Pengin mudik tapi nggak punya kampung, coba "Pulang" ke Tulungagung deh sekalian berkunjung ke tempat wisata sejarah dan budaya yang menarik serta merasakan pengalaman yang tak terlupakan. Jujur saja ini adalah pengalaman pertama saya datang ke Tulungagung, jadi tempat ini memang bukan kampung halaman saya. Tapi saya merasakan kedekatan dengan masyarakatnya apalagi diterima dengan baik dan ramah.
Tulungagung Tempat Kita Akan Kembali
Tulungagung, sebuah kota di Jawa Timur ini sebelumnya belum pernah saya singgahi. Rasa keingintahuan saya akan tempat ini makin besar ketika diajak akan berpetualang di kota tersebut apalagi saat diinfokan kami akan melakukan camping di gunung dan pantai, saya langsung excited sekali karena belum pernah melakukan kegiatan seperti ini sebelumnya. Yang ada di bayangan saya adalah tantangan yang harus dihadapi dalam perjalanan tersebut. Walaupun pernah camping sebelumnya, itupun hanya camping di puncak dan tak jauh dari kota.
Sebelum sampai ke Tulungagung, pastinya saya harus menyiapkan tiket perjalanan menuju tempat tersebut. Buat teman-teman yang tinggal di Jabodetabek ada banyak cara untuk menuju ke Tulungagung, bisa menggunakan kereta api, mobil atau bus, serta pesawat. Hanya saja jika memilih moda transportasi pesawat, kita harus transit di Bandar Udara Juanda sebelum melanjutkan perjalanan ke Tulungagung menggunakan mobil sewaan atau bus.
Supaya lebih praktis, waktu itu saya memilih perjalanan menggunakan kereta api karena bisa langsung turun di stasiun Tulungagung. Ada beberapa pilihan kereta api yang tersedia mulai dari kelas ekonomi hingga executive dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan dan budget yang dimiliki. Waktu itu berangkatnya saya naik kereta ekonomi dan pulang menuju ke Bekasi naik kelas executive. Keduanya kelas yang ada di kereta api sama-sama nyaman kok, karena pihak PT. KAI terus berbenah untuk melayani penumpangnya agar merasa nyaman.
Baru satu kali berkunjung ke Tulungagung ternyata membuat saya kangen ingin kembali lagi ke sana. Benar sekali apa yang dikatakan oleh orang-orang sana, katanya Tulungagung itu bukan kota tempat kita singgah, melainkan kota tempat kita ingin kembali lagi.
Pas sekali nih kalau mau kembali lagi ke Tulungagung, karena kondisi pandemi sudah semakin membaik sehingga pariwisata pulih kembali. Karena masih banyak lokasi wisata sejarah dan budaya yang belum saya kunjungi, boleh kapan-kapan dijadwalkan datang kembali ke kota di ujung Pulau Jawa tersebut.
Karena gak sabar ingin kembali lagi ke sana, saya sering melihat jadwal kereta api dan penginapan di Tulungagung sambil menyesuaikan dengan waktu yang sesuai. Browsing akomodasi dan rekomendasi tempat wisata yang menarik di Tulungagung paling seru kalau didukung oleh internet stabil.
Pilih Camping di Gunung atau Pantai?
Sebetulnya ada beberapa tempat yang kami kunjungi di Tulungagung waktu itu, tapi saya mau fokus cerita tentang camping saja. Ada dua tempat camping yang kami datangi untuk bermalam di sana, masing-masing punya cerita dan keunikan yang berbeda. Sekedar informasi saja, kalau teman-teman akan berlibur di kota ini, cari penyewaan mobil saja dan minta diantar ke tempat-tempat yang akan dikunjungi karena di sana belum ada kendaraan umum semacam angkutan umum seperti di Jabodetabek. Mudah kok mencari jasa travel di sana apalagi jika kita menyiapkan segala sesuatunya dari rumah lebih awal karena semuanya bisa dicari melalui dunia maya dengan bantuan internet stabil. Saya berharap sih nantinya akan banyak transportasi umum yang beroperasi supaya lebih banyak lagi wisatawan yang datang.
Begini Rasanya Camping di Situs Bersejarah
Tempat camping yang pertama kali kami kunjungi adalah di sekitar Candi Urung yang tempatnya ada di atas bukit. Sebelum melakukan pendakian, kami berkumpul terlebih dahulu di basecamp untuk mengatur peralatan camping yang diperlukan dan melakukan briefing agar perjalanan lancar.
