Eropa. Hehehe kemana saja saya kok baru tahu. Lucunya saya harus mendatangi 3 Mall saat itu, untuk menentukan nonton film ini di mana. Akhirnya saya nonton di CGVBlitz BCP. Itu juga udah full jadi dapat seat seadanya saja.
Novel dan skenario film ini ditulis oleh dua orang yang sama yaitu Rangga Almahendra dan Hanum Rais. Dan salah satu pemainnya ada Abimana AryaSatya, beberapa hari sebelumnya saya menonton filmnya Abimana juga nih Negeri Van Oranje. Wih aktor yang satu ini langsung 2 filmnya tayang di bioskop.
Balik ke film Bulan Terbelah di Langit Amerika ya. Cerita yang mengisahkan sepasang suami istri yang berprofesi sebagai jurnalis yang sama-sama ditugaskan oleh atasannya ke New York untuk mewawancarai nara sumber. Hanum diminta mewawancarai salah satu keluarga korban WTC,.Sedangkan Rangga ditugaskan untuk mengikuti konferensi yangmenghadirkan Filantropi dunia yaitu Philipus Brown.Namanya juga cerita ya kok bisa pas gitu suami istri ditugaskan ke lokasi yang sama dan narasumber mereka saling berhubungan satu sama lain menjadi bagian dari cerita.
Beberapa pesan moran yang bisa saya ambil dari film ini adalah :
- Tidak sembarang menuduh seseorang yang menyebabkan sesuatu terjadi. Semua sudah digariskan oleh Yang Maha Kuasa yaitu Allah.
- Selalu menjadi orang yang selalu dikagumi dan disayangi oleh keluarga. Dalam keadaan bagaimana pun harus selalu mempercayai keluarga. Di saat Azima mulai berfikir sama seperti yang dituduhkan orang lain terhadap suaminya, tetapi anaknya selalu percaya bahwa ayahnya tidak seperti itu.
- Kita akan merindukan seseorang jika sudah pergi jauh. Untuk itu melalui film ini kita bisa belajar menyayangi siapa pun saat di dekat kita.
- Apapun yang terjadi tidak berpaling dari akidah masing-masing.
Film ini menurut saya cukup menghibur, apalagi dengan adanya Stevan yang kadang-kadang lucu. Ada bagian yang mengharukan juga saat Azima tahu kalau suaminya tidak bersalah dan selalu menyanyangi mereka. Ah selengkapnya tonton sendiri saja ya :).
27 Comments
Jadi penasaran baca bukunya saya malahan Mbak Lid. Hihihi :D
ReplyDeletebaca Dan, nanti review bukunya ya
DeleteKayaknya bagus filmnya ya mbak..
ReplyDelete* setuju kita harus mencintai orang-orang disekitar kita sebelum mereka pergi selamanya... :)
Penyesalan selalu datang terakhir :)
DeleteAnakku ngajakin nonton ini lho. Padahal dia kan anak umur 7 thn yg biasanya suka film2 animasi aja. Alasannya karena ini film Islami. Hihihi.
ReplyDeleteBelum baca bukunya atau nonton filmnya, tapi semua rata-rata bilang bagus. Semoga banyak pelajaran dan hikmah dibalik pembuatan film ini. Tidak semata-mata komersil.
ReplyDeleteDi mata penonton juga saat menonton tidak hanya untu bersenang2 saja tapi ambil nilai yag memang perlu
Deletesudah baca novelnya, penasaran pengen nonton filmnaa..si abimana keren ya, filmnya langsung dua nongol berbarengan di bioskop mba lia...
ReplyDeleteGimana mbak bukunya?lebih bagus mungkin ya
DeleteAku belum selesai baca novelnya, Mbak Lid, jadi bBelum berani nonton filmnya.. takut ilfil hihi.. Pengalaman dulu kisah di novel lebih detail ketimbang di film :D
ReplyDeleteFilm ini memang mebhibur ya Mbak, Eh, pemeran wanitanya masih Acha Septriasa, kan?
ReplyDeleteAku penasaran baxa bukunya sih Teh hihihihi
ReplyDeleteBanyak pelajaran hidup yang bisa kita ambil dari film ini ya Mbak Lid :)
ReplyDeleteAaaggghhh... Saya belum nonton yang ini mbak :(
ReplyDeleteSelalu menjadi orang yang selalu dikagumi dan disayangi oleh keluarga. Ini yang penting :).
ReplyDeletenovelnya pun belum punya
ReplyDeletepadahal terkesan banget dengan yang pertama...nonton dulu aja apa ya
Iya ya...abimana laris...dua film yg tayangnya barengan. Tapi...aku juga yg film sebelumnya belum nonton juga sih...jadi belum begitu kepo 😆😊
ReplyDeleteBlm nonton ataupun baca nih saya.
ReplyDeletepenasaraaan sama versi filmnya, kalo versi novelnya, banyak bgt catatan inspiratif bagi saya mak
ReplyDeletesaya malah sebaliknya penasaran dengan novelnya karena memang belum baca, terus maksudnya apakah film adaptasi ini ada yg memenggal pesa-pesan di novel Bulan Terbelah
ReplyDeleteKmrn mbak hanum ke sby juga nonton bareng.
ReplyDeleteBelom nonton. Tapi pengen banget nonton karena suka sama 2 film sebelumnya :)
ReplyDeleteAku roadtrip kmrn di radio ost ridho rhoma terus :)
ReplyDeleteaku pengeeeen bangeeet nonton iniiii :)..musti tunggu duluuu sampai sini nih mbaa...
ReplyDeleteMarketing film ini juga sangat fantastik di sosmed.
ReplyDeletePesan moralnya semoga sampai yaaa
Aamiin...
Btw, salam kenal dari bumi Borneo ya, Sis
Aku malah pengen baca bukunya, dulu gak jadi beli karena rebutan sama pembeli lain. Tinggal 1 aja, hihii dan aku yg ngalah karena dia anak SMA ;)
ReplyDeleteSaya nggak sempat nonton,Mbak. Makanya seneng ada mau menuliskan hikmahnya.
ReplyDeleteTerima kasih sudah berkunjung dan berkomentar. Mohon maaf semua komentar di moderasi ya