Sebetulnya jarak pendakian tidak terlalu jauh, namun karena kondisi pendakian yang menanjak dan agak becek setelah hujan makanya kami memerlukan kekuatan fisik yang lebih baik. Bayangan saja kalau biasanya jarak 500 meter bisa ditempuh dalam waktu 5-10 menit jalan kaki, beda halnya kalau pendakian bisa-bisa 1 jam baru sampai.
Kelelahan yang saya rasakan utnuk mendaki, terbayar semua ketika sudah tiba di lokasi. Pemandangan di sekitar Candi Urung cantik sekali, apalagi kita bisa melihat view kota Tulungagung dari atas sana. Untungnya kami bisa langsung menempati tenda masing-masing. Bisa dibayangkan kalau harus mendirikan tenda terlebih dahulu, gak akan beres deh, maklum belum pernah melakukannya.
Kami bermalam di lokasi Candi Urung hanya semalam, pagi-pagi harus berjalan kembali menuju candi Dadi hanya saja dibatalkan karena cuaca tidak mendukung. Belum rezeki sampai di sana, tanda harus kembali lagi ke tempat ini. Meskipun penampakan candinya sudah tidak terlihat lengkap, tapi kami masih bisa melihat reruntuhannya yang masih tertinggal.
Camping di gunung itu ternyata kita bisa belajar bersahabat dengan alam, karena disana tidak ada toilet apalagi kamar mandi. Jadi, kami harus bisa menjaga alam dan tidak mengotorinya. Kalau mau buang air sudah dibuatkan toilet sementara (tapi jangan dibayangkan toilet yang ada di rumah lho). Untungnya masih ada aliran air yang bisa kami gunakan. Di sini saya jadi belajar menghargai keadaan saat ini, dan bisa refleksi diri kalau tidak semua keinginan kita itu berjalan sesuai kehendak kita.
Sensasi Camping di Pantai Coro
Pagi hari setelah merapikan lokasi camping di sekitar Candi Urung, kami pun bersiap turun dari gunung untuk menuju ke lokasi camping selanjutnya di Pantai Coro. Untuk menuju ke Pantai Coro kami naik mobil terlebih dahulu kemudian dilanjut naik kapan dari Pantai Sine menuju Pantai Popoh dan dilanjutkan kembali naik mobil ke Pantai Coro.
Melelahkan ya perjalanannya apalagi harus ada di lautan lepas di laut selatan selama dua jam? Meskipun lelah dan tegang tapi kami punya pengalaman yang tidak terlupakan dan membuat kami selalu ingat dengan Yang Maha Kuasa sang pencipta. Kalau Allah sudah berkehendak apapun bisa terjadi.
Ketegangan dalam perjalanan pun langsung teralihkan ketika melihat Pantai Coro yang cantik. Di tempat ini kami camping kembali. Ketika malam tiba terdengar deburan ombak begitu dekat, karena memang kami mendirikan camping di pinggir pantai. Pokoknya seru sekali pengalaman camping kali ini.
Di Pantai Coro kami tidak bisa berenang karena arus di Pantai Selatan yang besar. Tapi kami tak mau melewatkan waktu untuk mengambil gambar dan membuat konten yang bagus sebagai kenang-kenangan pernah menginjakkan kaki di tempat tersebut. Angan-angan saya untuk bisa lari di pantai pun diurungkan. Pantai Coro ini tempatnya eksotis meskipun dibutuhkan perjuangan menuju ke sana. Oh ya buat yang belum tahu arti kata "coro" artinya kecoa. Mungkin dulunya ada kerajaan kecoa ya di sini hihihi.
Dari pengalaman camping di dua lokasi yang berbeda, jika harus memilih lebih suka tempat yang mana? Saya gak akan memilih karena kedua tempat punya sensasi yang berbeda dan pengalaman seru serta menarik yang berbeda pula sehingga tidak bisa dibandingkan.
Jadi gimana nih teman-teman ingin merasakan berpetualang ke Tulungagung juga? Jangan lupa merencanakan itinerary terlebih dahulu ya seperti booking tiket, pesan hotel atau penginapan, dan keperluan lainnya. Browsing tempat wisata yang akan dikunjungi sejak dini juga penting, supaya kita bisa menentukan lokasi mana saja yang menarik untuk dikunjungi. Untungnya saya menggunakan internet stabil dari IndiHome sejak lama sehingga mudah sekali mencari informasi yang dibutuhkan dengan cepat.
Ayo kita wisata bareng lagi, mumpung sudah ada kebijakan boleh buka masker di ruangan terbuka, sehingga travelingpun makin seru, tapi tetap saling menjaga ya! Bangkit Bersama IndiHome dari TelkomGroup bersama kita pulihkan kembali wisata dalam negeri.
Kalian tim ransel atau koper nih? Apapun tentengan kalian ayo wisata bareng jelajahi negeri!
70 Comments
jaman sekarang mau ngapa ngapain kalau tidak ada koneksi internet yang stabil susah ya. apalagi ketika kita melakukan perjalanan ke suatu tempat baru. mulai dari riset lokasi, riset destinasi, booking tiket hotel dan kereta, sampai mengunggah konten ke sosial media semua tergantung keandalan internet, heheh
ReplyDeleteNah bener Mas. Apalagi buat kita ya. Yang sering bikin konten. Ya buat kerjaan, ya buat hiburan. Kalo gak ada internet ngebut, padahal tahu lagi liburan di pelosok, tetep aja bete. Makanya kudu pinter2 milih provider internet yang kita pake.
DeleteTulungagung hanya sekitar 1 jam dari Kediri, Ada ponakan saya tinggal di sini, maka tiap mudik Kediri saya hampir selalu mengunjungi kota ini. Pantai Coro saya tahu tapi Candi Urung belum pernah nih..mau juga ah lain waktu camping di situ
ReplyDeletesecakep itu ya kota Tulungagung!! pantainya bersih banget deh mba, ah rindu traveling get lost kayak gini deh
ReplyDeleteBacanya berasa benar benar dibawa jalan jalan deh Lidya.
ReplyDeleteSemoga suatu ketika bisa camping fun seperti ini
Owaaa...asyik ya camping. Beneran bukan di sekolah kyk anak siaga.
ReplyDeleteCamping di alam memang seru dan nagih. Apalagi bisa agak jauhan dikit. Sekarang pandemi udah menurun juga. Jadi kesempatan banget deh
DeleteRupa rupanya udah mulai ada yang kena tebar racun ngemoing di alam nih ... Welcome to the jungle deh ujungnya. Iya, abis camping ceria, coba coba camping di hutan, yang landai dan ramai aja dulu kaya Gede, atau Prau
ReplyDeleteLah iya, nama pantainya unik banget. Pantai Coro. Kan, jadi penasaran alasan dikasih namanya. Saya lebih suka gunung, sih. Tetapi, sesekali pengen juga ngerasain camping di pantai
ReplyDeleteYuk mbak "pulang" lagi ke Tulung Agung, menyammbangi candi Dadi yang kemarin belum sempat dikunjungi. Terus geser ke Timur, mampir Malang sekalian
ReplyDeleteTulungagung ini ga terlalu jauh dari Sby, tapi aku malah blm.pernah camping d sana kayak mb Lidya nihh
ReplyDeleteMupenggg kapan² ke sana ahh
Akoh ikut dong Mba, ajak diriku camping, impian banget tuh camping, dari dulu nggak pernah kesampaian, padahal kan seru banget, apalagi di Tulungagung, sambil makan ayam lodho *loh, makan mulu, wkwkwkwk
DeleteWah, Mbak Nurul aja yg deket belom pernah ya ke sana. Aku apalagi deh. Huhu kepengen banget deh bisa main ke sana. Ya ke pantai, ya ke gunung ya. Seru nih bawa keluarga ke sana.
DeleteAku terakhir camping zaman kuliah lid. Beberapa kali diajak suami camping aku belum siap haha, kalau hiking doang mau tapi kalau nginap pengennya ngeliat gunung dan sungai dari jendela kamar hotel aja :)
ReplyDeleteAku tim koper lid walau peenah juga ranselan doang taoi kebanyakan pakai koper soalnya bawaan buanyak dan nginap nya berhari-hari
DeleteAku belum pernah ke kota Tulungagung. Enaknya camping. Kusudah lama gak tidur di alam kaya gitu. Btw, di Pantai Coro masih ada sisa-sisa kerajaan Kecoa gak? Unik amat namanya
ReplyDeleteHai mom Lidya aku ikut tim ransel deh. Ini liburan yang menyenangkan ya apalagi jika bisa camping, liburan ke pantai, wow healing bangettt deh bagiku. Terus internetnya stabil lebih mantaps lagi
ReplyDeleteSaya kok penasaran dengan toilet sementaranya hihi .... apakah tertutup sama sekali atau terbuka bagian kepalanya? :D
ReplyDeleteApapun itu .... destinasi wisata dalam negeri patut jadi prioritas ya, Mbak.
Sejak nonton film Perahu Kertas 2 aku selalu pengin camping di pantai macam Kugy dan Keenan. Tapi suamiku bilang “Memangnya kamu bisa pakai toilet sementara di tempat camping?” Hahaha langsung ciut nyaliku. Tapi sampai sekarang keinginan itu masih selalu muncul di benakku lho.
ReplyDeleteCakeep banget, kak Lia...OOTD yang menyatu dengan kearifan lokal.
ReplyDeleteAku juga sebenernya milih gunung, tapi belum pernah camping begini.. Rasanya iya, jiper banget kalo kudu ke toilet.
Semoga ntar kalau anak-anak uda dewasa yaa.. bisa diajakin berpetualang dan tetap terhubung cantik dengan internet lancar IndiHome buat booking segala persiapannya.
Seru banget deh bisa mudik ke Tulungagung ya. Lengkaaap tempat wisata alamnya. Yang begitu tuh yang dipengen. Tapinya iya, yang sering jadi kendala mudik ke tempat kayak gitu adalah internet. Kita yang hidupnya dan juga kerjaannya di bidang konten mah susah tanpa internet. Tapi kalo pake IndiHome sih percaya, di mana sja internet ngebut gak masalah.
ReplyDeleteKe Tulungagung dengan gembira dan pekerjaan tetap lancar kalau memiliki jaringan internet yang bagus.
DeleteLangsung sat set sat set, konten apapun segera jadi.
Seneng lihat pantainya. Eksotis dan bersih, bikin betah kayaknya sambil nungguin sunset atau sunrise ya, Teh. Kalau maen jauh apalagi ke alam ini juga konon menguji mental dan karakter kita. Seru juga sambil belajar santai menganggapi temen jalan biar tetep enjoy
ReplyDeleteKereen mb lid....campingnya seruu duh aku juga belum pernah ke tulungagung mbaa....
ReplyDeleteFoto di pantai cakeep mba, masukin bucketlist buat dikunjungi aahh (www.gustiyenifamtrip.com)
panteainya cakep banget, tulungagung punya banyak destinasi alam dan sejarah ya, btw kalo ngukutin mak lidya orangnya suka olah raga ya..lari, sepedaan ma naik gunung..seru ngikutin cerita mak lidya
ReplyDeleteInspiratif yaa, kak.
DeleteRasanya kalau setiap hari sudah olahraga, jadi staminanya oke banget. Dan ditambah lagi wisata di alam dan camping ceria. Internet cepat memang bikin kualitas hidup semakin baik.
Belum pernah ke Tulungagung nih. Bareng yuk mbak Lid.. ketemu di sana. Kan mbak Lidya udah pernah ke sana tuh..bisalah ngeguide si paling gak pernah ke daerah Jawa ini hahahahha
ReplyDeleteAhaa pendakian 1 jam tapi terbayar oleh suasana kemping disana yang menyenangkan sekali. Aku cuma lewat aja ke Tulungagung belomm explore daerah sana. Btw aku gagal pokus sama kain tenunnya atulaaah.
ReplyDeleteSaya orang Jawa Timur tapi baru sekali ke Tulungagung, hehehe. Pantainya emang bagus sih, cuma belum pernah ke gunungnya. Jaman dulu kalau bepergian gak mikir internet, dsinyal pun agak susah setelah sampai di daerah. Tapi jaman now, internet penting, untungnya provider juga makin jempolan.
ReplyDeleteMau menikmati alam yang indah, ketangguhan fisik harus diperhatikan juga ya .... masya Allah-nya, di ujung perjalanan bisa melihat keindahan alam.
ReplyDeleteMemang nyaman sekali ya rasanya ke suatu tempat yang bukan kampung kita tapi di sana kita merasa diterima karena keramahan warganya.
ReplyDeleteCerita perjalanan orang-orang selalu menarik. Memang butuh internet stabil dalam urusan booking tiket/penginapan, dan sebelumnya: dalam mencari informasi.
ReplyDeleteSeru banget ya Lidya acara campingnya. Ini benar2 sensasinya ok banget. Di gunung dan dekat pantai, aku belum pernah nih, boleh juga suatu hari
ReplyDeleteanak pantai merapat, hehe.. sebenernya mau ke gunung atau ke pantai sama-sama serunya tapi kalo disuruh milih, aq lebih milih ke pantai kak. btw aq yang tinggal di Lamongan belum pernah berkunjung ke Tulungagung, kayaknya harus disegerakan nih.
ReplyDeleteTernyata Tulungagung punya banyak destinasi wisata ya, jadi pingin jalan2 lagi pasca pandemi ini
ReplyDeleteSeumur-umur baru sekali lewat Tulung Agung, lewat doang sih, hehehe.
ReplyDeleteCuman sempat ke waduk apaaa gitu dulu, padahal wisata pantainya lebih menarik ya :)
Baca tulisan sama liat foto ini jadi kangen perjalanan ke sana. Ditambah aku pertama kali nyobain naik kereta jauh dan dapat dibayangkan bagaimana noraknya pas ngintilin mbak lid. Gak bisa jauh takut ilang. Ahahaha.
ReplyDeleteInternetan jaman sekarang ini udah jadi nyawa kedua. Apa apa serba digital. Belajar dan bekerja saja lalu ga ada internet wah gak maskimal ya jadinya
ReplyDeletePantainya masih alami ya mbak, wisata pantai emang gak pernah ngebosenin deh, ada aja spot cantik buat foto-foto, kapan² mampir pantai coro aahh
ReplyDeleteTulungagung memang okee ya Lia.. aku belum pernah nih mampir ke sini ya dan kayaknya oke juga ya
ReplyDeleteKota Tulungagung emang gak ketulungan cantiknya... Saya paling suka pantainya... Gak ada duanya! Sama seperti indihome, gak ketulungan stabilitasnya. Sejak awal memutuskan abonmen indihome, hingga saat ini, gak ada komplain sama sekali.
ReplyDeleteTulunggagung pernah ke sana, wilayahnya asri bahkan pantainya bagus buat destinasi wisata alam bersama keluarga berbahagia.
ReplyDeleteAku suka dua duanya deh
ReplyDeletekalau sama keluarga aku mah asyik asyik aja - nah pak suami yang suka ga asik kalo "seadanya" he he...
Tulungagung indah banget ya pantainya, one day jadi destinasi impian deh
Ide menarik nih, mbak, buat yang tidak punya kampung tapi pengen berlibur atau jalan-jalan. Baru tahu lho, kalau Tulungagung ternyata punya tempat wisata seru begini, jadi ingin coba main-main ke situ. Semoga bisa nanti, aamiin
ReplyDeleteTeam ransel mba tapi sejak punya anak jadi team koper heheee
ReplyDeleteAku kalau baca nama Tulungagung inget sama Bobocu, anak muda yang melejit di tiktok gara2 videonya cosplay Hwang In Yeop di drama True Beauty :D
ReplyDeleteBtw aku pernah nih diundang famtrip ke Tulungagung, sebelum pandemi, sebagai vlogger. Tapi aku belum bisa waktu itu. Jadinya pas dapat cerita dari teman-teman yang berangkat, Arief Pokto dan Khairul Leon pada ke sana, aku ikut menikmati ceritanya. Ternyata objek wisatanya banyak ya mbak.
Loh baru tau kalau Bobocu dari Tulungagung.
DeleteKontennya bagus-bagus tuh, ternyata anak negeri Jatim juga ya, bukan cuman wisata alam, tapi juga anak muda berbakat ada di sana :)
setuju, traveling sekeren apapun tak kan berarti tanpa internet lancar
ReplyDeletekarena kita bisa berselancar untuk komunikasi, mencari sasaran dll
beruntung jaringan IndiHome sudah menyebar lengkap di Indonesia ya?
Mau kemana pun campingnya, gak bakalan senewen deh karena internetnya ini nih stabil yang mendukung. Sehingga momen berkesan pun tidak akan terlewatkan
ReplyDeleteTim ransel kaya dirimu aja deh ke pegunungan, pemandangannya indah banget pastinya, apalagi didukung internet lancar dan stabil. Bisa live buat ngajak healing online hehe
ReplyDeleteAku belum pernah ke Tulungagung nih Mbak, wisata alamnya beragam ya dan indah banget pemandangannya.. langsung pengen ngestory deh lihat pemandangan indah...kudu kencang internetnya kayak Indihome
ReplyDeleteSudah lama saya tidak main ke Tulungagung, biasanya kesana kalau nonton bioskop aja atau singgah di bakso Lempung yang terletak diperbatasan Blitar - Tulungagung. Ternyata ada candi Coro yang indah banget pemandangannya ya mbak. Seru pastinya bisa berwisata disini.
ReplyDeleteWah kalau main ke gunung atau pantai sepertinya saya lebih pilih pantai. Karena saya tinggalnya di desa jadi saya pilih koper saja deh hahaha
ReplyDeleteSeruu banget ini mba Lid.
ReplyDeleteKulinernya juga enak2 di T.Agung.
kediri dan T.Galek juga kota paporit aku
Wah, jadi kangen camping lagi nih.. Dulu terakhir camping sama keluarga besar di villa puncak deket rumah.. Selama pandemi camping di halaman rumah sama keluarga besar.. Seru juga sih, bisa kumpul semua anggota keluarga besar dari nenek hingga cucu dan cicitnya.. Hehee,,
ReplyDeleteWiih adem ya Mbak di Tulungagung? Aku kayaknya belum pernah nih buat jalan-jalan mengkhususkan buat ke Tulungagung. Sepertinya bagus nih buat dijadikan referensi.
ReplyDeleteWah, asyiknya camping Mbak. Tulungagung ternyata menarik ya. Dari gunung sampai ke pantai, semua cantik sekali kelihatannya. Jadi ingin ikut menjejakkan kaki di sana. Momen-momen seperti ini yang kelak dirindukan ya Mbak. Dokumentasi online pun jadi penting. Asalkan internet aman, semua lancar..
ReplyDeleteWah iya, Tulungagung punya banyak pantai cantik mbak
ReplyDeleteAsyik ya bisa camping di situs bersejarah
Tentunya saat jalan jalan gini harus didukung dengan sinyal internet yang lancar ya mbak
Wah serunya jalan jalan ke Tulungagung. Ternyata jalan jalanpun perlu jaringan internet yang stabil ya? Supaya perjalanan jadi nyaman. Asiik.
ReplyDeleteDuh aku jadi ingat kepengen juga camping sama keluarga deh. Seru juga ya camping ke sini :)
ReplyDeleteSeru bisa camping kaya gini, semua rasa lelah akibat pendakian terbayar dengan keindahan alam yang disajikan gearis oleh Sang Maha Pencipta
ReplyDeleteSeru banget kalau kemping.... rasa lelah akibat pendakian terbayar dengan alam yang tersaji indah
ReplyDeleteDulu kalau perjalanan darat ke Kediri (mudik), kadang singgah Tulungagung. Singgah doang alias lewat doang. Ternyata di sana ada tempat menarik yaaa. Wah semoga bisa ke sana. Penasaran sama candinya.
ReplyDeleteAku pernah di pantai Gemah. Dulu masih bagus, sekarang udah ga secantik dulu. Tulungagung wisatanya masih alami, cuma masih butuh dukungan ekstra untuk mempercantik wisatanya
ReplyDeleteWah seru sekali traveling ke Tulungagung di sana banyak pantai juga yang indah
ReplyDeleteAku dah lama banget ga kemahan gitu terakhir SMP wkwkwk itu juga acara sekolah. Semoga aja bisa camping bareng sama anak-anak ke Tulungagung. Btw suka banget kain tunik nya euy.
ReplyDeleteAku pertama kali ke Tulungagung naik bus Bagong rame-rame sama teman blogger. Hihi. Seru.
ReplyDeleteBtw Aku sekeluarga belum kesampaian nih untuk camping. Smeoga next bisa camping.
Mauuu ikuuttt diajakin ke Tulung agung mba Lidya, aku suka sama foto2 kainnya, jadi kepikiran pengen foto2 kain seperti itu.. seru banget campingnya mbaaa
ReplyDeletewah saya yang tinggal di sidoarjo yang notabene dekat dengan tulungagung malah belum eksplore kesana, hanya beberapa tempat saja. Saya juga belum ke pantai coro, bagusnya mbka viewnya, jadi ingin kesana juga
ReplyDeleteIkuuttt mba Lid, kalau camping2 gini seru kalau ramai2 yaa... jadi inget zaman masih persami di sekolah.. kapan ah mampir Tulungagung..
ReplyDeleteTerima kasih sudah berkunjung dan berkomentar. Mohon maaf semua komentar di moderasi ya